1 Chapter 1

"Memang itulah

cinta... Tidak dapat dipisahkan dari tingkat keakraban dan intesitas

menghabisakan waktu bersama. Meskipun orang itu adalah kakak kandungku sendiri"

Namaku fikri,

sejak aku SMA aku tinggal berdua bersama kakak perempuanku Rosa yang biasa aku

panggil kak ocha di sebuah rumah kontrakan. Sedangkan orang tuaku tinggal

dikota yang berbeda karena urusan bisnis.saat ini aku masih kelas 2 SMA

sedangkan kak ocha sudah kuliah semester tiga. Menurutku kak ocha cewek yang

sempurna. Sudah cantiik, baik lagi.idaman semua cowok deh pokoknya, termasuk

aku adeknya, hehe.. Setahuku kak ocha sekarang jomblo, soalnya dia tak pernah

bilang kalau dia sudah punya pacar lagi sejak putus dengan mantan pacarnya

dulu. Soalnya kalu ada apa-apa dia biasanya sering curhat padaku. Bahkan sampai

ngomongin urusan kuliahnya yang tentu saja aku tidak paham.

Meskipun kak ocha

sudah berapa kali pacaran sejak dia SMA dulu, tapi setahuku dia masih perawan.

Aku gak pernah periksa sih, tapi aku yakin saja kalau dia masih perawan.

Kesehariannya kalau dia sedang ngampus atau keluar rumah pakaiannya biasanya

selalu tertutup dan memakai jilbab, walau itupun kadang baju dan celanannya

agak ngetat juga. Tapi kalau dirumah jagan ditanya, pakaiannya sembarangan

amat. Sampai-sampai aku yang adeknya sendiri jadi nafsu melihatnya. Tapi yang

jadi masalah itu dia sering menggodaku dengan omongan dan ulah-ulah nakalnya.

Makin hari entah

kenapa aku makin terobsesi pada kakakku sendiri sampai menjadikan kakakku

sendiri sebagai objek onani, lagian salah sendiri sih sering menggodaku.

Apalagi dia seringnya pakek baju minim kalau sedang dirumah, bagaimanapun aku

kan laki-laki juga. Ada cewek cantik, seksi, dengan pakaian terbuka berada di

dekatku mau gak mau bikin si konti jadi ikutan berontak. Sebenarnya aku cukup

beruntung karena aku salah satu orang yang bisa melihat tubuh kakakku dalam

balutan pakaian minim begini. Orang lainnya ? yaitu teman-temanku yang sering main

kesini.

Tidak heran

ketika teman-temanku main kerumah mereka selalu terkagum-kagum melihat kakakku

yang  hanya menggunakan celana pendek

sepaha dengan kaos oblong. Sunguh beeruntung mereka dapat pemandangan segar

seperti itu  dirumahku. Kakakku sendiri

tiak terlalu peduli dan cuek saja dengan pakaiannya itu, bahkan bersikap ramah

pada mereka, meladeni obrolan juga candaan mereka. Sama sepertiku teman-temanku

yang aku dapatkan ini pikirannya sama ngeresnya denganku. Walaupun aku lebih

ngeres lagi karena nafsu sama kakak sendiri.

Saat ini salah

satu temanku Asep datang kerumahku. Katanya sih mau bikin PR bareng, tapi

seperti biasa, waktu kami lebih banyak habis karena main PS doang. Selain itu

diannya juga sekalian cuci mata kalau datang kerumahku.

Broo... bagi foto

kakak lo dong pintanya di sela-sela asik main game.

Untuk apaan ?

Kayak gak tau aja

loo..ya buat  bahan coli lah... hehe

katanya kurang ajar bicara begitu tentang kakakku

Kampret lo.. lo

minta aja sendiri kalau berani sana

Oke.. ntar deh

gue coba, lo gak marah kan ?

Kalau dia bolehin

gue sih gak masalah.. asal lo gak jepret dia diem-diem aja

Tok-tok-tok

terdengar suara ketukan di pintu kamarku.

Dek.. ajak

temennya makan dulu, nih udah kakak siapin makan panggil kakakku dari balik

pintu.

Iya kak bentar

sahutku, kebetulan aku juga sudah lapar dan bosan kalah mulu main game dari si

Asep.

Kamipun

menghentikan  permainan kami dulu untuk

makan. Ketika keluar, aku melihat kakakku hanya menggunakan tanktop putih dan

celana pendek merah muda. Duh, gak malu apa dia pake gituan. Aku yang adiknya

saja sampai berdesir darahku melihatnya apalagi temanku ini yang orang luar.

Benar saja, ku lihat ke sebelahku si Asep dengan tampang bloonnya melongo

melihat penampilan kakakku, untung saja si Asep masih bisa menguasai kondisi.

Udah makan kak?

Bareng yuk kata Asep basa-basi.

Belum sih..

kalian aje deh yang makan duluan jawab kakakku sambil masih sibuk membereskan

dapur.

Bareng aja yuk

kak sini.. ntar demo loh cacingnya, hehe..

Hmm.. iya deh

setuju kak ocha akhirnya ikut makan bersama kami. Aku perhatikan si Asep ini

curi-curi pandang ke arah kakakku yang tepat duduk di depannya. Sialan ni

kampret matanya.

Kakak yang bikin

yah? Tanya Asep.

Iya, kenapa dek?

Gak enak ya?

Enak kok, enak

banget malah.. bikin nafsu

Bilang nafsu kok

liatin kakak sih, ayo.. gak mikir yang macem-macem kan? Pancingnya. Mulai deh

kakakku nakal -.-

Gak kok kak, kan

maksudnya nafsu makan, bukan nafsu yang lain.. duh beruntung banget yah si

fikri punya kakak cewek yang seperti kakak, jadi iri Asep.. udah cantik, baik,

bisa masak lagi hehe.. kak ocha tertawa renyah mendengar godaan temanku yang

cabul ini.

Hihi.. bisa aja

kamu, ya udah.. kalau gitu habisin yah, jangan dibuang-buang loh makanannya

Sip kak, gak

perlu disuruh itu mah

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah makan,  kamipun melanjutkan lagi membat PR yang belum

selesai tadi. Kali ini kami mengerjakannya diruang tengah, sambil nonton acara

tv yang menayangkan film alay yang gak mutu ini. Ya.. ku tonton juga kerana

pemerannya artis idolaku. Ku perhatikan dari tadi kakakku sering amat

mondar-mandir kesana kemari. Maksudnya apa coba ? tebar pesona ? bikin aku dan

Asep teralihkan fokus saja, bahkan sampai gak ngeliat adegan pelukan barusan

karena pandangan mata kami berubah fokus, malah melihat ayunan bongkahan pantat

kakakku dari belakang. Akhirnya menjelang magrib barulah semua PR ini selesai,

jadi lama amat slesainya gara-gara kami masih saja kebanyakan nyantainya dari

pada bikin PR.

Kak, si Asep

pulang dulu nih.. teriakku sambil mengantar si Asep ke depan rumah saat itu kak

ocha sedang berada di kamar mandi.

Pamit pulang dulu

kak.. kata Asep berteriak pamitan.

Iya.. hati-hati

yah.. jangan bosan main ke mari kawab kakakku juga berteriak dari dlaam kamar

mandi.

 Eh,

ngomong-ngomong lo gak jadi minta foto ke kakak gue? Tanyaku pada si Asep saat

kami didepan rumah.

Udah kok tadi,

hehe

Kapan emang?

Tanyaku heran karena tidak mengetahuinya, diam-diam aja nih anak kampret.

Itu.. waktu gue

ambil minum tadi itu lho.. hehe

Diam-diam aja lo ya.. sialan lo.. udah sana lo pergi

kataku sambil mengayunkan kakiku seperti menendang ke arahnya. Dengan

tertawa-tawa dianya menghindar dan pergi dari hadapanku.

avataravatar
Next chapter