webnovel

Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC)

Alyssa, wanita cantik yang harus berjuang keras mempertahankan perusahaan ayahnya yang meninggal karena kecelakaan dan meninggalkan trauma untuk Alyssa. Namun, apa jadinya jika Mommy-nya menjodohkannya dengan anak dari teman lamanya? Haruskah Alyssa menerima dan melupakan lelaki yang sudah pergi meninggalkannya tanpa kabar.

Siskafriestianii · Urban
Not enough ratings
417 Chs

Pilihan Mama

Written by : Siska Friestiani

Title : Siska Friestiani

Intagram : Siskahaling

*Siskahaling*

"Kenapa?" tanya Alyssa saat Mario sudah duduk di sampingnya dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

"Hon, menikahlah dengan ku"

"WHATTT"

Apa kata pria ini?? Menikah? ME-NI-KAH!!!

Hell, dalam mimpi saja ia tidak pernah membayangkannya.

Tidak tidak tidak. Alyssa masih waras, ia bahkan tadi baru saja mengasihani bagaimana nasib istri dari pria berengsek ini nantinya. Dan sekarang ia bahkan dilamar dengan tidak ada romantis-romantisnya seperti ini???

Mario, pria ini memang minta di mutilasi.

"Ayolah, Hon. Kau satu-satunya wanita yang berbeda. Aku yakin Mama akan setuju aku menikah denganmu" pinta Mario lagi. Wajahnya sudah ia pasang semenyedihkan mungkin agar Alyssa luluh dengannya.

"Kau gila? Bahkan bermimpi pun aku tidak sudi menikah dengamu" Alyssa menolak dengan gaya pongahnya.

Santai Alyssa. Jangan ngegas.

"Kalau kau tidak mau, jangan salahkan aku jika aku memaksamu"

Mario memajukan wajahnya, refleks Alyssa memundurkan tubuhnya saat Mario semakin mendekat kearahnya.

"Kau- apa yang kau lakukan, Mario"

Alyssa terus memundurkan duduknya sampai akhirnya tubuhnya tidak dapat mundur lagi kerena terhalang lengan sofa. Sedangkan Mario semakin gencar mendekat dengan senyum miringnya.

"Menurutmu, apa yang akan aku lakukan sayang?" Mario semakin mendekat hingga kini jarak wajahnya dengan Alyssa hanya berjarak 3 senti membuat Mario dapat merasakan hembusan hangat napas Alyssa.

"Berhenti atau aku teriak" ancam Alyssa membuat Mario terkekeh.

"Teriaklah sesuka hatimu, tidak akan ada yang mendengar. Ku rasa kau tau dengan desain ruanganku sayang" Alyssa menelan ludahnya kelu, ia tau maksud mario. Ruangan ini kedap suara, sama seperti ruangannya. Ahhhh, kenapa ia bodoh sekali.

Tiga senti jarak wajah mereka, Alyssa masih membuka kedua matanya dan menatap wajah Mario yang kini telah terpejam. Dua senti. Ya Tuhan apa yang harus ia lakukan sekarang? Mendorong tubuh tegap di hadapannya? Oh tidak, tidak. Ia tidak akan sanggup. Tubuh yang mengukungnya ia sungguh kekar dan menggoda.

Tidak ada cara lain. Satu-satunya cara adalah....

"Plakkkkkk"

"Arghhhh"

Mario memekik kesakitan merasakan tamparan keras yang mendarat di pipi kanannya.

Ini gila, ia tidak pernah di perlakukan sebrutal ini oleh seorang wanita. Dan Bisa-bisanya. Wanita ini, Alyssa, memperlakukan hal senista ini padanya.

Ini namanya pelecehan!!!

Hey bung!! Seharusnya itu yang Alyssa lontarkan padamu!

"Kenapa kau menampar ku, Hon? Seharusnya kau tampar saja aku dengan bibir seksimu itu" Mario masih mengusap pipinya yang masih terasa begitu panas.

Gila, ternyata tamparan wanita sepanas ini. Lebih menyakitkan dari pada pukulan dari tinju seorang pria.

Kesal, Alyssa membalikkan tubuhnya hingga kini tepat mengahadap Mario. Mario meneguk ludahnya dalam saat melihat pemandangan di depannya. Dengan posisi Alyssa di pangkuannya membuat posisi Alyssa lebih tinggi atau lebih tepatnya dada Alyssa tepat berada di hadapannya. Beri tahu Mario pria mana yang tidak tergoda melihatnya.

"Kau benar-benar. Aishhh, ingat! Aku tidak akan menikah denganmu sekalipun di dunia ini hanya tinggal satu pria dan itu kau, aku tidak akan sudi menikah denganmu"

Mario? Hahaha, jangan tanyakan pria mesum itu, ia bahkan tidak terlalu menggubris apa yang Alyssa katakan, pemandangan di depannya benar-benar lebih mengasyikkan di banding celotehan Alyssa dari bibir seksi-nya itu. Setidaknya itu menurut Mario.

Melihat Mario tak menggubris ucapannya, Alyssa mengikuti arah pandang Mario dan...

"Pria mesum bar-bar brengsek!!!!"

_Siskahaling_

Sivia menatap Alyssa yang kini masih mendengus kesal sambil membolak-balik isi kertas di dalam map merah. Hey ia baru saja sampai di kantor sahabat iblisnya ini dan menemukannya dengan wajah tertekuk dan entah apa penyebabnya. setahunya tadi, Alyssa menemui Mario yang sedang melakukan kerjasama perusahaan.

"Kau kenapa Al?" Sivia buka suara. Alyssa hanya melirik sekilas dan kembali membolak-balik kertas yang entah keberapa kalinya ia bolak-balik.

"Kau tak lihat aku sedang sibuk?" sinis Alyssa, Sivia melengos.

"Oh ayo lah Al, kau tau jika bukan itu yang menjadi pertanyaanku"

Sivia melangkah mendekati meja kerja Alyssa, menyanggah tubuhnya dengan meja dan kini dirinya tepat berdiri di samping Alyssa dengan posisi berhadapan.

"Aku bukan orang yang jenius untuk menjawab pertanyaan bodohmu itu"

"Ahhh, apa ini karena pria Calvert itu?" tanya Sivia, Alyssa membanting kasar map merah yang berada di tangannya lalu menatap Sivia malas.

"Memangnya aku ada hubungan apa dengan pria sialan itu"

"Menurutmu?" tanya Sivia

"Rekan kerja"

"Hanya itu?" tanya Sivia kurang puas dengan jawaban Alyssa.

"Menurutmu?"

Sialan! Alyssa membalikkan ucapannya.

"Aku yakin kau ada hubungan dengan pria pemilik Calvert itu" ucap Sivia mantap tanpa ada keraguan. Wajahnya bahkan terkekeh geli menatap Alyssa. Wanita ini, walaupun licin bagaikan belut dalam berkata. Tapi bodoh sekali menurutnya.

"Kurangi rasa sok tau mu itu, Sivia" ucap Alyssa kembali memfokuskan dirinya dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

"Kissmark di lehermu tidak pernah aku jumpai sebelumnya, dan aku menemukannya setelah kau bertemu dengan pria sialanmu itu" jawab Sivia dengan senyum kemenangan, dan ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

1 detik

2 detik....

"Siviaaaaaaa, kembali kau, dan aku akan membunuh mu!!!!"

Sivia hanya terkikik dan menghilang di balik pintu ruang kerja Alyssa.

Ahhh, ia bahagia sekarang. Berhasil menggoda Alyssa.

_Siskahaling_

Alyssa mematut dirinya di cermin, memunculkan sosok wanita cantik yang saat ini sedang menggunakan gaun hitam yang membalut tubuh indahnya. Gaun ini memang cukup seksi dan sangat pas membalut tubuh Alyssa. Gaun yang panjangnya nyaris mengenai lutut dengan ujung gaun yang di desain menyilang. Bagian atas yang melingkar dan sedikit terbuka di bagian dada. Dengan tali menyilang di bagian leher yang di gunakan sebagai penahan, bisa di bilang sebagai pengganti lengan atau tali yang biasanya di punggung. Di bagian belakang hanya setengah bahan yang membalut punggung Alyssa. sehingga leher jenjang Alyssa terekspos dan memperlihatkan betapa memukaunya Alyssa malam ini.

"Kau sangat menyedihkan Al" lirih Alyssa menatap pantulan dirinya di cermin.

Jam makan siang tadi, Alyssa menemui Gina sesuai dengan janjinya semalam. Dan Gina menyampaikan bahwa mereka akan makan malam bersama dengan teman semasa kuliahnya dulu.

Tentu saja tanpa diberitahu Alyssa mengerti apa yang akan terjadi di acara makan malam nanti. Alyssa bukanlah wanita bodoh yang tidak mengerti maksud dari ucapan Gina, meskipun Gina tidak menyebutkan tujuan intinya, namun mempertemukan dua keluarga pasti ada tujuan di baliknya dan tujuan itu adalah perjodohannya dengan teman Mamanya.

Alyssa tau bahkan sangat tau bahwa tujuan Gina semua demi kebahagian dirinya. Gina hanya tidak mau nantinya Alyssa akan terus mengurus perusahaan Clovist Company.

"Alyssa, kau sudah siap? Tamunya sudah datang sayang"

"Iya Mom" balas Alyssa. lalu untuk sentuhan terakhir Alyssa menyemprotkan parfume Vanila favoritnya.

_Siskahaling_

Brakkkk!!!

Mario menutup kesal pintu mobil dengan umpatan yang tidak ada habisnya. Gagal sudah rencananya membawa Alyssa untuk datang bersamanya malam ini. Gagal sudah kejutan yang akan ia berikan kepada Manda. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan untuk menggagalkan acara perjodohan brengsek ini.

"Berhenti mengumpat, Mario" ucap Manda buka suara memecahkan keheningan yang terjadi.

"Ma, batalkan saja ya Perjodohannya. Aku janji besok aku akan membawakan calon istriku kepadamu. Tenang saja, aku tidak lagi menyewa jalang jalang untuk aku kenalkan kepadamu. Kali ini aku serius, Ma. Tidak ada jalang, tidak ada kebohongan"

Mario masih berusaha menego Manda agar membatalkan Perjodohannya. Ohhh ayolah, wanita seperti apa lagi yang akan Mama-nya ini kenalkan padanya.

"Tidak!! Aku tidak percaya jika kau tidak menyewa seorang wanita jalang untuk kau kenalkan kepadaku" jeda sejenak. Manda menarik nafas lalu tersenyum menatap Mario lalu mengusap kepalanya sayang.

"Mama yakin, Mario. Kau akan menyukai pilihan mama kali ini"