webnovel

Kita Selesai.....

Written by : Siska Friestiani

LoCC : 2014

Re-publish Web Novel : 15 November 2020

*Siskahaling*

"Alyssa-" gumam Mario dengan nada keterkejutan yang begitu jelas.

Dan Alyssa berbalik, pergi dari hadapannya.

"Sialan!! Lepas berengsek!!" Mario mendorong kasar tubuh Jessi yang berada di atasnya. Meraih kemejanya di atas ranjang. Memakai dengan tergesa tanpa mengancing, Mario berlari tanpa memperdulikan penampilannya.

"ALYSSA!!" teriak Mario sambil berlari tak melirik Jessi sedikit pun.

Berengsek, berengsek, berengsek! Bagaimana mungkin ia bisa terjebak dan melakukan hal bodoh itu.

"Alyssa berhenti, Honey! Aku bisa jelasin semuanya!"

Astaga, demi dewa kematian. Ia memilih di bunuh saja saat ini dari pada melihat Alyssa yang berlari dengan perut membesar seperti itu. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan istri dan anaknya.

Sementara itu, Alyssa berlari tanpa menoleh ke belakang, Berlari sekuat yang ia bisa sambil memeluk perutnya seakan melindungi bayinya. Apa yang di katakan pria berengsek itu? Penjelasan? Penjelasan apa lagi? Apa yang ia lihat tadi butuh penjelasan. Alyssa tidak bodoh Mario.

"Alyssa!!" teriakan itu kembali ia dengar, terasa semakin dekat. Tidak, ia harus lebih cepat sebelum Mario berhasil menangkapnya.

"Sreeettt"

Langkah Alyssa terhenti bersamaan dengan cekalan lembut di tangannya. Tak berselang lama, tubuh Alyssa di tarik kedalam dekapan seseorang. Alyssa tau siapa pelakunya. Aroma ini, beraroma yang sama dengan jaket yang saat ini ia kenakan.

Mario sendiri, begitu berhasil mempertipis jarak dengan Alyssa, ia langsung mencekal pergelangan tangan wanitanya dan langsung mendekapnya. Tak begitu erat mengingat perut Alyssa yang membuat Mario tak bisa melakukan itu. Namun, cukup untuk Alyssa tak bisa melepasnya.

"Ku mohon berhenti!" nafas Mario terengah-engah. Begitu terasa jelas menerpa puncak kepala Alyssa. Alyssa sendiri sama terengah nya dengan Mario, apa lagi kini kondisinya tengah mengandung, membuat lari yang barusan ia lakukan membutuhkan tenaga ekstra.

"Dengarkan aku dulu sayang" pinta Mario memohon.

"Lepas!!" teriak Alyssa mulai meronta. Memukul-mukul dada Mario berusaha melepaskan dekapan Mario di tubuh mungilnya.

"Tidak, tidak akan aku lepas sebelum kau mendengarkan penjelasan ku dulu" ucap Mario tegas. Semakin merapatkan lengannya yang melingkar di pinggang Alyssa.

"Penjelasan kata mu!" Alyssa mendorong tubuh Mario dengan sekuat tenaga sehingga rengkuhan Mario terlepas dengan tubuh mundur kebelakang.

"Apa lagi yang mau kau jelaskan hah! Kau akan menjelaskan jika yang aku lihat tidak seperti yang aku pikirkan?"

Plakkkk

"Jangan bodoh!" bentak Alyssa setelah mendaratkan tamparan keras di pipi kanan Mario. Sangat keras sampai tangannya terasa sakit.

Mario diam, ia merasakan pipinya panas namun ia tidak memperdulikannya, jika Alyssa ingin menamparnya berulang kali pun ia rela, ia memang salah disini.

"Alyssa" panggil Mario dengan nada penuh penyesalan. Tangannya yang terulur hendak meraih Alyssa kembali ke dekapannya terhenti begitu saja saat melihat Alyssa menggeleng.

"Tolong, jangan sentuh aku dengan tangan itu"

Jantung Mario terasa di tikam dengan keras begitu mendengar ucapan Alyssa. Nyeri sampai ke ulu hatinya. Melihat Alyssa yang memohon untuk tidak ia sentuh membuat tubuhnya bergetar hebat. Pertama kali selama hidupnya, ia benar-benar merasa seperti pria bodoh dan berengsek. Sangat berengsek.

Dengan susah payah, Mario menelan salivanya yang terasa seperti batu.

Alyssa kembali menangis, begitu tak sanggup menerima pengkhianatan dari Mario. Mengingat saat suara desahan wanita itu menyebut nama Mario benar-benar membuat seluruh tubuhnya mati rasa.

Mario jatuh berlutut di hadapan Alyssa. Ia sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk menopang tubuhnya saat mendengar penolakan Alyssa ketika hendak ia sentuh. Persetan dengan harga dirinya. Ia ingin Alyssa mendengarkan semua penjelasannya. Dan untuk pertama kalinya seorang Mario bersimpuh di hadapan seorang wanita dan wanita itu adalah istrinya sendiri.

Alyssa terenyuh begitu melihat Mario bersimpuh di hadapannya dengan kepala menunduk dalam. Tapi rasa itu seakan hilang begitu saja saat kembali mengingat luka yang telah Mario torehkan di hatinya. Sangat sakit, sampai Alyssa memilih mati dari pada harus merasakan sakit yang saat ini ia rasakan.

"Apa yang kau lakukan, percuma saja aku tak iba" ucap Alyssa sinis. Mengusap air matanya dengan kasar lalu menatap Mario tajam.

"Jessi, dia menjebak ku. Aku hanya ingin membantunya....."

"Kau tau..." Alyssa memotong penjelasan Mario lalu menelan salivanya, tenggorokannya terasa perih sekali saat ini.

"Kau pria terberengsek yang pernah aku kenal"

Mario memejamkan matanya mendengar pengakuan Alyssa. Dan Mario membenarkannya dalam hati.

"Kau mematahkan kepercayaan ku Mario, bahkan di saat aku selalu mempercayai mu lebih dari apa pun selama ini" Alyssa terkekeh, hidupnya kenapa jadi menyedihkan seperti ini dalam sekejap?

"Tapi sekarang, di depan mata ku sendiri...." Alyssa menunduk. Tak kuasa melanjutkan ucapannya.

" Kau mematahkannya, Mario...." lirih Alyssa masih dengan kepala tertunduk.

"Kita selesai"

"Apa?" seketika Mario mengangkat kepalanya menatap Alyssa sendu. Ia salah dengar bukan.

"Aku mau kita selesai. Dengan begitu kau bisa bebas dengan para wanita mu" Alyssa kembali mengusap air matanya yang berani-beraninya turun tanpa ia perintah.

"Al-"

"Kita selesai!" teriak Alyssa memotong ucapan Mario.

Sial! Kenapa air matanya tidak mau berhenti.

"Besok aku akan membawakan surat cerai yang bisa langsung kau tanda tangani"

"Sayang, aku mohon dengarkan penjelasan ku dulu. Ini semua, aku, aku di jebak. Aku tidak mungkin melakukan hal seburuk itu" jelas Mario agak terbata karena ketakutan. Tidak, Alyssa tidak boleh meninggalkannya.

"Tapi aku melihat kau melakukannya" lirih Alyssa penuh kekecewaan.

"Al, itu, aku, Jessi, dia" Mario kehilangan kontrol. Tubuhnya gemetaran, bicaranya bahkan meracau tak jelas.

"Kita selesai saja, besok akan ku kirimkan surat cerai kita yang bisa langsung kau tanda tangani"

Setelahnya Alyssa pergi meninggalkan Mario yang masih bersimpuh dengan tatapan kosong. Seakan ia baru saja mendengar kabar buruk dari malaikat kematian bahwa esok ia akan mati. Ahh, bahkan ini lebih buruk dari pada sebuah kabar bahwa ia akan mati besok.

***

Ayoooo. War kalian. Mario sama Alyssa cerai jangan?? Wkwkwkwk 🤣🤣🤣

Aku kok suka Mario yang kayak gini ya 😭

Apa aku nggak punya perasaan 😂

Yang mau War sudah di sediakan di kolom komentar yaaa 😍😍😍

Star Vote sama Review nya jangan lupa 😊😊

Next chapter