17 AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN SIAPAPUN MERUSAK KEBAHAGIAAN KITA BERDUA

Gina, mama Gadis dan kakek Dirga segera berangkat menuju KUA. Setibanya disana Yudha dan keluarganya juga sudah hadir.

"Ternyata kalian sudah tiba disini lebih dulu" kata kakek Dirga sambil tersenyum

"Itu karena kami sudah tidak sabar melihat cucu kami ini menikah" sahut nenek Julia

"Sudah - sudah, mari kita masuk!" ajak kakek Wijaya

Mereka semua masuk. Sebelumnya Hendri telah mendaftarkan pernikahan Yudha dan Gina jadi mereka sudah ditunggu penghulu

"Apakah mempelainya sudah siap?" tanya petugas KUA yang akan jadi penghulu mereka

"Sudah pak. Kita bisa mulai sekarang" jawab kakek Dirga

Ijab qabul akan dimulai, kakek Dirga sebagai wali dari Gina, menjabat tangan Yudha

"Saudara Yudha Arya Kusuma, saya nikahkan saudara dengan cucu saya Gina Yulia Atmaja. Dengan mas kawin satu set perhiasan berlian dibayar tunai" kata Kakek Dirga

"Saya terima nikahnya, Gina Yulia Atmaja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" jawab Yudha lantang

Gina terus menatap Yudha selama ijab qabul berlangsung

"Apakah pria ini yang akan membawa kebahagiaan padaku? Apakah pria ini yang akan mengakhiri segala kepahitanku selama ini? Apakah pria ini bisa jadi sandaran untukku? Bagaimanapun itu aku telah memilihnya. Aku akan berusaha jadi istri terbaik untuknya" kata Gina dalam hati disertai senyum getir dan tetesan air mata. Mereka kemudian menandatangani semua dokumen yang diperlukan.

"Akhirnya kita menjadi besan" kata kakek Wijaya sambil memeluk kakek Dirga

"Betul sekali hahaha"

"Gina, Yudha . Selamat ya, kami berharap kalian bisa hidup bahagia dan melewati suka duka bersama - sama" kata mama Gadis dengan linangan air mata.

Semua memberikan ucapan selamat secara bergantian.

"Sudah, sekarang kita pulang kerumah kami! Karena mereka belum ingin mengungkap tentang pernikahan mereka, jadi nanti malam akan di adakan makan malam keluarga untuk merayakan kebahagiaan mereka. Kami telah mengundang orang - orang terdekat untuk menghadiri jamuan nanti malam" kata kakek Wijaya

"Baiklah ayo!" kata kakek Dirga

"Permisi semuanya aku hanya ingin berdua dengan pengantin ku" kata Yudha dengan sikap acuh tak acuhnya sambil menarik tangan Gina dan pergi meninggalkan semua orang disana

"Kita mau kemana?" tanya Gina yang kini telah berada di dalam mobil Yudha

"Kita pergi ke hotel. Aku meminta Hendri untuk menyiapkan sebuah kamar hotel untuk kita"

Gina tertunduk malu mendengar perkataan Yudha

"Kenapa? Apa kamu belum siap menerimaku?" tanya Yudha dengan wajah datarnya

"Tidak. Aku telah memilihmu untuk jadi pendamping ku. Aku akan berusaha menjadi istri yang baik dan pantas disandingkan denganmu" jawab Gina dengan senyum tipis dibibir indahnya.

Tak berselang lama pasangan pengantin baru itu tiba disebuah hotel mewah bernama Grand Hotel. Ini adalah salah satu hotel milik keluarga Kusuma. Yudha turun dari mobil terlebih dahulu kemudian berjalan memutar ke arah lainnya untuk membantu Gina turun dari mobil. Mereka bergandengan tangan memasuki hotel.

"Selamat siang tuan. nyonya. Ini kunci kamar anda tuan" kata manajer hotel sambil menyarahkan sebuah kartu kunci. Yudha menerima kartu itu

"Apa semua sudah disiapkan?"

"Sudah tuan. Kamu sudah mengatur semuanya sesuai dengan apa yang tuan Hendri perintahkan"

"Bagus"

Yudha lanjut berjalan ke arah lift untuk naik ke kamarnya

"Apa kamu selalu menginap disini?" tanya Gina ragu – ragu

" Iya, kalau aku berkunjung ke negara ini. Aku selalu tidur disini sekalian mengecek hotel" jawab Yudha santai, akhirnya mereka tiba di lantai 15 kamar yang biasa digunakan Yudha

"Masuklah!" katanya setelah membuka pintu kamar.

Gina pun masuk dan melihat sekeliling penjuru ruangan Kamarnya begitu luas, ada sofa dan televisi, juga kulkas kecil. Tempat tidur yang luas dengan seprei serba putih di hiasi taburan kelopak mawar merah dan 2 buah handuk yang dibentuk menyerupai angsa berbentuk hati. Di dekat jendela ada sebuah meja makan kecil dengan 2 buah kursi. Disana sudah tersaji 2 piring steak dan 2 gelas jus dengan 1 tangkai mawar merah di dalam vas bunga kecil. Dari jendela kita bisa melihat pemandangan seluruh kota

"Kamu yang meminta seseorang untuk menyiapkan semua ini?" tanya Gina yang matanya mulai berkaca - kaca.

Dia merasa terharu karena selama ini tidak pernah ada yang memperlakukannya sebaik ini. Bahkan ketika bersama Riko dulu, dia tidan pernah memiliki makan malam romantis disebuah restoran. Hanya makan biasa saja

"Apa kamu menyukainya?" tanya Yudha yang kini berada di dekat meja makan dan menarikkan kursi untuk Gina duduk

"Iya, aku menyukainya. Terimakasih"

Gina menganggukkan kepala, kemudian berjalan mendekat dan duduk di kursi yang telah ditarikkan Yudha. Yudha memotong steak menjadi bagian - bagian kecil, setelah itu memberikannya pada Gina, dia memakan steak yang dipiring satunya lagi

"Kamu makan yang ini. Lusa, kita akan kembali ke negara A" katanya sambil memotong steak miliknya

"Baiklah" kata Gina sambil mengunyah steak miliknya.

Setelah selesai makan Yudha dan Gina duduk sebentar menonton televisi dan berbincang

"Aku akan mandi terlebih dahulu" kata Gina sambil bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi.

Tak lama dia keluar dengan mengenakan jubah mandi. Yudha masih diam di sofa, dia menoleh kepada Gina

"Aku,,, aku,,,,"

Gina tertunduk malu dengan memainkan jubah mandinya. Yudha tersenyum melihat tingkah Gina yang menggemaskan. Dia berdiri dan mendekati Gina

"Apa kamu begitu gugup?" kata Yudha menggoda, wajah Gina semakin merah dibuatnya.

"Aku tidak akan memaksamu jika kamu belum siap" kata Yudha sambil berdiri dan mencoba menjauh, tapi Gina meraih tangan Yudha

"Tidak. Itu sudah menjadi hakmu dan kewajibanku melayanimu" kata Gina sambil menatap Yudha.

Yudha tersenyum mendengar perkataan Gina, dia mendekat kemudian mencium Gina dengan sangat lembut. Meskipun pada awalnya Gina seperti gugup namun perlahan dia mulai menikmati ciumannya bersama Yudha. Pakaian mereka mulai tergeletak dilantai. Yudha memulai penyatuan mereka, dia begitu terkejut ketika Gina meringis kesakitan. Tak lama Yudha tersenyum, kemudian berkata dalam hati

"Ternyata ini pertama kalinya juga untukmu. Aku berjanji, aku akan menjadikanmu satu - satunya gadis dalam hidupku. Aku tidak akan membiarkan siapapun merusak kebahagiaan kita berdua"

avataravatar
Next chapter