7 Memanggilku Nona

"Ars, bawa dia ke beskem belakang.. biarkan dia istirahat sebelum memulai pekerjaannya."

"Saya mengerti, tuan.."

Ars mengangguk patuh lalu menatap Naya dengan tatapan yang seperti biasanya.

'Oh Tuhan, tidak bisakah mereka berperilaku sedikit sopan saja?'

Dengan malas Naya mengikuti langkah kaki Ars dari belakang menuju beskem, dia pergi tanpa memberikan bow atau pun mengangguk kan kepala.

***

Di dalam ruangan kerja itu saat ini hanya ada Rendra dan Bianca, sepasang kekasih yang saling mencintai.

Sebentar lagi mereka akan menikah, namun Rendra sangat tidak suka jika wanita yang ia cintai mendapatkan perubahan drastis dalam bentuk tubuh.

Misalnya saja seperti gemuk, dia tidak menyukainya. Bahkan saat itu Rendra pernah mengatakan jika Bianca tidak boleh hamil, kehamilan hanya akan merusak tubuh indahnya.

Jangankan hamil, Bianca di tuntut harus bisa menjaga keseimbangan berat badan idealnya, jangankan naik satu kilo, naik satu ons saja sudah pasti Rendra akan mengetahuinya.

Dan sudah pasti dia akan menyuruh Bianca untuk diet.

"Sebentar lagi kita akan menikah.. dan kau tidak ingin aku hamil, lalu bagaimana saat publik mempertanyakannya?" ucap Bianca sembari melepaskan dress-nya.

Sofa lipat itu terhampar luas membuat keduanya bebas bercinta.

"Tidak perlu khawatir, aku sudah menemukan seseorang yang akan melahirkan anak kita."

Bianca memejamkan kedua matanya saat Rendra menyetubuhinya, "Aku tidak suka melihat wanita yang ku cintai menjadi gemuk.."

"Bagaimana pun, tetap saja anak itu bukan darah daging ku.. Aaah.." dia mulai menikmati permainan indah seorang Rendra yang sangat pandai membuatnya serasa terbang keatas awan.

"Siapa pun ibunya, tetapi faktanya akulah yang ayah biologisnya.."

Rendra mempercepat tempo permainannya hingga membuat Bianca seperti kalang kabut, tak kuasa menahan kenikmatan yang mencabuki nya, dia mendesah dengan sedikit keras.

Hingga akhirnya Rendra menarik keluar kejantanannya saat cairan kental miliknya menyembur keluar, dia membuangnya tepat diatas perut Bianca.

Usai bercinta mereka segera membersihkan diri, kebetulan di dalam ruangan kerja itu ada bath room.

***

Ars menunjukan sebuah kamar yang ada di lantai dua, "Ini kamar anda, nona.."

"Hm, kenapa kau masih memanggilku dengan sebutan nona? Aku kan hanya pelayan disini."

Namun Ars tak menjawabnya, dia hanya diam dengan memandang dingin padanya.

"Hei, kenapa diam? Ayo dong jawab pertanyaanku.." protes Naya dengan kesal.

Tetapi Ars hanya menggerakkan tangannya dengan sopan menuju kamar tersebut, "Silahkan nona istirahat, pekerjaan nona akan dimulai setiap malam jam delapan."

"A- apa? Pekerjaan seperti apa itu?" kesal, dia melangkah masuk dan membanting pintu sekuat mungkin.

Dirinya hampir lupa jika si tuan muda bejat itu memintanya untuk melahirkan seorang anak, sebagai Budi balasan karena telah menyelamatkannya.

Naya merebahkan diri di atas ranjang kemudian menatap langit-langit kamar, merasai empuknya ranjang yang sedang ia tempati.

'Bagaimana bisa semuanya menjadi seperti ini? Gara-gara mabuk di bar malam itu.. dan sekarang semuanya sudah menjadi kacau..'

"Aaah!!" guling-guling, "Kesucianku yang berharga kenapa harus dia yang merenggutnya sih?!" kesal.

Segera dirinya bangun dan beranjak ke lemari pakaian yang cukup besar, ingin lihat ada pakaian seperti apa disana.

"Tidak buruk, rupanya pria jahat itu memiliki selera fashion yang baik.." mengecek satu persatu pakaian itu, ada dress, kemerja, kaos, pakaian pesta, lengkap.

"Hah, dasar pria jahat! Apakah ini tempat dia menyimpan seribu wanita untuk memuaskan nafsunya?"

avataravatar