6 06. Jejak Bintang Terlihat

Dari sudut lain, masih dihari yang sama. Nerisha dan Natasha masih berjuang untuk memecahkan satu persatu petunjuk dari misi mereka kali ini.

 

 

 

Keduanya pergi bersama-sama ke sebuah gedung yang kemarin menjadi tempat diselenggarakannya konser besar dari TCN 721.

 

 

 

 

"Di mana kau bertemu dengan dia?" 

 

 

 

Natasha meminta Nerisha untuk mengingat kapan dan di mana dia berpapasan dengan gadis yang menjadi petunjuk kali ini.

 

 

 

Dengan mengingat-ingat, Nerisha mencoba mengulang bagaimana kemarin dia bertemu dengan Bintang Kejora.

 

 

 

"Kemarin aku datang dari pintu barat itu, lalu aku sibuk bermain ponsel dan tentunya dengan barang-barang yang aku bawa membuatku sulit untuk melihat," ujar Nerisha menjelaskan kronologi kejadian beberapa saat lalu.

 

 

 

"Lalu?"

 

 

 

"Lalu, tanpa sengaja kami berpapasan di sini. Ya, tepat di titik ini… Aku ingat dengan jelas, Kak," tunjuk Nerisha dengan yakin.

 

 

 

 

 

"Apa kau benar-benar yakin jika tepat di titik ini kau berpapasan dengannya?" lagi dan lagi Natasha mempertanyakan guna memastikan bahwa Nerisha tidak sedang membuat karangan cerita.

 

 

 

Gadis yang memang suka dengan hal-hal kecil itu merasa perlu bertanya lebih dalam lagi, tentang kebenaran jika Nerisha memang benar bertemu dengan Bintang Kejora tanpa sengaja.

 

 

 

"Tentu, aku sangat ingat… Kakak tahu bukan IQ diriku itu berapa? Sudah pasti untuk mengingat semua itu adalah hal mudah bagiku," tutur Nerisha menyombongkan diri.

 

 

 

 

Memang tidak dapat diragukan lagi. Jika Nerisha memang memiliki IQ diatas rata-rata manusia biasa. Terkadang Berushaa juga dijuluki manusia jenius karena IQ-nya yang 150.

 

 

 

 

"Iya, baiklah. Lalu, setelah itu apa kau melihat wajahnya? Maksudnya kau melihat ciri-ciri dia seperti apa?"

 

 

 

Sembari Nerisha menjelaskan, Natasha dengan buku catatan kecilnya, dia mencatat semua yang diungkapkan adiknya tersebut.

 

 

 

 

Gadis yang senang disapa Tasya ini tak pernah tertinggal satu kata pun yang diungkapkan berusaha.

 

 

 

"Sudah pasti aku melihatnya, Kak. Namun, aku hanya melihat dia memakai jaket hitam dan menutupi kepalanya. Lalu, setelah itu dia pergi begitu saja ke pintu selatan sana."

 

 

 

Berusaha menunjukan kemana Bintang pergi setelah berpapasan dengannya. Dengan keterangan yang ada membuat Natasha mengambil kesimpulan.

 

 

 

 

Dalam bayangannya, Natasha melihat Nerisha yang saat itu sedang repot membawa barang. Adiknya itu masuk dari pintu timur sekitar pukul 21.00 lebih 3 menit 28 detik. Setelah beberapa meter berjalan.

 

 

SEmua reka adegan yang terjadi malam itu seolah terulang kembali dan Natasha dapat melihat setiap detailnya.

 

 

Lalu Natasha melihat bahwa adiknya berpapasan dengan Bintang sekitar pukul 21.00 lebih 8 menit. Mereka tak sengaja bertabrakan di sini. Seperti keterangan Nerisha sebelumnya. Bintanglah yang terlebih dahulu meminta maaf. Lalu disusul Nerisha yang juga meminta maaf.

 

 

 

 

Setelah itu, Bintang berlari ke arah pintu selatan menuju keluar gedung. Pertanyaannya kemana Bintang pergi?

 

 

"CCTV!" Natasha mengatakannya dengan begitu cepat. Pikirannya langsung mengarah pada rekaman CCTV yang biasanya terpasang di setiap sudut gedung.

 

 

 

"Kakak, benar. Pasti di sini terpasang CCTV, bukan?" Nerisha memikirkan hal serupa dengan Kakaknya.

 

 

 

Keduanya mendongak ke atas untuk mencari apakah gedung ini memiliki kamera CCTV, yang biasa merekam setiap kegiatan pengunjung.

 

 

 

"Di sana, Kak!" Nerisha menunjuk begitu cepat ke arah sudut tertinggi dari ruangan ini, karena disitulah CCTV terpasang.

 

 

 

Memiliki pikiran yang sama, keduanya bergegas pergi menuju ruangan pengawas CCTV. Tentu mereka harus mendatangi ruangan itu, jika memang kakak beradik ini mau misi ini cepat selesai.

 

 

 

 

****

 

 

 

Sampai di ruangannya, ternyata ini sudah masuk jam istirahat dan untung saja masih ada petugas yang menjaga. Jika tidak kemungkinan Nerisha dan Natasha akan kesulitan untuk memasuki ruangan tersebut.

 

 

 

 

"Permisi Paman," sapa Nerisha pertama kali saat dirinya mendapati bahwa ada petugas yang masih berjaga.

 

 

 

"Siapa kalian? Bagaimana kalian bisa masuk keruangan ini? Ruangan ini terlarang untuk orang luar." 

 

 

 

Petuasnya bertanya demikian. Dia yang heran karena ada dua gadis yang memasuki ruangannya di hari libur seperti sekarang ini.

 

 

 

"Paman, kami ingin meminta bantuan Paman," minta Natasha yang memberanikan diri untuk bertatap langsung dengan penjaga tersebut.

 

 

 

 

"Membantu kalian?" tanya heran Petugasnya sambil menaikan salah satu alisnya.

 

 

 

"Iya Paman. Apakah Paman bisa memutar rekaman CCTV tepat kejadian saat konser kemarin malam?" sambung Nerisha dari ungkapan Natasha sebelumya.

 

 

 

"Rekaman saat konser? Aku tidak mengerti maksud kalian, apa? Sebaiknya kalian pergi saja. Ruangan ini tidak bisa dimasuki oleh semarangan orang, selain petugas di sini!"

 

 

 

Pria yang tingginya sekitar 180 cm itu meminta dengan tegas agar Nerisha serta Natasha mau pergi dari sana. Tentunya kedua kakak beradik itu tidak akan pergi dengan semudah itu, sebelum rasa penasaran mereka terjawab.

 

 

 

"Paman aku mohon, jangan minta kami pergi dari sini. Paman, tolong bantu kami untuk memutar rekaman CCTV kemarin. Kami ingin mencari gadis ini."

 

 

 

Jurus terakhir dikeluarkan agar tidak dikeluarkan. Natasha menunjukan foto dari Bintang. Gadis yang sedang mereka cari itu kepada petugasnya. Untuk sesaat petugas yang bernama Ardian itu tertegun ketika memperlihatkan foto yang ditujukan kepadanya.

 

 

 

"Sepertinya aku mengenal gadis ini? Akan tetapi siapa gadis ini? Bagaimana bisa kalian memiliki fotonya?"

 

 

 

Ardian bertanya kepada Natasha dan Nerisha secara bersamaan. Pertanyaan itu menguatkan fakta bahwa Bintang memang berada di gedung ini kemarin malam. Setidaknya itu yang dipikirkan kedua gadis tersebut 

 

 

 

"Sungguh Paman? Jadi Paman mengenal Bintang, maksudku gadis yang ada di foto ini? Apa Paman pernah berjumpa dengannya? Di mana Paman pernah melihatnya?"

 

 

 

Natasha bertanya dengan begitu detail. Dia ingin petugas tersebut bisa benar-benar mengingat kapan, dan di mana ia pernah berjumpa dengan Bintang?

 

 

 

Sembari melihat-lihat, Andrian mencoba mengingat kapan dia melihat gadis yang ada di foto itu dan di mana letaknya tersebut? Sedangkan Nerisha dan kakaknya menunggu jawaban tersebut.

 

 

 

 

"Iya, sekarang aku mengingatnya… Kemarin saat membeli tiket konser."

 

 

 

Ungkapan Andrian membuka tabir misteri baru dari keberadaan Bintang yang membuat Nerisha menaikan satu alisnya.

 

 

 

"Jadi, benar Paman pernah bertemu dengan gadis ini?"

 

 

 

Di sela-sela pertanyaan Nerisha, gadis yang memakai kacamata minus itu berpikir dengan serius. Natasha mencoba untuk mengulang semua kejadiannya.

 

 

 

"Apa Paman bisa memutar rekaman CCTV yang ada di loket tiket itu?" pinta Natasnya satu kali lagi, mungkin setelah ini misteri Bintang akan terpecahkan.

 

 

 

"Tentu."

 

 

 

Tidak seperti sebelumnya, kali ini Andrian bersedia untuk memutar ulang rekaman CCTV-nya. 

 

 

 

Sepertinya mereka sangat memerlukan ini, pikir Andrian demikian. Namun, tidak menutup kemungkinan Andrian memerlukan informasi tersebut.

 

 

 

Dia bergegas pergi menuju pengatur CCTV. Andrian mencoba memutar ulang rekaman CCTV yang diminta Nerisha dan Natasha guna mengetahui kronologi kejadian kemarin malam.

 

 

 

Diputarnya rekaman yang ada di loket tiket seperti keterangan yang ada. Ternyata memang benar, Bintang berada di sana. Rekaman itu menunjukan jelas setiap gerak gerik Bintang.

 

 

 

Natasha dan Nerisha menyaksikannya bersama-sama. Selama rekaman itu diputar, Natasha mencatat waktu kejadiannya tanpa ada satu pun yang terlewat 

 

 

 

"Kejadiannya pukul 20.45 menit. Sedangkan itu setelah menerima telepon Bintang segera pergi dari sana. Akan tetapi, kenapa dia tidak masuk ke dalam gedung konsernya, dan melainkan pergi menuju ke tempat lain?"

 

 

 

Natasha mencoba mengambil kesimpulannya. "Lalu apa Paman bertemu dengan dia, setelah kejadian di loket itu?" Natasha ingin mencari tahu kebenaran ini lebih jauh lagi.

 

 

 

 

"Sepertinya hanya di sana aku bertemu dengan gadis itu. Setelahnya aku pergi ke ruangan ini dan berada di sini selama konser berlangsung."

 

 

 

Keterangan Andrian sudah cukup menurut Natasha. "Jadi, dia pergi dari loket itu sekitar pukul 20.50, dan berpapasan dengan Nerisha di pukul 21.08. Itu berarti dia memiliki waktu sekitar 18 menit sebelum bertemu dengan Nerisha. Lalu selama 18 menit itu, kemana Bintang pergi?

 

 

 

 

Analisa Natasha membuat Andrian bingung. Dia pun tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. "Memang kalian ini siapa? Kenapa juga kalian mencari gadis itu? Siapa gadis yang bernama Bintang ini sebenarnya?"

 

 

 

"Kami bukan siapa-siapa dari dia Paman. Akan tetapi, kemungkinan nyawa gadis itu dalam bahaya," ungkap Nerisha terbuka tanpa adanya kebohongan.

 

 

 

"Nerisha!" Natasha segera menegurnya, karena takut Andrian akan curiga.

 

 

 

"Nyawanya dalam bahaya? Apa maksudnya?" Andrian bertanya-tanya tentunya. Dia baru tahu jika gadis yang ada di foto tadi sedang dalam bahaya.

 

 

 

"Bukan itu maksudnya Paman. Adikku yang ini memang asal bicara. Kami adalah tetangga dengan Bintang, gadis yang di foto ini. Benar bukan, Nerisha?"

 

 

 

Natasha mencoba merangkul adiknya yang selalu berkata sembarangan itu. Dia melakukan ini agar Petugasnya tidak curiga dengan mereka berdua.

 

Andrian mengelua dagunya dan berpikir bahwa kedua gadis yang sekarang ada di depannya sedang berbohong.

 

 

 

"Iya, benar Paman. Kami tinggal bertetangga. Ibunya mengatakan Bintang tidak pulang sejak kemarin malam. Jadi Ibunya meminta kami untuk mencari keberadaannya, Paman."

 

 

 

Kali ini Nerisha yang mencoba untuk membuat Andrian tidak curiga dengan mereka. Semoga alasan ini bisa meyakinkan Andrian. Harap keduanya demikian.

 

 

 

"Oh, jadi kalian bertetangga. Aku kira memang benar gadis itu dalam bahaya."

 

 

 

Andrian percaya begitu saja. Dia memang tidak tahu apa-apa, jadi menurutnya itu mungkin saja benar.

 

 

 

"Baik Paman. Terima kasih karena sudah membantu kami. Kami mohon pergi dari sini, Paman."

 

 

 

Natasha ingin segera pergi dari sana, dengan masih merangkul adiknya. Natasha menarik Raeni untuk ikut bergegas pergi. Dia tidak ingin Nerisha banyak berkata dan membongkar semua rahasia mereka.

 

 

 

"Iya, baiklah. Sama-sama. Semoga kalian cepat-cepat bertemu dengan teman kalian itu," pesan Andrian.

 

 

 

"Tentu Paman. Terima kasih…."

 

 

 

"Ayo!"

 

 

 

Seperti yang terlihat Natasha segera membawa Nerisha meninggalkan ruangan tersebut. Natasha berpikir jika mereka berlama-lama di sana kemungkinan misi akan ketahuan orang lain dan itu tidak boleh terjadi.

 

 

 

"Lalu Kak, setelah ini kita harus kemana?"

 

 

Tentunya Nerisha bertanya, pertanyaan tersebut kepada kakaknya sembari berjalan keluar dari lobi gedung.

 

 

 

  

 

"Menurutmu kita harus pergi kemana lagi untuk menyelesaikan misi ini?" Natasha bertanya balik pada Nerisha, sudah pasti dia tidak akan memiliki jawaban itu.

 

 

 

"Entah… Aku juga tidak tahu harus pergi kemana lagi. Lagi pula kenapa si misi kali ini begitu rumit? Kenapa tidak langsung pada intinya saja?" keluh Nerisha yang mulai merasa bosan serta lelah, selama satu hari ini dia dipaksa berpikir keras guna memecahkan misteri kali ini.

 

 

 

 

"Seperti misi pertama, kedua dan ketiga. Kita langsung diberi petunjuk jelas kemana kita harus pergi… Tidak seperti sekarang misinya begitu rumit. Aku saja sampai pusing memikirkannya," lanjutnya menggerutu.

 

 

 

"Sabar. Kita hanya perlu sabar untuk membuka teka-teki ini. Nikmati saja misinya, karena tidak ada batas waktunya juga, bukan? Setidaknya kita tidak memiliki batas waktu untuk menemukan Bintang, 'kan?"

 

 

 

Seperti katanya. Kuncinya harus sabar. Jadi, Nerisha mencoba untuk bersabar untuk beberapa waktu kedepan.

 

 

 

"Kakak, benar. Selagi kita tidak memiliki batas waktu, itu berarti Bintang masih berada di suatu tempat yang aman. Setidaknya nyawanya tidak dalam bahaya."

 

 

 

 

Keduanya sama-sama menyepelekan ini sepertinya. Namun, tampaknya mereka tidak akan bersantai dalam waktu singkat ini.

 

 

 

 

Sembari berjalan berdua, saat itu juga foto Bintang mengeluarkan cahaya. Fotonya terlepas dari tangan Nerisha dan terbang ke udara.

 

 

 

Keduanya panik karena foto itu mengeluarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata. Sedangkan area sekitar sedang sepi. Jadi tidak ada yang melihat foto terbang sendiri itu.

 

 

 

"Kakak, lihat fotonya! Ada apa dengan fotonya?"

 

 

 

 

Ada apa dengan fotonya? Mungkinkah ada petunjuk baru dari misi keempat ini? Apa yang akan mereka temukan setelah ini?

 

 

 

Penasaran?

 

 

 

 

avataravatar
Next chapter