9 BERLUTUTLAH DI HADAPANKU!

"Aku juga tidak ingin mempercayainya." Lana berkata dengan suara yang halus, ia menyentuh perutnya yang masih rata dengan instingnya ketika ia merasa tidak nyaman. "Namun, guardian angel tidak mungkin berbohong tentang hal itu."

"Siapa? Hope?" Lidya mengerutkan dahinya.

"Bukan, Raine." Lana menjawabnya secara langsung.

"Dimana mereka sekarang ini?" Lidya menatap ke arah sekeliling ruangan, berharap bahwa ia bisa menemukan Raine dan menentangnya mengenai hal itu, apakah ia mengatakan kebenaran atau tidak.

"Dia pergi bersama dengan Torak dan yang lainnya." Raphae yang menjawab pertanyaannya kali ini.

"Kemana? Apa kau tahu kemana mereka pergi?" Lidya berdiri secara tiba-tiba dari sofanya dan hendak berlari ke arah pintu, namun Raphael menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu, Raine hanya berkata bahwa dia ingin pergi ke padang rumput." Raphael menyipitkan kedua matanya kepada Lidya.

"Mungkin dia ingin mencari Serefina?" Lana berkata dengan nada bicara yang tidak begitu yakin.

Penyihir itu sudah menjadi seorang guru baginya sejak ia diselamatkan oleh Kace, ketika ia masih sangat kecil, meskipun hubungan mereka sedikit agak kurang baik, yang mana Lana yakini, Serefina memiliki hubungan yang kurang baik dengan hampir semua orang, penyihir itu tidak pernah melukainya dan menyediakan semua hal yang ia butuhkan, termasuk bagaimana cara untuk melindungi dan membela dirinya sendiri.

Serefina mengajarinya dengan cara yang kasar, tapi sangat efektif. Ia tidak akan menjadi seperti dirinya saat ini jika bukan karena Serefina.

Dimana dia sekarang ini...? Apa sebenarnya yang ia rencanakan...?

***

"Kau membahayakan rakyatmu sendiri hanya untuk dendam pribadimu." Lilac berkata dengan lembut, hembusan napasnya terlihat menjadi semakin dangkal dari sebelumnya. Angin yang dingin menerpa kulitnya dan membuat Lilac bergetar karena kedinginan.

Ketika Lilac mengira bahwa Chiron tidak akan berbicara dan ia sudah hampir menyerah untuk terlibat percakapan dengan Chiron, suara pelan milik centaurus itu dapat terdengar, sangat lemah, seakan ia sedang bergumam.

"Brynzin," Chiron berkata. ".... Aku sudah menunggu kelahiran anak pertamaku... pasanganku dan aku... kami sudah mempersiapkan nama untuknya. Brynzin."

Angin yang berhembus menderu seakan bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh centaurus ini.

"Dia akan menjadi seorang anak laki-laki. Seorang anak yang sehat... itu adalah apa yang dikatakan oleh penyembuh kepada kami..." Chiron menggelengkan kepalanya. "Penyembuh itu salah besar. Anakku bahkan tidak memiliki kesempatan untuk terlahir dan mendapatkan namanya... anakku yang malang... aku tidak bisa melindunginya dan pasanganku... dan semua rakyatku..." Nada bicaranya mulai bergetar dan pecah.

Lilac tidak yakin jika ia mendengarnya dengan benar, namun dari getaran di bahu Chiron, ia bisa merasakan emosi yang ada di balik semua kalimat yang ia ucapkan.

"Kau tidak tahu bagaimana rasanya untuk kehilangan seseorang yang bahkan lebih berharga dari hidupmu sendiri... bahkan tidak pasanganmu." Chiron mengatupkan giginya. Ini adalah emosi yang paling murni yang ia izinkan untuk bangkit setelah bertahun-tahun lamanya telah ia tahan.

"Rakyatmu..." Lilac hendak mengingatkannya lagi kehidupan dari para orang-orang yang akan menderita karena keputusan yang akan ia ambil saat ini.

"Rakyatku..." Chiron berkata sebelum Lilac bisa menyelesaikan kalimatnya. "Kematian jauh lebih menjanjikan dibandingkan harus hidup dengan dendam yang tidak bisa kau lupakan dan pasanganmu harus menderita takdir yang sama seperti apa yang aku rasakan..."

"Kau akan membunuhku...?" Lilac menyatakan kesimpulannya.

***

Kedua makhluk buas berwarna putih itu menghampiri padang rumput, dimana Carina telah membawa mereka ke tempat ini. Bukan hanya mereka bertiga, namun juga Zarrn dan Eaton pergi kesana bersama mereka juga, sementara Sebastian akan mengurus kota dan meminpin sisa dari para lycan untuk menuju ke istana bersamaan dengan para centaurus dan pemburu.

"Kau bisa merubah wujudmu kembali sekarang." Carina berkata pada akhirnya. Ia berhenti berlari di tengah-tangah padang rumput yang kosong dengan langit yang penuh bintang di atas kepala mereka.

Jedrek dan Kace berubah kembali ke wujud manusia mereka, namun Eaton tetap berada dalam wujud lycannya. Makhluk buas itu terus berdiri di atas keempat kakinya, di dalam posisi yang siap melawan jika suasananya memaksa ia untuk menyerang.

"Dimana dia berada?" Jedrek bertanya dengan serius, mengendus udara dan menatap ke segala arah, namun ia tidak bisa menemukan pertanda apapun mengenai pasangannya atau centaurus itu.

Sementara, di sebelah kakaknya yang marah, Kace memiliki emosi yang sangat rumit mengenai masalah ini. Ia tidak ingin pertemuan ini menjadi medan perang lainnya di antara lycan dan centaurus ini, karena ia tidak ingin berpihak.

Namun, jika situasinya memaksa dirinya untuk melakukan hal itu...

Kace berharap bahwa Chiron tidak akan melakukan hal bodoh apapun kepada Lilac.

"Dia seharusnya berada disini," Carina bergumam dan kemudian ia mengambil sebuah benda kecil dari pinggulnya dan meletakkan benda itu di dekat bibirnya.

Sesegera setelah ia meniup benda kecil itu, mereka bisa mendengar nada yang sangat merdu menggema di seluruh padang rumput yang luas ini untuk beberapa detik sebelum Carina menurunkannya lagi.

Itu adalah benda yang sama yang selalu ia gunakan untuk memanggil para centaurus ketika ia berada dalam bahaya ketika ia masih bersama dengan Hope di dalam hutan dunia coven utara.

Baru pada saat itu, perhatian mereka menuju ke satu tempat saat angin membawa dua aroma yang berbeda.

Mereka semua mengenal kedua aroma itu dan bagi Jedrek, salah satu aromanya tercium lebih kuat dari yang lainnya, dan itu mampu untuk menenangkan sedikit rasa panik yang ia rasakan. Ia tidak bisa menahan dirinya, namun langsung berlari ke arah dimana bau itu berasal.

Tidak ada lagi hal yang lebih penting baginya sekarang selain untuk mengambil kembali pasangannya ke dalam pelukan, dengan aman dan nyaman.

Melihat Jedrek bergegas dan berlari ke arah Chiron, Kace dan lainnya mengikuti Jedrek secara dekat, dan ini adalah saat yang paling fatal mengenai apa yang akan dilakukan oleh sang Raja dalam situasi mereka saat ini.

"Berikan dia kepadaku." Jedrek berkata dengan tegas ketika ia sudah cukup dekat untuk melihat Lilac berada di dalam rengkuhan Chiron. Kedua matanya tertutup, namun ketika Lilac mendengar suara Jedrek, kedua matanya perlahan terbuka.

"Chiron!" Kace memanggil namanya, namun itu terdengar seakan Kace sedang memohon kepadanya untuk menghentikan apapun yang sedang ia lakukan saat ini.

Bahkan Zarrn sudah kehilangan kata-katanya ketika ia melihat dengan kedua matanya sendiri bahwa ketu amereka, sudah menculik Lilac. Ini sungguh berada di luar imajinasi liarnya.

"Kenapa aku harus melakukannya?" Chiron bertanya dengan tenang.

"Karena aku akan membiarkanmu menyaksikan ketika aku menguliti semua rakyatmu hidup-hidup jika kau melukai Lilac." Seluruh tubuh Jedrek bergetar karena amarah yang besar.

"Jika kau menginginkannya," Chiron melirik ke arah Lilac yang ada di dalam pelukannya. "Berlututlah di hadapanku."

avataravatar
Next chapter