7 AKU RASA KAMU COCOK JADI PENDAMPINGKU

Waktu makan siang telah tiba. Gina sudah memiliki janji makan siang bersama Yudha.. Dia berjalan ke lift dan turun menuju kabtai bawah untuk menemui Yudha yang telah menunggunya di parkiran mobil. Wajahnya masih terlihat pucat, dia berjalan dengan sedikit melamun. Pikirannya kosong, yang ada dipikirannya hanyalah mengenai papanya. Apakah papa sudah mau menerimaku kembali? Apa papa sudah tidak membenciku karena kejadian terakhir yang tidak sengaja aku lakukan? Apakah papa benar - benar mengundangku dan ingin bertemu denganku? Entahlah, Gina tidak tahu jawabannya. Semakin kerasnya dia berfikir, semakin tak ada jawaban yang di dapatnya

Yudha memperhatikan Gina dari dalam mobil. Dia adalah orang yang cukup peka. Dia tahu ada sesuatu yang terjadi pada Gina, namun tak berani menanyakannya. Hendri turun dari mobil ketika dia melihat Gina mendekat ke arah mobil Yudha. Dia pun turun dan membukakan pintu mobil untuk Gina

"Selamat siang bu Gina, silahkan!"

"Terimakasih!" kata Gina dengan senyum tipis setelah Hendri membukakan pintu mobil untuknya

"Kita mau makan dimana?" tanya Gina setelah duduk disamping Yudha

"Katanya tidak jauh dari sini ada restoran yang cukup bagus. Kita akan pergi kesana! "

Gina menganggukkan kepalanya

"Hendri, kita berangkat sekarang!"

"Baik tuan!"

Hendri terus memperhatikan Yudha dan Gina dari kaca spion. Dia tersenyum melihat sikap tuannya kepada gadis yang akan jadi pendampingnya itu

"Semoga kali ini bu Gina bisa mengisi kekosongan di hati tuan dan menyembuhkan luka lamanya" pikir Hendri dalam hati

Tak lama mereka tiba di restoran yang mereka tuju. Yudha dan Gina masuk dan duduk di ruangan khusus yang dipesan Yudha

"Permisi, aku mau ke toilet sebentar. Kamu pesankan saja untukku, tapi jangan pesankan seafood" kata Gina sebelum mereka duduk, Yudha hanya menganggukkan kepala tanda mengerti

Ginapun berjalan menuju toilet dan menghubungi seseorang ketika dia sudah berada dalam toilet

Tuut tuut tuut

"Halo, Mama" sapa Gina ketika teleponnya telah tersambung

"Gina, sayang. Bagaimana kabarmu? Apa kamu baik - baik saja?" tanya mama Gadis ketika mendengar suara Gina

"Aku baik - baik saja. Ma sebenarnya..."

Gina merasa ragu untuk mengatakannya pada ibunya

"Ada apa sayang? Apa sesuatu terjadi?"

"Tidak ada. Hanya saja tadi aku mendapat undangan makan malam dari papa" suara Gina terdengar lemah dan sedih

"Apa? Dia mengundang mu makan malam? apa kamu yakin itu darinya? apa itu bukan perbuatan Riska atau Siska? Mama harap kamu tidak berniat pergi kesana" suara Gadis yang awalnya terkejut kini terdengar kesal

"Tapi mah, mungkin saja itu benar dari papa. Mungkin papa sudah bisa memaafkan ku dan papa sudah bisa menerimaku kembali. Kalau papa tidak ingin menemuiku, untuk apa mengirimkan undangan itu padaku. Benar kan mah? hiks... hiks... hiks..." Gina terisak disela perkataannya

"Sayang, mama tidak ingin kamu disakiti oleh mereka lagi. Sudah cukup kamu menderita selama kamu tinggal bersama mereka. Mama tidak ingin kamu merasa kecewa terhadap papamu lagi" Mama Gadis berusaha meyakinkan Gina agar tidak datang kerumah papanya

"Tapi ma,, Aku sungguh ingin pergi kesana.. Aku ingin mendapatkan sendiri jawaban atas semuanya. Aku ingin tahu bagaimana papa sekarang. Hiks.. hiks... hiks"

"Ya sudah, jika kamu memang sudah bertekad untuk pergi kesana, tapi mama harap kamu bisa melindungi dirimu sendiri. mama tidak ingin terjadi apapun padamu"

"Baiklah ma, aku akan berhati - hati. Ma, sudah dulu ya, aku ada janji makan siang saat ini"

Gina sudah sedikit tenang setelah menghubungi ibunya dan diapun menghapus air matanya

"Baiklah hati - hati ya sayang. Jaga dirimu baik - baik"

"Baik mah, sampai jumpa lagi mah. Bye"

Gina dan mama Gadis mengakhiri panggilan telepon diantara mereka.

Gina membersihkan air matanya dan mencuci muka. Setelah dikira wajahnya tidak lagi berantakan dia kembali menemui Yudha

"Maaf, membuatmu menunggu lama" kata Gina sambil duduk di seberang Yudha

"Tidak masalah. Apa kamu baik - baik saja?" tanya Yudha karena melihat mata Gina yang sedikit sembab dan merah

"Aku baik - baik saja. Terimakasih"

Gina menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis

"Nikmatilah makananmu" kata Yudha datar

"Apa kamu alergi pada seafood?" tanyanya sebelum mereka mulai makan siang mereka.

Semua makanan yang dipesan sudah tersaji diatas meja

"Ya, aku alergi pada makanan yang mengandung seafood" jawab Gina dengan lembut

Mereka menikmati makan siangnya dengan nyaman. Yudha terbiasa dengan table manner, jadi dia tidak suka bicara saat makan

"Apa pekerjaanmu masih banyak?" tanya Yudha setelah dia membersihkan mulutnya dari sisa makanan

"Sepertinya tidak ada, hanya mempelajari dokumen perencanaan mengenai proyek resort terbaru saja. Ada apa?"

Gina berkata sambil membersihkan mulutnya

"Tidak ada. Menurutmu, bagaimana dengan rencana perjodohan kita? aku rasa kamu cocok jadi pendampingku" Yudha berkata dengan nada bicara yang dingin, seakan ini adalah hal yang sepele

Uhuk uhuk uhuk..

Gina yang sedang minum, seketika tersedak karena terkejut dengan pertanyaan yang Yudha ajukan, diapun terbatuk kemudian mengernyitkan dahi

"Kamu tidak papa?" Yudha terlihat panik dan segera memberikan tisu pada Gina

"Apa maksudmu?" katanya sambil membersihkan mulutnya

"Kenapa reaksimu seperti itu? Kurasa tidak ada yang salah dengan pertanyaan ku? Karena kita ini telah dipertemukan dalam kencan buta. Berarti kamu tidak punya pasangan kan? Jadi wajar saja kalau kita memutuskan untuk menikah!" Yudha menjelaskan dengan sikap dingin dan acuh tak acuhnya

"Entahlah, aku masih harus memikirkannya" Gina bicara sambil mengangkat bahu secara bersamaan

"Baiklah, aku akan menunggu jawabanmu"

*****

Siska sedang berada dikantor Riko saat ini.

"Sayang, apa kamu sibuk besok malam?" tanya Siska dengan nada manja kepada Riko, saat ini dia sedang berdiri disebelah Riko dengan kedua tangannya berada di pundak Riko

"Ada apa? Sepertinya besok malam aku tidak memiliki rencana sama sekali" jawab Riko sambil menoleh menatap wajah Siska

"Aku mengundang Gina untuk makan malam bersama besok sebelum pesta pertunangan kita. Aku ingin menyatukan kembali hubungan papa dan Gina. Ku harap ketika kita menikah nanti, Gina bisa datang dan memberikan restunya pada kita berdua" Siska berkata dengan lembut

"Kamu sungguh baik hati Siska, aku sungguh beruntung bisa bersama dengan mu. Sayangnya Gina sama sekali tidak melihat kebaikan hatimu. Justru dia selalu berusaha memfitnah mu dengan mengatakan hal yang tidak - tidak tentangmu. Apa kamu yakin besok dia tidak akan membuat masalah?" Riko berkata dengan lembut, namun setelah mengingat Gina tatapan matanya berubah menjadi kelam, penuh kebencian

"Sudahlah. Aku sudah lama memaafkan dia. Mungkin, saat itu dia merasa cemburu karena kedekatan kita. Itu wajar, karena dulu kamu adalah kekasihnya. Sudah lama papa dan Gina tidak bertemu ku kira ini waktu yang pas" Siska tersenyum lembut, tapi tanpa Riko sadari tatapan mata Siska menunjukkan kelicikan

"Baiklah, aku akan ikut makan malam bersama dengan keluarga mu. Aku tidak ingin dia menyakitimu lagi" lkata Riko lembut, Siska hanya tersenyum dan menganggukkan kepala

" Aku tidak akan membiarkan kamu hidup tenang Gina. Aku akan membuat Riko dan papa semakin membencimu. Agar tidak ada kesempatan bagimu untuk kembali merebut mereka dariku. Hanya aku yang boleh mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari mereka. Aku tidak ingin berbagi denganmu"

avataravatar
Next chapter