1 1. Mentari Pagi

Pagi - pagi sekali Yuda telah pergi keluar apartemen untuk lari pagi menuju taman. Baju Hody tebal tak berlengan membuat lekuk otot lengannya terlihat. Beberapa orang tampak kagum melirik ke arahnya. Dua orang wanita yang sedang jalan santai tampak bebisik-bisik sambil menatap ke arah Yuda. Wajar saja dia menjadi pusat perhatian karena dia sangat tampan dan memiliki tubuh yang atletis tinggi semampai. Yuda menghentikan langkahnya dan melakukan beberapa gerakan otot. Beberapa kali juga dia terlihat melakukan tarikan nafas lalu dihembuskan.

Sudah satu jam dia ditaman dan berencana untuk pulang. Tiba-tiba handphone nya berbunyi.

"Halo Tuan Yuda Wilan smith?"

"Iya. Saya sendiri?" Jawab Yuda. Sang penelpon terdengar memberitahukan sesuatu pada Yuda. Yuda tampak serius mendengarkan.

" Tes wawancara??" Ulang Yuda, senyumnya mulai mengembang

"Baik. Pak. Saya akan kesana pukul 9. Terima kasih pak." Yuda menutup teleponnya dengan raut yang bahagia. Penelepon tadi adalah bagian HRD perusahaan konstruksi tempat ia melamar kerja. Hari ini Yuda mendapatkan panggilan tes wawancara. Yuda kembali melanjutkan lari kecilnya dan kembali pulang ke apartemennya yang berada di kawasan elite.

Sesampai di apartemen, Ia mengambil minuman dingin di kulkas dan duduk di sofa sambil meneguk minumannya. Yuda tersenyum sumringah karena bahagia akhirnya dia dipanggil untuk tes wawancara di perusahaan yang ia lamar. Tangannya tampak sibuk dengan handphone, Yuda mencoba menelepon seseorang.

"Halo Ma, apa kabar?"

"Baik sayang, apa kabar kamu disana nak? Mama rindu kamu" ucap mama lirih.

"Aku juga ma, sangat merindukan mama dan papa. Hari ini aku akan melakukan tes wawancara. Doakan aku ya ma." Ujar Yuda memberi kabar baik. Sambil melirik foto yang ada diatas meja samping sofa. Foto keluarganya, mama Tessy, Papa Jacob dan dia ditengah tengah merangkul kedua orang tuanya.

"Benarkah?? Semoga tes nya lancar sayang. " Suara mama Tessy terdengar sangat sejuk ditelepon. Mama Tessy adalah mataharinya, meski Yuda tidak dilahirkan dari rahimnya. Tapi wanita itu lah yang memberi cinta kasih sayang seorang ibu semenjak dia berumur satu bulan. Sungguh ironis orang tua kandungnya malah dengan tega hati membuangnya didepan pintu panti asuhan disaat tubuhnya masih memerah. Padahal diluar sana masih banyak pasangan yang sangat mendambakan anak. Yuda sangat beruntung diadopsi oleh mama Tessy dan papa Jacob yang sangat mencintainya. Setelah pengurusan adopsi selesai mama Tessy dan papa Jacob segera memboyongnya dan menetap di Inggris mencoba memulai kehidupan baru di tempat kelahiran papa jacob tanpa ada yang mengetahui bahwa Yuda adalah anak adopsi. Tapi sebagaimana rapinya mama Tessy dan papa Jacob menyembunyikan statusnya sebagai anak adopsi, pada akhirnya Yuda mengetahui semua itu tanpa sengaja. Itu terjadi saat dia berumur 10 tahun.

Flashback.

Saat itu jam sekolah telah usai. Seperti biasa Yuda kecil berjalan menuju pintu gerbang sekolah dan seperti biasa sopir papa menjemput dengan mobil elegan bewarna hitam mengkilat yang terparkir didepan gerbang sekolah. Tapi hari itu, tampak berbeda. Mama Tessy tampak melambai kearahnya melalui jendela kaca mobil bagian belakang yang sengaja dibuka. Yuda tersenyum riang dan balas melambaikan tangannya ternyata ada mama yang ikut menjemputnya karena baru pulang berbelanja. Dengan semangat Yuda mempercepat langkahnya menuju mama tercinta yang berada di dalam mobil. Baru saja Yuda melewati gerbang sekolah tiba tiba dia dipeluk oleh seorang wanita dewasa dari samping. Wanita itu tampak sendu, air matanya terurai sambil memeluk erat Yuda.

"Yuda.. ini mama nak. Ibu kandungmu.." ucapnya lalu tangisnya pecah tak tertahankan lagi. Yuda hanya bisa diam dan masih terlihat bingung mencoba mencerna apa yang baru saja wanita muda ini ucapkan yang kini tengah memeluknya dengan erat. Wanita ini menatap Yuda penuh kerinduan. Jelas terlihat wanita ini berdarah Asia seperti mama tessy dan dirinya. Dia terlihat sama cantiknya dengan mama Tessy cantik alami tanpa make up yang tebal dengan rambut tergerai panjang.

"Ma-mama... telah mencarimu.. kemana-mana.. nak..."ucapnya terbata bata karena Isak tangisnya. Kemudian tangisnya pecah lagi. Dan memeluk Yuda lagi, seakan tak mau terpisahkan lagi dari Yuda. Mama Tessy yang berada di dalam mobil lekas keluar diikuti sang sopir. Dengan cepat mama meraih Yuda kepelukannya memisahkan Yuda dengan wanita asing itu yang datang secara tiba-tiba.

"Siapa kamu?? Berani sekali kamu peluk-peluk anak Saya." Ucap mama sedikit meninggi sambil memeluk Yuda erat. Raut wajah Yuda terlihat datar dari tadi hanya diam dan sangat bingung.

"Maav Nyonya, tapi aku ibu kandungnyaa. A-ku yang melahirkannyaa. Dia anakkuu.." Ucap wanita itu lirih sedikit berteriak dan mencoba merebut Yuda kembali dari pelukan Mama Tessy. Namun usahanya gagal karena sang sopir Andrew menahan langkahnya dan dibawa mundur ke belakang agak menjauh dari Nyonya besar dan tuan muda. Sontak hal itu membuat wanita itu histeris.

"Tidaakk... lepaskan Aku..!! Teriak wanita itu. Ketika ditarik menjauh. "Sini naak... Kembali ke mamaa.." teriak wanita itu lagi sambil membuka tangannya dan menatap penuh harap ke arah Yuda. Dia berharap agar Yuda mau kembali kepelukannya.

"Dasar wanita gila.."ketus mama Tessy sambil kembali merangkul erat Yuda. Mama Tessy terlihat sangat syok, tidak kalahnya dengan wanita itu. Yuda merasakan tubuh mama Tessy bergetar dan berkeringat dingin. Mama Tessy memeluk Yuda sangat erat seperti ada ketakutan kalau wanita itu akan membawa Yuda pergi darinya. Mama Tessy melepas rangkulannya dan membawa Yuda masuk ke dalam mobil. Wanita itu semakin berteriak histeris dan meronta ketika melihat Yuda masuk ke dalam mobil. Dia mencoba melepaskan pegangan Andrew yang menahannya untuk mendekat Yuda.

"Ti-tidaak Naak.. Ini Mamaa Naak.. Jangan Pergi Naak..." Teriak Wanita itu begitu pilu terdengar.

"Andrew..!! Tolong kau urus dulu wanita gila itu. Kau tau apa yang harus kau lakukan kan..??" Perintah Mama Tessy setengah berteriak.

"Baik Nyonya.." jawab Andrew mengangguk mengerti. Mama Tessy segera masuk mobil dan duduk di bangku kendali setir mengganti Andrew. Dengan segera menyalakan Mobil dan pergi melesat meninggalkan wanita itu yang tubuhnya masih ditahan Andrew. Terdengar teriakannya makin histeris melihat Yuda dibawa pergi. Wanita itu berteriak meronta mencoba melepaskan diri dari Andrew. Yuda terus memperhatikannya dibalik jendela kaca mobil hingga mobil berbelok ke arah kanan dan sosok wanita itu tak kelihatan lagi. Yuda kecil tertunduk sambil menghembuskan nafasnya, mencoba mengatur nafasnya yang sedari tadi tercekat ditenggorokan. Pikirannya melayang-layang tangisan wanita itu masih terbayang. Apa yang diucapkan wanita itu berulang-ulang terekam dimemorinya.

"Apa kau takut Yuda?" Tanya Mama Tessy lembut melirik ke arah Yuda yang duduk disampingnya.

"Mama.. siapa wanita itu.?" Yuda kecil balik bertanya penasaran. "Kenapa wanita itu bilang Aku anaknya??" Yuda bertanya memburu. Raut Mama Tessy terlihat sangat khawatir dengan sikap Yuda.

"Wanita itu gila anakku." Jawab Mama Tessy. Yuda menatap ibunya tajam penuh selidik tapi Mama Tessy segera melemparkan pandangannya ke arah jalanan. "Mana ada wanita waras yang mengaku anak orang lain sebagai anaknya.?? Lalu apa namanya kalau tidak gila??" jelas mama Tessy lagi tanpa menoleh kearah Yuda dia sibuk memperhatikan jalanan karena saat ini dia sedang menyetir. Tatapan Yuda kembali ke depan menatap jalanan. Walaupun tatapan itu tatapan kosong dan pikirannya masih sibuk memikirkan sesuatu.

"Yuda.. jagoan Mama.. jangan dipikirkan lagi yah.. ? Andrew sudah mengurus orang itu. Mama juga kasihan, tapi mama juga takut sama orang gila." Bujuk Mama Tessy. "Yuda lihat kan tadi kaki Mama gemetar saking takutnya Mama sama orang gila?? Mama tidak ingin mengingat kejadian hari ini lagi. Mama harap Yuda begitu" Ucap Mama lembut sambil sesekali melirik Yuda yang berada disampingnya

"Iya Ma..." Jawab Yuda pelan tanpa menoleh ke arah Mama Tessy. Mama Tessy mencoba tersenyum sambil mengacak rambut Yuda kecil dengan satu tangannya. Yuda pun tersenyum membalas senyuman mama.

Di Malam pada hari yang sama, Yuda kecil sangat gelisah ditempat tidur. Yuda yang tidak bisa tidur akhirnya bangkit dari tempat tidur, dia mencoba keluar menuju Kamar orangtuanya. Dilihatnya pintu kamar orangtuanya sedikit terbuka. Yuda bisa mengetahui mama papanya belum tidur karena lampu kamar masih menyala. Apalagi terdengar suara mama dan papa yang sedang berbicara. Semakin dia mendekat suara mama Tessy dan papa Jacob semakin jelas terdengar.

"Aku tidak mau wanita itu menemui Yuda.!!" Ucap Mama Tessy sedikit meninggi. Ternyata itu bukanlah percakapan biasa, tetapi itu terdengar seperti perdebatan antara Mama Tessy dan Papa Jacob. Yuda menempelkan punggungnya di dinding depan samping pintu kamar orangtuanya. Yuda penasaran untuk menguping karena namanya disebut sebut.

"Kau jangan egois Ma.. Bagaimanapun juga dia adalah ibu Kandungnya Yuda. Kita tidak boleh seperti ini." Suara papa terdengar membujuk Mama Tessy. "Apalagi dia sedang sakit parah, biarkan dia menemui Yuda untuk terakhir kalinya." Imbuh Papa Jacob lagi.

"Tidak..!! bukankah mereka sudah membuangnya didepan pintu panti asuhan sebelum kita datang mengadopsinya?? Lalu kenapa dia datang ingin mengambil anakku??" teriak Mama Tessy penuh emosi. "Dia tidak pantas mengakui Yuda sebagai anak. Akulah ibunya Yuda ! Bahkan cintaku lebih besar dari pada wanita tak tau diri itu." mama Tessy menghela nafas panjang. "Kau pilih mana Pa dia yang mati atau aku yang mati.?? Aku lebih baik mati daripada Yuda tahu bahwa aku bukan ibu kandungnya."

"Mama..!!" Teriak papa Jacob kaget mendengar Mama Tessy berkata seperti itu. Jacob pun membawa istrinya kedalam pelukannya. Tangisan mama Tessy perlahan tenggelam dalam pelukan suaminya yang mencoba meredakan emosinya.

Dari luar Yuda mendengar isak tangis Mama Tessy yang begitu pilu menyayat hati si Yuda kecil. Perlahan Yuda berjalan menjauhi kamar orang tuanya menuju kamarnya. Ditempat tidur Yuda menutup tubuhnya dengan selimut dari kaki sampai kepala. Terdengar isakan tangis yang tertahan dibalik selimut itu. Malam itu Yuda kecil menangis. Dia sudah cukup paham dan mengerti atas apa yang telah terjadi. Keraguannya yang sempat tersirat semenjak wanita itu datang menemuinya disekolah. Kini terjawab sudah.

avataravatar
Next chapter