37 ANDA SUNGGUH TIDAK MEMILIKI HATI

Gina tidak menghiraukan orang - orang yang berkerumun itu dan berjalan melewati mereka, namun langkah Gina terhenti ketika suara yang familiar terdengar berteriak memanggilnya

"Kak Gina!"

Gina berbalik dan melihat orang yang memanggilnya. Dia mengernyitkan dahi melihat gadis itu

"Untuk apa perempuan ular itu ada disini?"

Siska keluar dari balik kerumunan dan berjalan mendekati Gina

"Pagi kak aku kesini membawa undangan untuk hari pertunanganku dan ternyata aku juga malah mendapatkan undangan untuk acara yang diadakan besok oleh perusahaanmu"

Siska bicara dengan sangat sopan, senyum manis tak hilang dari wajahnya saat bicara. Gina menyeringai memperhatikan kartu undangan bewarna biru muda yang hendak SIska berikan kepadanya. Gina mengambilnya dan membolak balik undangan ditangannya tanpa membuka kartu undangan.

"Hmmm, minggu depan? Akan ku usahakan untuk hadir aku harus melihat jadwal kerjaku dulu, tapi terimakasih karena masih ingat untuk mengundangku"

Gina berkata dengan acuh tak acuh sambil sedikit mengangkat kartu undangan setelah di membaca bagian depan dan belakang undangan ditangannya

"Kenapa kakak bicara seperti itu? Tentu aku pasti akan mengundangmu karena kita ini kan satu keluarga"

Siska sengaja mengatakan satu keluarga karena semua orang memperhatikan mereka, Gina hanya sedikit tersenyum sinis karena tahu alasan Siska mengatakan itu, tentu saja untuk membentuk image baik untuk dirinya sendiri. Benar saja semua orang menaruh perhatian pada kata - kata Siska

"Jadi bu Gina memiliki saudara seorang model dan juga pebisnis seperti Siska?"

"Benar, aku tidak menyangka kalau Bu Gina dan Siska itu ternyata bersaudara. Mereka sama - sama cantik"

"Tidak heran kalau kita tidak mengira mereka bersaudara, mereka memilii sifat yang berbeda. Siska itu model yang ramah dan murah senyum, sedangkan bu Gina telihat kaku, serius dan sangat dingin"

"Kamu benar juga. Mereka sangat berbeda!"

Siska tersenyum penuh kepuasan setelah dia mendengar apa yang dibicarakan orang - orang.

"Jam kerja sudah mau dimulai. Aku harus pergi sekarang!"

Gina ingin segera pergi dari hadapan Siska. Dia takut tidak lagi dapat menahan diri dihadapan orang ini

"Oh baik. Kalau begitu aku pergi dulu kak. Jangan sampai kakak tidak hadir ya. aku akan menunggumu!"

Gina hanya tersenyum tipis menanggapi Siska kemudian melanjutkan kembali langkahnya menuju ruang kerja miliknya tanpa menoleh kembali ke belakang. Tanpa Gina tahu, Yudha yang kini telah ditemani Hendri disisinya memperhatikan perbincangannya dengan Siska

"Pagi pak direktur!"

Hampir semua karyawan menyapa Yudha dan ditanggapi dengan anggukan kepala tanpa senyum olehnya.

"Waaah tampan sekali. DIa penuh dengan karisma dan gaya berjalannya sungguh mendominasi "

Siska terpesona melihat ketampanan Yudha hingga dia juga berusaha mengambil perhatian Yudha dengan menyapanya ketika mereka saling berpapasan

"Selamat pagi!" sapa Siska dengan senyum termanis untuk mendapat perhatian Yudha

"Berhasil!" kata Siska dalam hati ketika Yudha menghentikan langkahnya dan menatapnya

"Apa kamu karyawan disini? Sepertinya aku tidak pernah melihatmu sebelumnya?" kata Yudha dengan sikap dingin dan nada bicara acuh tak acuhnya.

Semua orang dibuat terkejut dengan perkataan Yudha, termasuk Siska yang wajahnya seketika berubah suram

"Dia tidak mengenal Siska? Bagaimana mungkin? Sedangkan Siska cukup terkenal, wajahnya juga sering muncul baik di televisi maupun majalah. Bahkan majalah bisnis, karena dia yang di bicarakan akan mewarisi perusahaan Atmaja"

"Mungkin karena direktur kita telah tinggal lama diluar negeri, jadi dia tidak mengetahui berita lokal. Lagipula dia itu orang yang sibuk, jadi wajar saja jika dia tidak tahu mengenai dunia entertain"

"Tuan nona ini adalah model terkenal di negara ini. Dia juga ikut mengelola perusahan keluarganya" Hendri sedikit menerangkan pada Yudha

"Oh, maaf karena aku tidak mengenal anda"

Tak ada sedikitpun senyum ataupun raut wajah menyesal dari wajah Yudha

"Tidak apa-apa tuan"

Terlihat senyum terpaksa dari wajah Siska

"Saya permisi nona"

Yudha kembali melangkahkan kaki menuju ruangannya tanpa menghiraukan Siska

"Maaf nona, bos saya baru kembali dari luar negri sehingga dia tidak mengenal anda"

Hendri berusaha meminta maaf pada Siska karena menyadari susana disana tidak menyenangkan

" Iya, tidak masalah. Anda tidak perlu khawatir"

Siska kembali bersikap ramah pada Hendri, untuk menjaga citranya

"Kalau begitu saya permisi nona!Terimakasih"

Hendri meninggalkan Siska dan kembali mengejar Yudha setelah dia mendapatkan anggukan kepala dari Siska. Siskapun meninggalkan kantor Gina dengan suasana hati yang kurang baik namun tetap melangkah dengan senyum diwajahnya karena semua orang menjadikan dia pusat perhatian

"Siapa wanita tadi itu?"tanya Yudha kepada Hendri ketika mereka sedang berada didalam lift

"Tadi itu Siska, seorang model dan juga calon penerus keluarga atmaja sekaligus saudara seayah beda ibu nyonya"

"Jadi dia orangnya?"

Tatapan mata Yudha berubah tajam ketika Hendri memberitahukannya

"Tuan, bagaimana bisa anda tidak tahu Siska setelah meminta saya menyelidikinya berkali - kali?"

"Karena dia bukan orang yang penting dalam hidupku. Tidak perlu bagiku untuk tahu bagaimana wajahnya"

"Haaahh anda sungguh tidak memiliki hati nurani, tuan"

Sementara itu Siska berusha melampiaskan kekesalannya ketika dia berada di dalam mobilnya

"Aaahhh! Bagaimana bisa dia tidak mengenalku? Gina beruntung sekali bisa punya atasan yang tampan. Aku harus bisa bekeja sama dengannya. Sepertinya dia cukup berkuasa, dan ini akan sangat menguntungkan untukku maupun perusahaan Atmaja jika aku berhasil dekat dengannya"

Siska bergegas kembali ke rumahnya untuk bertemu dengan nenek juga ibunya dan menceritakan apa yang dia rencanakan

"Nenek, ibu! Kalian dimana?" teriak Siska begitu dia tiba dirumah keluarga Atmaja

"Ada apa? Kenapa kamu berteriak? Bukankah kamu pergi ke tempat Gina bekerja?" tanya Arin begitu dia mendengar teriakan Siska dan berjalan mendekatinya diikuti Riska dari belakang

"Aku sudah memberikan undangannya pada Kak Gina dan taraaa aku mendapatkan undangan dari perusahaannya untuk pesta penyambutan direktur mereka yang baru. Apa nenek dan ibu tahu dia tenyata pria yang sangat tampan dan ku dengar kalau dia juga sangat berkuasa" Siska menceritakan dengan sangat antusias

"Kamu benar. Keluarga Kusuma memang cukup berkuasa dan ku dengar perusahaan itu semakin berkembang setelah cucu dari Kusuma mengelola perusahaan. Ku dengar dia akan datang ke sini dan menggantikan posisi kakeknya untuk memegang kendali penuh atas seluruh perusahaan Kusuma. Tunggu, jangan - jangan yang kamu temui tadi adalah cucu dari Wijaya Kusuma? Jika kita bisa berhubungan dekat dengannya maka itu akan sangat menguntungkan bagi perusahaan kita" Arin menjelaskan dengan tenang pada Siska

"Nenek tenang saja. Aku pasti bisa dekat dengannya. Besok adalah kesempatan bagus untukku saling berkomunikasi dengannya"

Siska tersenyum sambil membayangkan wajah tampan Yudha

"Jangan lupa kalau kamu punya Riko dan akan bertunangan dengannya"

Riska mengingatkan putrinya agar tidak mengharapkan hal yang lain

"Ibu tenang saja aku hanya ingin berteman dengannya dan tetap bertunangan dengan Riko"

avataravatar
Next chapter