12 JANGAN TERLALU SADIS JIKA KAMU BERBISNIS DISINI

Siang harinya Gina sudah lebih baik. Dia berjalan keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah menuju menuju ruang keluarga untuk mencari Yudha. Gina bertemu dengan bi Ani dilantai bawah.

"Selamat siang non, apa. nona mau makam sekarang? Tuan melarang saya membangunkan non. Karena itu, saya tidak membangunkan non untuk sarapan. Apa non sudah merasa lebih baik?" kata Bi Ani dengan penuh sopan santun. Dia senang, karena tuannya kini mau membuka hatinya untuk wanita lain

"Maaf, bibi ini?" tanya Gina yang tidak mengenal bi Ani

"Oh maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya bi Ani, pembantu den Yudha" Bi Ani berkata dengan begitu ramah

"Saya Gina bi. Bi, Yudha kemana ya? Apa dia pergi ke kantor?"

"Tidak nona, den Yudha ada diruang kerjanya. Katanya hari ini dia tidak akan pergi ke kantor. Hanya den Hendri saja yang pergi ke kantor"

Gina mengernyitkan dahi mendengar bi Ani memanggil Hendri den

"Den Hendri?"

"Iya, den Hendri itu selain asisten den Yudha, dia juga sepupunya den Yudha. Orang tuanya telah meninggal sewaktu dia masih kecil. Jadi dia dibesarkan oleh tuan besar bersama dengan den Yudha. Mereka tumbuh besar bersama. Saya telah mengikuti keluarga ini sejak lama. Jadi saya tahu betul bagaimana kedekatan mereka berdua" Bi Ani menjelaskan dengan senyum ramah

"Rupanya kamu sudah bangun. Apa kamu sudah merasa lebih baik"

Gina seketika menoleh kebelakang, dimana sumber suara itu berasal. Terlihat Yudha dengan pakaian casualnya, berjalan dengan gagah dan berwibawa. Sebelah tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Rambutnya yang masih basah membuatnya terlihat segar. Yudha berjalan mendekati Gina, kemudian memegang dahinya untuk kembali memastikan kalau demamnya sudah benar - benar hilang

"Aku sudah merasa jauh lebih baik" jawabnya dengan tersenyum manis

"Apa kamu lapar?" katanya kepada Gina dan dibalas dengan anggukan kepala

"Ayo kita makan bersama! Bi tolong siapkan makanan"

Yudha beralih pada Bi Ani setelah Gina menyetujui untuk makan bersama

"Baik den" jawab bi Ani kemudian berbalik dan melangkahkan kaki kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan

Yudha dan Gina duduk di ruang keluarga dan menonton televisi, selama menunggu bi Ani menyiapkan makan siang

"Yudha, kenapa kita tidak berangkat ke negara C hari ini?" kata Gina dengan memicingkan mata

"Karena aku ingin hari ini kamu beristirahat" kata Yudha dengan nada lembut

"Aku sudah merasa lebih baik"

"Tidak, kita berangkat besok saja. Kalau kamu sudah merasa lebih baik, aku ingin membawamu ke butik milik kenalanku. Kita cari gaun pernikahan untukmu"

"Tapi aku tidak mau pesta yang terlalu meriah. Aku hanya ingin kita resmi menjadi suami istri tanpa menghebohkan dunia bisnis. Cukup keluarga dan sodara terdekat saja yang kita undang untuk menjadi saksi kita" kata Gina dengan nada yang manja

"Baiklah jika itu maumu. Kita hanya akan mengadakan perjamuan makan malam keluarga setelah akad nikah kita" kata Yudha dengan nada bicaranya yang tenang. Dan dibalas dengan anggukan dan senyum manis dari Gina

"Den, makan siangnya sudah siap"

Bi Ani mendekati mereka dan Yudha memberi anggukan pada bi Ani

"Ayo kita makan siang dulu!" ajaknya kepada Gina sambil berdiri dengan mengulurkan tangan dan Gina menyambutnya dengan senyum manis dan berjalan bersama menuju meja makan

Setelah selesai makan dan bersiap, Yudha membawa Gina pergi ke butik Maria. Butiknya terletak di pertokoan pusat kota. Membutuhkan waktu sekitar 1 setengah jam dari rumah Yudha. Yudha sendiri yang mengendarai mobil, karena Hendri sedang pergi ka kentor untuk menghendel pekerjaan Yudha. Mereka hanya diam selama dalam perjalanan hingga tanpa terasa akhirnya mereka tiba disebuah pusat pertokoan. Setelah Yudha memarkirkan mobilnya, dia keluar dan berjalan ke pintu mobil yang satunya untuk membantu Gina membukakan pintu

"Kita sudah sampai! Ayo turun, ini butiknya" kata Yudha sambil mengulurkan tangan

"Terimakasih" Gina menerima uluran tangan Yudha dan turun dari mobil

Gina dan Yudha berjalan beriringan menuju butik. Dengan paras tampan dan tubuh tingginyaz sangatlah wajah jika dia menjadi pusat perhatian. Terlebih cara berjalan yang gagah membuat orang lain terutama para gadis enggan untuk mengalihkan pandangannya walau hanya sedetik. Semua orang terlihat kagum dan terpesona pada ketampanan Yudha. Gina menyadari tatapan setiap orang pada pria disebelahnya ini. Diapun akhirnya menoleh ke sekitar, setelah itu memperhatikan Yudha dengan mengernyitkan dahi.

"Awas sebaiknya perhatikan langkahmu ketika melangkah, bukan malah merhatikan aku" kata Yudha dengan senyum menggoda ketika dia berhasil menahan Gina yang hampir terjatuh setelah tersandung

"Terimakasih. Aku hanya heran saja. Kenapa semua orang tak berhenti menatapmu?"

"Mungkin karena aku tampan?"

Yudha tersenyum dan mengangkat kedua alisnya secara bersamaan

"Ish, narsis!" Gina mencibir dan kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan Yudha yang masih terdiam sambil tersenyum dibelakangnya

Tring tring

Lonceng pintu butik berbunyi ketika pintu terbuka.

"Selamat siang, silahkan dilihat - lihat dulu!"

Seorang karyawati butik menyambut Gina ketika dia masuk.

"Tolong panggilkan kak Maria" potong Yudha kepada karyawati itu sebelum Gina berkata apapun

"Baik, silahkan duduk terlebih dulu" kata karyawati sebelum dia pergi meninggalkan Yudha dan Gina untuk memanggil Maria

Tak lama datang seorang wanita cantik yang terlihat dewasa dan anggun

"Ternyata kamu! Ku kira siapa tamu yang mengunjungi butikku" kata Maria dengan senyum ramah ketika berjalan mendekati Yudha yang sudah duduk di sofa bersama Gina

"Kapan kamu tiba disini? Ku kira kamu masih belum kembali kemari" sambung Maria

"Aku tiba beberapa hari yang lalu. Aku belum sempat mengunjungi keluarga besar kak Maria " jawabnya santai

"Kamu belum memberi tahukan Mario mengenai kepulangan mu?"

"Sudah, aku sudah bertemu dengan Mario dan juga Seteve"

"Dia tidak mengatakan apapun pada kami. Ku kira kamu sudah tidak ingin lagi menginjakkan kakimu di negara ini dan memutuskan untuk terus tinggal di luar negeri"

"Tidak, aku memutuskan untuk menetap disini dan meneruskan perusahaan kakek yang disini. Perusahaan yang diluar negeri sudah lancar dan cukup dengan ku pantau dari sini. Aku akan mulai mengembangkan perusahaan Kusuma yang ada di negara ini"

"Jangan terlalu sadis jika kamu berbisnis disini. Dan jangan mengusik bisnis keluarga temanmu" kata Maria menggoda Yudha tapi dengan nada bercanda

"Kakak tenang saja. Aku tidak akan mengganggu perusahaan keluarga dekatku, karena aku yakin mereka tidak akan mengusikku" jawab Yudha dengan senyum liciknya. Maria menanggapinya dengan senyum

"Oh iya, ada perlu apa kamu kemari dan siapa gadis cantik ini?" tanya Maria setelah menoleh pada Gina

"Tolong carikan gaun yang menurut kakak cocok untuknya. Dia adalah calon istriku. Besok aku akan pulang ke negara C untuk menemui kakek dan melangsungkan pernikahan disana"

avataravatar
Next chapter