1 KENCAN BUTA

Gina Yulia Atmaja adalah seorang gadis cantik yang baik hati. Namun karena sikapnya yang dingin dan acuh tak acuh dia selalu dikatakan gadis sombong.

Gina tinggal sendiri di apartemen miliknya setelah hampir 3 tahun meninggalkan kediaman ayahnya, yang telah menikah lagi setelah bercerai dengan sang ibu. Ibunya sendiri tinggal diluar negeri bersama kakeknya, karena Gina ingin tinggal negara ini jadi dimutuskan untuk tinggal sendiri.

Setiap pagi Gina rutin melakukan jogging di taman dekat apartemen miliknya sebelum pergi ke kantor.

Pagi itu sebelum dia mulai jogging, tiba-tiba ponselnya bordering

Drrt drrt drrt

Dilihatnya dilayar ponsel tertuli nama kakek dari sang Ibu, yaitu Dirga Sanjaya

"Halo, selamat pagi kek. Bagaimana kabar kakek?" sapa Gina begitu dia menerima panggilannya

"Pagi Gina kakek baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik-baik saja. Ada apa kakek menghubungiku pagi-pagi begini? Aku baru akan pergi untuk jogging?" Tanya Gina sambil berjalan keluar dari apartemen

"Begini, kakek mau kamu menemui cucu dari teman kakek sore ini. Dia pria yang baik dan juga mapan. Dia baru saja kembali ke negara A" kakek Dirga menjelaskan

"Perjodohan lagi? Sampai kapan kakek akan terus mempertemukan ku dengan laki-laki. Aku pasti akan segera menemuka calon pendamping ku sendiri" jawab Gina sambil memijat pelipisnya.

"Kamu ini selalu saja itu jawabanmu. Sampai kapan kamu akan terus sendiri? Sejak kam ditinggalkan Riko, kamu tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun. Kamu harus mulai membuka hatimu untuk pria lain. Sudah hampir 3 tahun berlalu semenjak kejadian itu, apa lagi yang ingin kamu tunggu?"

"Sudahlah kek, tidak perlu membahas masa lalu! Baiklah aku akan menemui pria pilihan kakek. Aku ingin lihat kali ini pria seperti apa yang kakek pilih untukku" kata Gina dengan sedikit mengejek.

"Kali ini kakek yaki kalian pasti akan sangat cocok. Dia dewasa dan tampan. Dia juga cerdas dan beribawa. Kau tidak akan menyesal bertemu dengannya.

"Baiklah kek, aku akan menemuinya nanti. Sekarang aku tutup teleponnya karena aku mau pergi jogging, ya kek?" tanya Gina dengan nada sedikit merayu sang kakek.

"Baiklah, nanti kakek akan menghubungimu lagi untuk memastikan apakah kamu bertemu dengannya atau tidak" kata sang kakek dengan tegas

"Baik kakek sampai jumpa lagi, bye!"

"Ih selalu saja perjodohan. Aku ini masih terbilang muda, baru 29 tahun. Tapi kakek selalu sibuk dengan perjodohanku"

Gina mulai jogging sambil menggerutu dengan ekspresi wajah yang berubah-ubah. Dari jauh seorang pria tanpa sengaja memperhatikannya.

"Gadis yang lucu. Dia berlari dengan ekspresi kesal seperti itu"

Dia tersenyum di dalam mobil saat melintasi sang gadis memalingkan sejenak pandangan dari laptop dipangkuannya.

"Tuan, kakek anda mengatakan bahwa ana memiliki janji temu dengan cucu dari teman beliau pada sore hari nanti. Beliau sudah mengatur sebuah restoran agar anda dapat bertemu dengannya" kata Hendri sang asisten

"Hmm baiklah kita lihat saja nanti. Sekarang kita temui dulu Steve dan Mario" katanya sambil kembali menatap laptop miliknya.

"Baik tuan"

Hendri terus melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju kediaman Mario, salah satu teman dari majikannya.

Gina yang selesai jogging kembali ke apartemen dengan badan penuh keringat. Ketika dia hendak mandi ponselnya kembali bordering

Drrt drrt drrt

Kali ini telepon berasal dari seorang teman yang kini berada diluar negeri

"Halo Gina, bagaimana kabarmu?" kata Angel, teman baik Gina satu-satunya

Gina sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya

"Aku baik, tapi bisakah kamu tidak berteriak? Telingaku yang baik-baik saja bisa tuli dalam sekejap karena teriakanmu itu!" kata Gina dengan nada bicara yang sedikit mengejek

" Baiklah, maaf maaf aku terlalu bersemangat karena merindukanmu! Aku akan berkunjung ke Negara A hari ini. Bisakah kamu menjemputku dibandara?"

"Kamu akan kesini? Berapa lama kamu disini? Kapan kamu tiba?" tanya Gina begitu antusias

"Hei-hei, bisakah bertanya satu persatu? Aku akan tiba disana petang. Mungkin kamu bisa menjemputku jam 7 malam"

"Baiklah aku akan kesana. Tapi sore ini aku harus menemui sesorang terlebih dulu" nada suara Gina sedikit melemah

"Hah? Kamu akan ikut kencan buta lagi? Pria seperti apa kali ini?"

Angel terdengar begitu antusias.

"Kata kakek dia adalah cucu dari temannya. Entahlah pria seperti apa dia aku tidak bertanya"

"Baiklah baiklah. Kamu bisa menemuinya terlebih dahulu dan nanti ceritakan padaku seperti apa dia"

"Baiklah sampai jumpa nanti. Aku harus bersiap ke kantor"

"Oke, bye"

Mereka mengakhiri sambungan teleponnya dan Gina segera bersiap untuk pergi ke kantor

Setelah dia tiba dikantor, dia melihat semua pegawai cukup sibuk dan membuatnya penasaran

"Apa yang terjadi? Kenapa semua orang terlihat sibuk?" tanya Gina pada salah satu officeboy

"Manajer Gina besok direktur baru akan datang. Dia cucu dari direktur sebelumnya dan dia juga baru kembali setelah cukup lama tinggal diluar negeri" kata officeboy dengan sopan

"Oh begitu. Terima kasih"

Gina meneruskan langkahnya menuju ruangannya. Karena in awal pecan jadi pekerjaannya tidak terlalu banyak. Gina hanya memeriksa beberapa dokumen perencanaan saja. Tanpa terasa waktu bergulir dengan begitu cepat. Kini sudah saatnya bagi dia untuk pulang dan menemui pria kencan buta yang telah kakeknya pilihan kali ini

Drrt drrt drrt

Gina langsung menerima panggilan sang kakek

"Halo Gina, kamu sekarang dimana? Jangan bilang kalau kamu tidak bisa datang" kata kakek yang langsung bicara begitu panggilannya terhubung

"Aku baru saja tiba kakek, ini aku sedang mencarinya" jawab Gina yang baru turun dari mobil dan berjalan memasuki restoran yang telah di sepakati

"Oh bagus kalau begitu, kakek matikan teleponnya" Kakek Dirga langsung mematikan teleponnya setelah selesai bicara

"Ish kakek ini!"

Gina melenggang masuk ke dalam restoran dan terlihat seorang pri yang tengah duduk dengan setelan jas putih yang begitu elegan dan sangat pas ditubuhnya dengan secangkir kopi ditangannya

Dari caranya duduk dengan posisi badan yang tegap dia terlihat beribawa dan gagah. Kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis serta alisnya yang tebal menambah kesan indah bagai lukisan

Gina berjalan mendekatinya

"Permisi apakah anda Tuan Yudha? Saya Gina" sapa Gina ketika tiba di meja Yudha

"Gadis ini gadis yang tadi pagi kulihat ketika dia sedang jogging" kata Yudha dalam hati, diapun tersenyum dan mempersilahkan Gina duduk

"Silahkan duduk dulu. Kamu mau pesan apa?" tanya Yudha kepada Gina dan tangannya melambai memberikan isyarat kepada pelayan untuk mendekatinya

"Saya pesan latte 1 ya" kata Gina datar tanpa melihat buku menu terlebih dahulu

"Baik ditunggu pesanannya"

Pelayan pergi meninggalkan mereka berdua

"Pria ini entah kenapa aku merasa nyaman dan tidak perlu bersikap waspada didepannya"

avataravatar
Next chapter