11 SERAHKAN KEMBALI PASANGANKU!

Serefina mengenakan jubah berwarna ungu, yang menutupi aroma dari tubuhnya sendiri. Penutup kepala dari jubah itu menutupi rambut merahnya dan menutupi sebagian besar tubuhnya, namun dalam sekali lihat, mereka tahu bahwa itu adalah Serefina.

"Serefina?" Kace sangat tercengang. Ia masih belum bisa mempercayai bahwa Chiron mengkhianatinya dan sekarang untuk melihat Serefina jika sudah menyeberangi jembatannya juga, membuat Kace kehilangan kata-kata.

Kace mengira ia bahwa ia mengenal Chiron, namun ternyata ia tidak begitu mengenalnya. Namun jika Serefina... sial! Ia sudah mengenalnya untuk waktu hampir seumur hidup keabadiannya, jadi apa yang telah terjadi sekarang?

"Apa yang kau lakukan disana?!" Kace berteriak kepada Serefina, ia hendak melangkah mendekat menuju ke arah Serefina dengan kemarahan yang dirasakannya. Namun, Jedrek meraih lengan Kace dan menghentikannya. "Dia tidak seharusnya berada disana!" Kace berteriak kepada Jedrek dengan frustasi.

"Temanmu seharusnya tidak memegang pasanganku sebagai seorang sandera!" Jedrek berkata dengan dingin. Kedua mata merahnya seakan terbakar dengan kemarahan dan banyak sekali emosi yang sangat sulit untuk bisa dijelaskan. Keterkejutannya berubah menjadi kemarahan besar.

Ia sudah merasa cukup untuk memiliki sekelompok penkhianat yang bernapas di dekatnya. Jedrek bisa menyebutkan siapa saja orang yang sudah mengkhianatinya dan itu akan memenuhi seluruh kota. Melihat Serefina saat ini, tidak akan menjadi sesuatu yang membuatnya terkejut... tapi, tetap saja ada bagian di dalam dirinya yang ingin mendengar jawaban mengenai kenapa ia melakukan hal ini?

"Jadi, apa kau akan berlutut?" Belphegor bertanya dengan malas sambil menyilangkan lengannya dan kedua matanya yang keemasan metapa ke arah Jedrek dengan penuh antisipasi.

***

Makhluk buas putih itu berhenti berlari dan makhluk buas yang bersama dengannya juga berhenti berlari. Di hadapan mereka adalah padang rumput yang sudah disebutkan oleh Raine sebelumnya.

"Kita sudah sampai?" Hope melompat turun dari punggung makhluk buas Calleb dan menghampir Raine untuk membantunya turun dari atas punggung Torak.

Dengan hati-hati, lycan berwarna putih itu merendahkan tubuhnya dan membiarkan Raine untuk tutun dari punggungnya dengan bantuan oleh Hope.

Torak merubah wujudnya kembali ke dalam wujud manusia dan menyesuaikan jubah pasangannya, yang sedikit berkerut.

"Apa kau baik-baik saja?" Torak bertanya dengan perhatian di kedua matanya yang terlihat jelas dan melihat Raine menganggukkan kepalanya.

"Aku mencium aroma Jedrek dan Kace..." Calleb bergumam. Hidungnya terangkat saat ia mencoba terus menghirup udara.

Baru saat itu Torak menyadari hal itu, karena fokusnya ada pada Raine sejak mereka sampai, maka ia tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya.

"Tapi aku tidak mencium aroma dari Serefina..." Calleb menambahkan. Mereka mengira Raine meminta mereka untuk datang ke tempat ini untuk bertemu dengan Serefina. "Oh, ada aroma yang lainnya juga... Lilac... Eaton dan kedua centaurus lain..."

"Kenapa kita semua ada disini, sayang?" Torak bertanya kepada Raine dengan lembut.

"Aku melihat Chiron akan membunuh Lilac di dalam penglihatanku," Raine menjawab dengan tergesa dan cepat sambil ia berjalan menuju ke arah padang rumput.

"Apa?" Hope dan Calleb berteriak dalam waktu yang bersamaan. "Tidak mungkin!"

Dengan pelan Torak dan Calleb bisa mendengar suata Chiron yang berkata; "Berlutut di hadapanku."

***

Chiron tidak pernah mengira bahwa para iblis akan datang ke tempat ini. Ini bukan bagian dari perjanjian mereka sama sekali.

Mereka seharusnya meninggalkan ia sendirian disini untuk berurusan dengan Jedrek, tapi kenapa mereka semua datang ke tempat ini untuk melihat penghinaan yang ingin ia lakukan ini?

Chiron ingin sekali tertawa di dalam hati. Itulah kenapa kau tidak seharusnya membuat perjanjian bersama dengan para iblis...

"Apa yang kau tunggu lagi?" Mammon bertanya dengan tidak sabar.

Jika seseorang bertanya kepada sang Raja siapa orang yang paling ia benci saat ini... sang Raja pasti akan menjawab; pasangannya.

Ia tahu bahwa suatu hati nanti pasangan yang ia miliki akan menjadi kelemahan terbesarnya dan ia sangat membenci hal ini, ketika para musuhnya mendapatkan sesuatu apa yang menjadi kelemahannya.

Jika seseorang bertanya kepada sang Raja siapa orang yang paling ia syukuri keberadaannya... sang Raja pasti akan menjawab; pasangannya.

Lilac datang pada saat ketika ia mengira bahwa perasaannya sudah mati dan mengisi kekosongan yang ada di dalam hatinya, bahkan tanpa ia sadari.

Jedrek tidak pernah mengira bahwa hidupnya akan menjadi sangat berarti ketika Lilac, melawan segala rintangan yang ada, memaksakan dirinya untuk masuk ke dalam hidupnya dan menarik sesuatu yang ada di dalam hatinya lagi untuk pertama kali setelah penantian yang sangat panjang.

Jika seseorang bertanya kepada sang Raja tentang kepada siapa ia merasa sangat ingin meminta maaf darinya... sang Raja pasti akan menjawab; pasangannya.

Ia tidak pernah memberikannya apapun yang baik namun rasa sakit. Ia sudah melakukan banyak sekali hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang pasangan. Ia melukai Lilac dengan keputusannya yang ceroboh, sikapnya yang seperti pengecut dan kebencian.

Jika seseorang bertanya kepada sang Raja keberuntungan terbaik apa yang ada di dalam hidupnya... sang Raja pasti akan menjawab; saat ketika Lilac, dengan cantiknya, menerima ia sebagai pasangannya. Menandai dan mengawini bersama Lilac adalah keberubtungan lainnya yang akan dengan rela ia rasakan untuk menggantikannya dengan semua yang ia miliki untuk bisa mendapatkan Lilac kembali ke sisinya.

Jika seseorang bertanya kepada sang Raja hal apa yang paling menakutkan di dalam hidupnya... sang Raja akan menjawab; sekarang. Saat ini juga.

Melihat sebuah ujung pisau belati yang tajam menunjuk ke arah dadanya, yang bisa mengakhiri hidupnya saat ini juga, dan ia merasa sangat tidak berdaya...

Maka dari itu, ikatan pasangan atau pun bukan... Jedrek tetap membutuhkan Lilac, pasangannya di dalam hidupnya. Ia tidak bisa membayangkan dirinya jika harus tanpa adanya Lilac di sisinya...

Pada saat ini juga, tidak ada yang lebih mudah bagi sang Raja selain dari berlutut di hadapan Chiron dan para iblis.

Jika dengan melakukan hal yang memalukan seperti ini pun ia bisa menyelamatkan hidup Lilac, maka terjadilah. Ia bisa melakukan hal itu ribuan kali.

Dengan perlahan, namun sangat pasti, seorang Raja dari lycanthropes merendahkan dirinya di hadapan para musuhnya. Di hadapan senyum miring para iblis dan suara tawa kemenangan dari para makhluk kotor itu. Di bawah tatapan panas dari mereka semua, dan tatapan penuh emosi dari Chiron, para centaurus dan adiknya sendiri.

Jedrek mengesampingkan semua yang ia genggam dengan erat selama ini.

Dari ujung matanya, ia melihat Serefina terkesiap dengan lembut dengan melihat apa yang ada di hadapannya saat ini. Tidak mungkin seorang Jedrek yang ia kenal akan melakukan hal seperti ini.

Namun, disinilah ia sekarang... menekuk lututnya hingga menyentuh rumput yang seperti beludru, sambil menatap ke arah kedua mata indah milik pasangannya, namun terlihat sangat sedih.

Air mata mengalir dari kedua mata Lilac, seperti sebuah sungai kecil...

Di belakangnya, Jedrek bisa mendengar makhluk buas Eaton menggeram dengan tidak setuju untuk melihat Rajanya merendahkan diri. Namun, ia tahu bahwa tidak ada lagi hal yang bisa ia lakukan...

Jedrek mengalihkan perhatiannya kepada Chiron dan berkata, "Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan, sekarang serahkan kembali pasanganku."

avataravatar
Next chapter