41 JIKA KALIAN TIDAK INGIN BERURUSAN DENGANKU MAKA MEJAUHLAH DARIKU

Siska memandang Gina dengan penuh kemarahan, tanpa sengaja pandangan mereka saling bertemu. Gina juga melayangkaan tatapan mata yang tajam. Gina terus menatap Siska selama dia berjalan. Yudha pun menyadari bahwa istrinya hanya melihat ke 1 arah yaitu dimana SIska dan Riko duduk. Diapun mengerti dengan apa yang dirasakan istrinya. Yudha mengelus lembut tangan Gina yang mlingkar ditangannya. Hingga Gina merubah fokusnya pada Yudha

"Tidak perlu menghiraukan mereka, cukup nikmati saja acara hari ini" kata Yudha dengan tenang dan pandangan mata yang tetap tertuju ke depan.

Gina tersenyum menanggapi perkataan Yudha

"Tentu. Ini adalah pestamu. Aku pasti akan menikmatinya dengan senang hati" jawab Gina kepada Yudha.

Mereka pun duduk di meja paling depan dimana Steve dan Mario telah lebih dulu duduk disana,Yudha menarik kursi disebelahnya untuk Gina duduk. Tentu saja itu membuat semua para tamu wanita menatap iri pada Gina. Tapi pasangan ini sama sekali tidak menghiraukannya

"Apa kamu sengaja tiba terakhir agar bisa mencuri semua perhatian dari pada tamu?" goda Steve pada Yudha dengan nada bicaranya yang sangat tenang

"Tentu saja. Sebagai bintang utama hari ini aku patut menjadi pusat perhatian di pestaku sendiri"

Yudha berkata dengan sangat tenang namun nada bicaranya penuh dengan kesombongan, sehingga membuat Mario dan Steve mencibir bersamaan

"Cih sungguh terlalu percaya diri. Sepertinya bukan kamu yang jadi bintang utama saat ini, tapi istrimu. Lihatlah ke arah para tamu"

Mario menunjuk dengan dagu yang diangkat sebagai petunjuk. Yudha pun mengikuti arah yang di tunjuk Mario, dia menoleh ke para tamu yang hadir, dan ternyata mereka sedang menatap Gina dengan tatapan yang berbinar penuh kekaguman. Sontak itu membuat mood Yudha memburuk dan tatapan matanya berubah menyeramkan penuh rasa mengintimidasi. Para pria yang menyadari tatapan membunuh yang Yudha berikan dengan segera memalingkan pandangannya dari Gina.

Acara pun dimulai. Yudha di panggil maju ke depan untuk memberikan sedikit sambutan sekaligus tanda bahwa pesta ini akan segera dimulai

"Terimakasih sebelumnya pada semua karyawan Kusuma Group yang telah mendedikasikan segala usaha dan kemampuannya untuk kemajuan perusahaan ini. Dan kepada para model kami yang telah bersedia bekerja sama untuk mempromosikan setiap produk yang kamu keluarkan. Tentunya juga saya berterimakasih kepada para vendor dan rekan bisnis lain yang telah bersedia bekerja sama dan mempercayai perusahaan ini. Karena saya baru disini dan belum tahu apa - apa jadi saya mohon bantuan dari semuanya. Saya tidak ingin berkata panjang lebar lagi. Agar semua dapat menikmati pestanya, lebih baik kita mulai sekarang. Tepuk tangan untuk kita semua. Terimakasih"

Yudha mengakhiri perkataannya dan kembali menyerahkan microphone ke tangan pembawa acara kemudian ia kembali duduk disamping Gina dan kedua sahabat baiknya

"Aku permisi pergi ke toilet dulu!" Gian berkata pada Yudha dan setelah dia mendapat izin dari Yudha.

Gina berdiri dan melangkah ke belakang untuk pergi ke toilet, namun Siska menahannya ketika Gina tidak jauh dari meja Siska

"Kak Gina, kakak cantik sekali hari ini. Aku tidak menyangkan kalau kak Gina ternyata dekat dengan atasan kakak sendiri. Bukankah dia belum lama tiba di negara ini? Bagaimana kakak bisa dekat dengannya sedangkan kakak hanya manger biasa saja?"

Siska tersenyum ketika dia mengira bahwa dia telah berhasil menyudutkan Gina

"Oh, itu karena proyek baru yang ku ajukan, sehingga pak direktur mengnalku. Jika kalian ingin pak direktur mengenal kalian maka kalian juga harus menunjukkan kinerja kalian di depan beliau. Jangan hanya menunjukkan tampang kalian saja" jawab Gina dengan tenang dan senyum acuh tak acuhnya, karena dia memang dikenal dengan sikap dingin dan acuh tak acuh.

Hampir sama dengan Yudha semua yang berniat menyudutkan Gina tidak dapat mengatakan apa - apa mendengar jawaban Ginaaa

"Permisi, aku mau pergi ke toilet dulu!"

"Tunggu kak!"

"Ah!"

Siska menarik paksa tangan Gina dan menyenggol orang lain yang memgang gelas jus disebelahnya, sehingga gaun yang Gina kenakan terkena tupahan air jus dari orang yang disenggol.

"Maaf kak, aku tidak sengaja. Biar aku bersihkan! maaf maaf"

Siska meminta maaf dengan wajah penuh penyesalan dan tangan terus mengusap gaun Gina yang kotor dengan tisu yang terletak di atas meja. Gina hanya diam kemudian tersenyum

"Hentikan!"

"Maaf kak, jangan marah, biar aku bersihkan!"

"Hentikan!"

Gina masih bicara dengan tenang dan nada suara yang rendah

"Aku benar - benar minta maaf kak!"

Siska masih tetap membersihkan baju Gina meskipun dia sudah memintanya berhenti

"Kubilang hentikan, aku tidak memintamu untuk membersihkannya!"

Gina yang tersulut emosi mulai meninggikan suara dan menatap Siska dengan tatapan tajam. Pandangan semua orang mulai tertuju ke arah mereka setelah mendengar bentakan Gina

"Aku benar - benar tidak sengaja melakukannya, aku hanya ingin berbicara denganmu saja, tapi kamu malah mengabaikanku hiks, hiks, hiks"

Siska memulai aktingnya untuk menarik simpati banyak orang. Gina hanya tersenyum menanggapi Siska.

"Gina, Hentikan!"

Riko berjalan dari balik kerumunan mendekati Siska yang sedang menangis

"Kenapa kamu sangat senang membuat keributan? Kamu selalu berusah mendapat perhatian semua orang. Sekarangpun sama. Apa kamu tidak bisa jika sekali saja tidak membuat masalah dengan Siska?"

Riko langsung menyalahkan Gina ketika melihat Siska menangis

"Apa kamu tidak salah dalam menyalahkan orang, hah? Tanya pada kekasihmu ini siapa yang membuat masalah dan mencari keributan!" Gina berkata dengan nada sinis

"Riko, jangan salahkan kakak. Ini salahku sehingga gaun mahal yang kakak kenakan jadi kotor"

Siska sengaja mengatakan itu sehingga semua orang berasumsi bahwa Gina marah karena gaunnya terkena jus

"Terserah kalian saja mau mengatakan apa! Itu urusan kalian sendiri"

Gina tidak menghiraukannya dan berbalik hendak pergi

"Jika kamu masih membenci Siska karena aku lebih memilihnya, maka aku meminta maaf padamu. Itu semua salah ku bukan salah Siska"

Gina menghentikan lamgkahnya dan tersenyum mencibir

"Cih lagi - lagi kamu membahas itu. Itu sudah tidak ada artinya lagi untukku. Kalian bisa hidup bahagia bersama jika kalian mau. Aku sama sekali tidak peduli dengan kebersamaan kalian"

Gina begitu tenang menjawab Riko dengan tangan yang disilangkan di dada

"Bisakah kalian tidak membahas itu lagi? itu sudah lama terjadi dan kurasa kalian hanya menyakiti kupingku yang mendengarnya saja! Apakah aku sudah boleh pergi sekarang?"

"Jika memang itu sudah tidak penting bagimu, kenapa kamu masih mambenci Siska?"

Pertanyaan Riko membuat Gina memberikan tatapan tajam padanya

"Melupakan bukan berarti memaafkan. Itu tidak penting bagiku tapi aku tetap tidak bisa melupakan setiap rasa sakit yang kalian berikan untukku. Apa menurutmu aku bisa memaafkan adik tiriku yang ternyata telah merebut kekasihku dan juga kasih sayang keluargaku begitu saja? Maaf tapi aku bukan malaikat yang bisa memafkan kesalahan orang begitu saja. Jika kalian ingin hidup bahagia, maka berbahagialah tapi jangan muncul dihadapanku. Aku muak melihat wajah kalian berdua!"

"Gina, kamu sungguh keterlaluan!" Riko berteriak pada Gina

"Lebih keterlaluan mana? Aku atau kalian? Jika kalian tidak ingin berurusan denganku maka mejauhlah dariku!"

avataravatar
Next chapter