6 6. Menolak.

Tasya kembali bekerja setelah kemarin ia meninggalkan toko tanpa memberitahu Tias atau yang lainya. hari ini ia datang dengan seperti biasa ada rasa tidak enak hati saat semalam ia mengirim pesan pada Tias namun sampai detik ini tidak mendapat balasan darinya.

"Tasya, kamu dari mana kemarin? kenapa tidak menghubungiku atau yang lainnya, aku hangat mengkhawatirkan kondisimu." Tasya duduk di samping Tias, setelah menengguk teh yang di berikan oleh Tias padanya.

"Tias, kamu ingat gadis kecil yang aku ceritakan padamu? kemarin ayahnya mencariku dan membawaku kerumah sakit untuk bertemu dengan putrinya yang di rawat."

Tasya menceritakan semuanya ia tidak ingin jika sahabatnya salah paham, Tias yang antusias mendengarkan apa yang diceritakannya.

"Sekarang, apa yang akan kamu lakukan? memilih bekerja di sana atau tetap di sini semua keputusannya ada padamu, jika kamu ingin memilih tetap disini maka aku dengan senang hati, tapi jika kamu ingin ke sana maka aku pun akan menyetujui semua keputusan kamu, aku yakin kamu tahu apa yang terbaik untuk kamu dan aku yakin kamu tahu apa yang harus kamu lakukan dan mana yang harus kamu dahulukan, kamu jangan khawatirkan aku," Tias yang memahami kegalauan Tasya, sebagai sahabat Tias akan mendukung apapun keputusan sahabatnya.

"Pikirkan dengan kepala dingin dan pastikan jika keputusan yang kamu ambil ini akan membuat orang lain bahagia, aku sangat mengerti posisimu saat ini dan aku sangat mendukung dan aku sangat setuju jika kamu akan," ucapan Tias terhenti saat suara mungil menggema di seluruh toko miliknya, membuat para pengunjung menoleh ke arah suara.

"Tante ibu, Nara kangen." Tasya terkejut mendapati seorang anak kecil berlari ke arahnya dan membentangkan tangannya meminta Tasya mengangkat tubuhnya.

"Nara, bagaimana kamu bisa datang ke sini? katakan pada tante Kamu sama siapa?" Tasya mencari keberadaan orang dewasa di sekeliling Nara namun ia tidak menemukan siapapun selain Nara yang berada di dalam pelukannya.

"Sama nenek," Tasya mengikuti arah pandang Nara yang melihat seorang wanita paruh baya dengan langkah tergesa-gesa.

"Nara, Kenapa sejak tadi kamu berlari terus nenek tidak bisa mengejar kamu, lihatlah nenek yang sudah tua ini Nara," kata Sukma, senyumnya semakin mengembang saat melihat Nara berada dalam pelukan Tasya.

"Nak, Maafkan cucuku sudah mengganggu kamu yang sedang bekerja, Ibu sudah berusaha untuk mencegahnya tapi dia tidak bisa, Nara akan menangis jika tidak bertemu denganmu."

"Tidak apa-apa nyonya, silakan duduk." Tasya meminta Sukma dan Nara untuk duduk di sudut, suasana toko yang semakin ramai dengan pengunjung membuat Sukma merasa bersalah karena cucunya telah mengganggu Tasya.

"Tasya pergilah kalian, aku tahu kalian membutuhkan waktu untuk bicara." kata Tias.

"Tapi Tias, aku,"

"Pergilah dia jauh lebih membutuhkan kamu daripada aku. aku akan mendukung semua keputusan kamu dan aku akan selalu berada di sampingmu, pergilah dan pilih gadis kecil itu, aku tahu kamu sama khawatirkannya dan aku tahu jika kamu sudah menaruh hati pada gadis kecil itu dia berhasil mengambil hatimu dan menguasai jiwamu." Tias menepuk punggung tangan Tasya.

"Nyonya, mari kita bicara di restoran." Tasya mengangkat tubuh kecil Nara, dan membawanya ke sebuah restoran.

"Nak Tasya, maafkan jika Ibu lancang tapi ini semua demi cucu ibu, Nara adalah anak yang sangat kehausan sayang seorang ibu bahkan sudah banyak wanita yang mendekati Putraku dan menjadi baby sister untuk cucuku tapi tidak ada satu orang pun yang bisa bertahan dalam satu hari bahkan dalam hitungan jam mereka sudah tidak sanggup mengurus cucuku, tapi setelah dipertemu denganmu dia berubah dia menganggap kamu sebagai ibunya Nara selalu menyebut tante Ibu padamu, bahkan berapa kali kami sudah menjelaskan jika kamu bukanlah ibunya tapi dia selalu menyebut jika kamu adalah tante ibu itu artinya dia begitu merasa dekat dengan seorang ibu yaitu kamu dia mendapatkan semua itu dari kamu, nak Tasya maukah kamu bekerja di keluarga kami? menjadi baby sister untuk cucuku? aku sangat menginginkan kamu untuk menjadi baby sitter cucuku dia sangat menyayangi kamu."

Tasya terdiam menatap gadis kecilnya masih berada diatas pangkuannya, entah perasaan apa yang saat ini ia rasakan tapi perasaan itu hadir setelah bertemu dengan gadis kecil yang bernama Nara, hatinya yang telah kosong kini kembali hidup yang telah hampa kini berwarna setelah bertemu dengan gadis kecil yang memanggilnya dengan sebutan tante ibu.

"Nyonya,"

"Panggil saya dengan ibu, Ibu tahu kamu sangat baik dan ibu tahu kamu adalah wanita yang dewasa sekalipun usiamu masih muda."

"Maafkan saya tapi, saya tidak bisa menerima tawaran nyonya, maksudku ibu aku tidak bisa menerima tawaran yang Ibu berikan untuk saya dengan berat hati saya menolaknya tapi jika Nara ingin bertemu dengan saya, saya dengan senang hati akan menerimanya silahkan datang ke sini ataupun berkunjung di rumah saya, saya akan menerima kehadiran anda dengan senang hati."

"Nak Tasya terima kasih karena kamu sudah menganggap dan menerima kehadiran Nara, tapi saya mohon pikirkan ini demi cucu saya, cucu saya sangat menyayangi nak Tasya,"

"Tante ibu, Ayo pulang ke rumah Nara, aku mau Tante ibu tinggal di rumah Nara dan tante itu hanya menemani Nara bobo," suara kecil Nara membuat hati Tasya bergetar.

"Nyonya saya akan memikirkan tawaran Anda, tapi tidak untuk saat ini," Sukma tidak ingin memaksa keinginannya pada Tasya walau bagaimanapun Tasya memiliki kehidupan sendiri dan pekerjaan sendiri.

"Baiklah ibu tunggu jawaban dari kamu." mereka berpisah setelah menghabiskan es krim yang dipesan oleh Tasya untuk Nara, Sukma yang sejak awal berharap jika Tasya bersedia bekerja di rumah putranya agar Nara tidak kesepian, untuk pertama kalinya Sukma melihat Nara yang begitu dekat dan menerima kehadiran orang asing, Tidak seperti biasanya Nara akan menolak dan menangis histeris.

"Aku yakin dia adalah wanita yang tepat untuk menjadi ibu untuk cucuku," gumam Sukma.

"Nyonya apakah Anda saat ini memikirkan gadis itu? saya pun berpikir jika Nona Nara sangat dekat dan mudah menerima kehadiran seorang Tasya, ini benar-benar di luar nalar karena Nara tidaklah mudah untuk menerima kehadiran orang asing. apakah nyonya ingin saya menyelidiki kediaman rumah dan Tasya?"

"Apakah kamu tahu di mana rumahnya?" tanya Sukma antusias, ia akan kembali ke kediaman milik Tasya berusaha untuk menerima tawaran bekerja menjadi pengasuh untuk cucunya.

"Mama, untuk apa Mama datang ke sana? ini sangat memalukan lagi pulang aku yakin Nara akan melupakan gadis itu Jadi aku minta sama mama untuk tidak datang ke sana apalagi meminta untuk bekerja di sini dan aku tidak akan bersedia mengemis untuk kedua kali pada gadis itu."

"Itu urusan mu El, ya tapi mama datang ke sana hanya untuk ada cuma menara karena mama tidak ingin cucu Mama menangis terus dan mencari Tasya, tapi melihat jika kamu seperti ini Mama yakin jika kalian berdua akan berjodoh dia gadis yang cantik sederhana dan dia adalah gadis yang terbiasa bekerja keras dan sikap keras kepalanya berubah saat berhadapan dengan Nara dan itu Mama melihatnya sendiri, El Mama sangat menyukainya dia tidak akan pernah berbohong apa yang dilakukan yang ia rasakan dalam hatinya."

"Pergilah dan katakan padanya agar Tasya bersedia bekerja denganmu."

avataravatar
Next chapter