22 AKU AKAN MENGEMBALIKAN APA YANG TELAH ISTRIKU DAPATKAN DARI KALIAN SELAMA INI TANPA KURANG SESUATU APAPUN

Gina dan Yudha pergi ke garasi mobil terlebih dahulu dan memilih salah satu mobil yang terparkir rapi di garasi mobil itu. Terdapat beberapa mobil mewah disana. Dia memilih sebuah mobil sport Messerati berwarna putih

"Bolehkah aku menggunakan mobil ini?"

Gina meminta izin Yudha terlebih dahulu

"Tentu saja. Kamu bisa menggunakan mobil mana saja yang ada disini. Kamu bebas memakai mobil manapun sesukamu, tidak perlu meminta izin dariku!"

Gina merasa terharu dengan perhatian yang Yudha berikan. Dia terus memandang Yudha bahkan tanpa berkedip

"Apa kamu begitu terpesona dengan ketampananku?" goda Yudha dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Gina hingga membuatnya terkejut

"Ah. Rupanya tuan Yudha itu adalah orang yang narsis. Sudahlah, ayo kita berangkat!"

"Hati - hati berkendara dan jangan melampaui batas kecepatan!"

"Tentu saja tuan!"

Gina yang mulai masuk ke dalam messerati miliknya sedangkan Yudha berjalan keluar, karena roll royce miliknya sudah terparkir diluar disertai Hendri yang telah menunggunya di dalam mobil

"Tuan, apa kakak ipar tidak ikut bersama kita?" tanyanya setelah melihat Yudha berjalan sendiri menuju mobil

"Aku harus pergi ke klinik Dion terlebih dahulu, karena itu dia membawa mobil sendiri" jawabnya dengan tenang kemudian melangkah masuk ke dalam mobil. Hendri tidak bertanya lagi dan langsung masuk ke dalam mobil.

Mobil mereka melaju beriringan hanya saja ketika tiba dipersimpangan, mereka mengambil jalan yang berbeda. Yudha langsung menuju klinik Dion, karena mereka sudah memiliki janji sebelumnya jadi Dion telah menunggunya

"Selamat pagi? Apa yang membawamu pagi - pagi kesini? Dan biasanya aku yang harus menemuimu, apa kamu sangat senggang sehingga bisa datang kemari?" tanya Dion kepada Yudha begitu dia mendekat padanya

"Aku kesini ingin menanyakan sesuatu padamu"

Yudha merogok saku celananya dan mengambil botol kecil berisi obat Gina

"Apa kamu tahu, ini obat apa?"

Yudah memberikan botol itu pada Dion, dan Dion terus melihat obat itu dengan teliti

"Dari mana kamu mendapatkan obat ini? dan apa yang terjadi sehingga kamu harus menkonsumsi obat seperti ini?"

Dion mengernyitkan dahi karena merasa heran pada Yudha yang memiliki obat itu

"Ini bukan punya ku, tapi punya Gina. Memang ini obat apa?"

Yudha semakin dibuat penasaran karena Dion

"Ini adalah sejenis obat penenang. Biasanya ini digunakan oleh orang yang mengalami insomnia , dan juga mengalami gangguan kecemasan. Ini harus digunakan sesuai resep dokter, karena akan sangat bahaya jika dikonsumsi untuk jangka panjang"

Tatapan mata Yudha berubah tajam setelah mendengar penjelasan dari dokter Dion

"Sebenarnya apa yang di alami Gina sampai - sampai dia harus mengkonsumsi obat penenang?"

"Baiklah, terimakasih. Aku sudah mengerti sekarang. Aku pergi dulu!"

"Ya, hati - hati dalam perjalanan mu"

Yudha berbalik dan berjalan menuju monil setelah ia mendapatkan penjelasan dari dokter Dion

"Hendri, tolong cari tahu tentang masa lalu Gina" kata Yudha pada Hendri setelah mobil mereka melaju menyusuri jalanenuju kantor

"Baik. Akan segera aku kumpulkan informasinya" jawab Hendri dengan patuh dia memang orang yang tidak pernah banyak bicara, tapi melakukan pekerjaannya dengan sangat teliti

=========

Sementara itu Gina telah tiba dikantor, tapi begotu dia turun dan berjalan ke loby kantor. Ada tamu tak di undang yang telah menunggunya

"Kakak, lama tidak bertemu. Aku selalu mencari kakak kemari. Aku cukup khawatir mengingat kejadian terakhir kali dirumah"

Siska berjalan mendekati Gina dan berbicara dengan wajah penuh kekhawatiran

"Sejak kapan kamu mulai perhatian padaku? Apa kamu khawatir kalau aku tidak terganggu dengan rencanamu yang terakhir kali?" kata Gina yang bicara dengan nada sinisnya

"Apa yang kamu bicarakan kak? Aku khawatir karena terakhir kali kamu pergi dalam keadaan marah dan sedang hujan lebat disana. Karena itu aku selalu mencarimu kemari"

Siska dengan wajah malaikatnya berusaha meyakinkan Gina

"Kak, nenek sudah pulang. Dia ingin bertemu denganmu! Nenek mengundang mu untuk hadir di acara pesta penyambutan kepulangannya dari luar negeri. Sekarang nenek akan menetap disini. Pestanya akan diadakan malam ini. Jadi kakak harus datang ya!"

Siska berkata dengan ceria, dia tidak mempedulikan ekspresi wajah Gina yang terlihat berubah pucat setelah dia mengundangnya

"Nenek kembali? Bagaimana ini? mengapa dia mengundangku ke pestanya?" pikir Gina setelah mendapat undangan dari Siska

"Kalau begitu aku pergi dulu ya kak, jangan lupa untuk datang, karena kami menunggumu!" kata Siska sembari berlalu dari hadapan Gina.

Gina kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang kantor miliknya dengan perasaan yang kosong

"Dia kembali! Jika aku tidak datang pada pestanya maka dia pasti akan sangat marah. Aku harus datang ke pestanya "

Yudha telah tiba dikantor, dia memperhatikan Gina dan Siska ketika berbincang. Dia juga memperhatikan perubahan ekspresi pada wajah Gina setelah berbicara dengan Siska

"Hendri, siapa wanita yang tadi berbincang dengan Gina? Sepertinya wajahnya tidak terlalu asing?"

"Tadi adalah Siska Atmaja, dia saudara tiri nyonya dan merupakan salah satu pengelola perusahaan Atmaja disini. Nyonya Arin telah kembali kemari, sepertinya Siska telah memberitahu kedatangan nenek mereka pada nyonya Gina"

"Jangan sampai lengah, kita tidak boleh membiarkan mereka kembali menyakiti Gina"

"Saya mengerti, akan saya laksanakan!"

"Aku akan mengembalikan apa yang telah istriku dapatkan dari kalian selama ini tanpa kurang sesuatu apapun!"

avataravatar
Next chapter