2 Hangout Bersama Kakak

Halaman depan SMA Beethoven.

Banyak orang memarkirkan kendaraan di halaman depan SMA Beethoven. Jam sekolah memang telah usai, makanya banyak yang menjemput para siswa. Tak terkecuali pria yang duduk di depan mobilnya, mengenakan kaos oblong warna abu abu dan celana jeans hitam. Jelas dia menarik perhatian para penjemput karena sosoknya yang terlihat tak biasa.

"Abang!!" teriak salah seorang siswi yang baru saja keluar dari gerbang.

Wajah sumringah tergambar jelas di wajahnya, melihat abang tersayang menantinya di depan gerbang sekolah. Farani sambil mendorong sepedanya menghampiri kakaknya bersama Lulu.

"Eh ada abang terganteng sekomplek kita. Tumben kesini, ada apa nih?" Lulu langsung menyerobot.

"Sebenernya ini mau ngapelin Pak Rahmat, kesian jadi satpam bengong mulu di posnya." jawab Fareza sambil manyun ke Lulu. "Tapi nanti kasian adek, pulang sendirian. Jadinya jemput adek deh."

"Liat deh Lu, saking gabutnya abang gue, dia alesan jemput gue padahal gue bawa sepeda ke sekolah." celutuk Farani sambil menunjuk sepedanya yang sedari tadi di dorongnya itu.

Fareza yang melihat sepeda Farani langsung tepok jidat,"ya ampun, lupa lah kalo adek ke sekolah bawa sepeda tadi, kirain bareng sama ayah tadi."

Niatan Fareza menjemput adiknya memang karena dia tidak ada kerjaan dihari liburnya itu. Dan lagi, dia mau mengajak adiknya untuk bertemu sang kekasih.

"Ya udah, nggak papa, ikut abang aja jemput Rere trus kita pergi bareng."

"Nggak mau, nanti cuma ditinggal pacaran doang. Emang enak apa jadi nyamuk." Farani langsung berjalan meninggalkan kakaknya bersama Lulu.

Seperti dugaan, Farani akan menolak ajakannya, dan Fareza juga tidak tau harus membujuk dengan cara apalagi. Fareza langsung mengejar adiknya dan menarik sepedanya. "Udah ikut aja, ini sepedanya biar dibawa sama Lulu."

Fareza langsung menarik adiknya untuk diajak pergi, sementara Lulu hanya bisa melihat kakak beradik itu saling tarik menarik. Yah kadang memang membuat iri melihat hubungan mereka, tapi kadang juga bikin gedeg orang lain dengan tingkah mereka yang seperti tidak pernah akur itu.

"Lu help meee..." teriakan Farani menggelegar di dalam mobil, menghilang dari pandangan Lulu.

*

Kafe Book.

Tempat ketemuan dengan Rere.

Dengan muka berlipatnya, Farani masuk ke kafe dan langsung duduk. Setelah membolak balik buku menu, dia memesan beberapa makanan. Fareza tentu saja langsung menuju meja lain, Rere sudah menunggu dirinya.

"Mana adek? Katanya mau kesini sama adek." tanya Rere saat melihat Fareza masuk sendirian. Fareza langsung menunjuk ke meja dibelakangnya, kearah adiknya yang sedang memainkan hpnya.

Rere langsung menghampiri Farani. Dia memang tidak terlalu akrab dengan adik pacarnya itu, tapi bukan berarti hubungan mereka tidak baik. Menjalin hubungan dengan Fareza selama 3 tahun membuat mereka lebih akrab.

"Ngapain sendirian? Mau ditemenin?" tanya Rere dengan manisnya ke Farani.

"Nggak usah, sana pacaran aja. Nanti kalo kalian gabung, gue nggak bisa bebas lirik cowo lain." jawab Farani ketus.

Mendengar jawaban sang adik, Fareza lalu mengacak-acak rambut sang adik sambil berkata, "tampang kek gitu mau lirik cowo? yang ada mereka nggak tertarik kali."

Farani diam saja mendapat perlakuan semena-mena dari kakaknya, dia hanya berusaha merapikan rambutnya yang berantakan. Farani masih merasa jengkel karena kejadian 'langsung main tarik' itu, karena dia sudah membayangkan akan tidur seharian di rumah. Gagal sudah acara indah yang sudah disusun oleh Farani. Dan lagi, dia harus menyimpan tenaga untuk menghadapi ujian tengah semester yang sudah menanti.

Kling...

Suara pintu terbuka, tanda ada orang masuk ke dalam kafe.

Sesosok laki-laki tinggi masuk ke dalam kafe, mengedarkan pandangan lalu tersenyum. Farani dengan jelas melihat bahwa laki-laki tersebut tersenyum ke arahnya, tapi siapakah gerangan yang tersenyum itu?

"Sori bro, gue telat." kata sang lelaki itu sambil berjabat tangan dengan abangnya.

"Nggak papa, gue juga belum lama sampenya." balas Fareza sambil tersenyum.

"Mau pesen apa Sit?" Rere lalu menimbrung pembicaraan.

"Oh, gue mah gampang, nanti aja. Yang penting bahas tugas dulu, gue udah keteteran banyak nih."

Meja yang awalnya penuh dengan makanan pesanan Farani, kini dipenuhi dengan buku dan laptop. Fareza, Rere dan seseorang yang tadi dipanggil 'Sit' langsung sibuk dengan tugas kuliah mereka. Perbincangan yang terjadi juga seputaran tugas kuliah mereka bertiga, tentu saja Farani tidak paham dengan pembicaraan itu.

Merasa bosan, Farani berjalan mengitari kafe. Dibagian sudut kafe yang lain terdapat banyak buku yang dapat dibaca, itu membuat Farani merasa terselamatkan. Bayangkan saja kalau harus menunggu mereka mengerjakan tugas selama berjam-jam tanpa ada kegiatan untuk mengalihkan kebosanan. Dalam hitungan menit, Farani sudah sibuk dan asyik sendiri dengan buku yang dibacanya. Dia bukan tipe penggemar baca, tapi saat ada buku yang menurut dia menarik, dia akan langsung tenggelam dalam buku itu. Sampai-sampai dia tidak sadar bahwa ada orang lain yang duduk disampingnya.

"Kayanya asik banget baca bukunya?" tanya orang tersebut sambil melihat buku yang sedang Farani baca.

Farani hanya mendongakkan kepalanya, melihat siapa yang menyapanya dan mengganggu waktu membacanya. Ternyata teman kakaknya. Tanpa peduli dengan si teman kakak, Farani kembali tenggelam dalam bukunya.

"Gue Sita, bukan Siti meskipun awalannya sama." katanya memperkenalkan diri.

"Farani." balas Farani tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Nice to meet you, Farani. Kapan-kapan main bareng ya." Sita lalu beranjak meninggalkan Farani sendiri.

'Apaan sih itu orang? Sok kenal banget deh' batin Farani sambil melihat ke arah Sita.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Hp Farani berbunyi, telepon dari Bunda.

"Halo Bunda, ada apa?"

"Adek dimana? Kenapa belum pulang?"

"Ini sama abang, diajakin ke kafe sama Rere juga."

"Kok nggak pamit?"

Tepok jidat sendiri, Farani serasa ingin mengutuk kakak tertampannya itu. "Lah adek pikir abang udah bilang sama Bunda, jadi Adek nggak ngabarin Bunda." jelasnya kepada sang bunda.

"Ya udah kalo gitu, buruan pulang, bentar lagi Ayah juga pulang."

"Siap bos!."

Bangkit dan mengembalikan buku ke tempatnya, Farani lalu menghampiri kakaknya, "Bunda nyariin, suruh cepet pulang."

Masih di formasi yang sama, Fareza, Rere dan Sita mendongakkan kepala. Tanpa ada yang berkata, mereka segera membereskan barang masing-masing. Dan dalam waktu 5 menit, semua keperluan sudah masuk ke tas masing-masing. Mereka berempat berpisah di parkiran dan masuk ke mobil masing-masing. Yang pertama meninggalkan kafe adalah Rere, disusul Sita lalu Fareza dan Farani.

avataravatar
Next chapter