51 Jonathan

Written by : Siska Friestiani

LoCC : 2014

Re-publish Web Novel : 2 November 2020

*siskahaling*

Pagi hari seperti biasa, Mario sudah siap dengan stelan kerja untuk bertempur dengan semua urusan kantor hari ini. Pria itu tersenyum dengan bibirnya mengalunkan lagu Thinking Oud Loud dan segelas susu di tangannya. Membuat susu menjadi kegiatan rutin yang wajib Mario lakukan. Mario menyukainya, ketika Alyssa meminum susu yang ia buatkan.

Mario terus menyanyikan lagu sembari membuka pintu kamar dengan pelan dan sedikit kesulitan karena ia harus menyeimbangkan tangan kanannya agar susu bawannya tidak tumpah. Lalu senyum manis mengembang dibibirnya saat menemukan Alyssa sudah bangun dan kini tengah bersandar di kepala ranjang.

"Kau sudah bangun" ucap Mario lalu memberikan kecupan hangat di puncak kepala istrinya, tentu saja gelas susu tadi telah ia letakkan di meja nakas.

Alyssa memejamkan mataya. Berkali-kali mendapat perlakuan seperti ini tidak membuatnya bosan.

"Baiklah, sekarang waktunya si kecil mendapat sarapan paginya"

Mario mengambil gelas susu yang tadi ia letakkan di nakas. Menyerahkannya kepada Alyssa agar wanita itu segera meminumnya. Alyssa tersenyum lalu dengan senang hati menerima segelas susu yang ia yakin suaminya sendiri yang membuat.

Jika ibu hamil lainnya akan mual dan memerlukan bujukan dan rayuan maut dari suaminya untuk meminum segelas susu yang katanya bisa membuat perut mual, namun tidak untuk Alyssa. Ia akan senang hati meminum susu yang telah di buatkan suaminya tersebut tanpa rasa mual dan teman-temannya. Ahh, kalian jangan lupa jika di kehamilan pertama ini, Mario lah yang mengalami ngidam dan morning sick dan gejala-gejala hamil lainnya.

Pernah ketika tengah malam Mario terbangun dan mengeluh ingin meminum wedang jahe. Mario bahkan mengeluh tidak bisa tidur sebelum meminum wedang jahenya. Akhirnya tengah malam yang seharusnya digunakan untuk Margareth istirahat harus terganggu untuk memenuhi permintaan Tuan-nya. Tentu saja Margareth dengan senang hati melakukannya. Tidak merasa kesal sedikitpun karena waktu istirahatnya terganggu.

Entahlah, Alyssa harus bersyukur atau tidak saat suaminya yang mengalami gejala-gejala tersebut. Setidaknya untuk saat ini nafsu makannya tidak terganggu dan permintaan Mario juga belum melewati batas wajar.

Aishh, yang hamil sebenenarnya siapa?

"Kau kekantor hari ini?" tanya Alyssa melihat Mario yang telah rapi dengan stelan kantornya. Jarang-jarang selama mereka menikah Alyssa melihat Mario sudah rapi tanpa bantuannya. Biasanya pria itu akan merengek untuk mencarikan stelan jas dan memasangkan dasi. Tapi lihat, bahkan pagi ini suaminya sudah rapi dan siap untuk berangkat.

"Ya, aku sudah tiga hari tidak ke kantor. Dan para karyawanku sudah menungguku" Alyssa mengangguk mendengar jawaban suaminya.

"Apa aku bisa ke kantor hari ini?" tanya Alyssa.

Mario menggeleng tegas "No, kau harus tetap dirumah, urusan Clovist biar aku, Mike dan sekretarismu yang menghandelnya"

Alyssa mengerucut sebal "Kau selalu menyuruhku istirahat, Kau tahu aku bisa stress jika harus berdiam diri dirum-"

"Chuppp"

"Nah, jika diam seperti ini kau terlihat lebih cantik, Hon" ucap Mario ketika sebelumnya mencium kilat bibir Alyssa.

"Tidak ada bantahan, tidak ada protes. Kau tetap harus dirumah, istirahat, dan hubungi aku jika kau ingin keluar rumah. Aku akan menemanimu" ultimatum Mario. Alyssa semakin kesal.

"Aku ingin ke Clovist Park nanti" ucap Alyssa akhirnya. Jika memang ia tidak mendapat izin untuk ke kantor, bukankah ia masih bisa jalan-jalan untuk membuang rasa suntuknya? Yeah! Kau pintar Alyssa.

Mario mengangguk "Baiklah, jam makan siang nanti aku akan menemani mu kesana"

"Aku ingin kesana sendiri" protes Alyssa cepat. Dan mendapat gelengan Mario yang tak kalah cepat.

Tidak, tidak. Mario tidak akan membiarkan Alyssa keluar sendiri tanpa dirinya. Tentu saja ia tidak ingin mengambil resiko untuk keselamatan istri dan juga anaknya.

Dasar! Pria menyebalkan!

"Tidak, akan terlalu bahaya." Mario kembali menolak. Enak saja istrinya ingin keluar sendiri tanpa pengawasannya. Tidak bisa dibirkan istri nakalnya ini.

"Aku hanya ke Clovist Park, tentu saja tidak akan berbahaya jika aku kesana sendirian. Kau lupa, jika aku pemilik tempat itu" bujuk Alyssa sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan tak lupa memasang puppy eyes andalannya. Demi Tuhan! Ia tidak pernah melakukan hal bodoh ini seumur hidupnya kepada pria selain Ferdy -Daddy nya- dulu. Tapi sekarang, ia bahkan mau melakukan hal bodoh ini untuk merayu suami berlebihannya ini. Sungguh menyebalkan!

"Baiklah" Mario menyerah. Ia tahu Alyssa tidak akan berhenti begitu saja untuk membujuknya dengan segala macam rayuan yang nantinya malah membuatnya harus melihat Alyssa terengah di ranjang karena ulahnya. Kalian tahu bukan apa maksudnya?

"Sungguh?" pekik Alyssa penuh semangat.

Huh! Lihat kan? Tidak ada yang tidak bisa Alyssa dapatkan. Bahkan izin keluar sekali pun.

"Tapi aku akan menyuruh Mike untuk mengantarmu dan untuk memastikan keselamatanmu, aku juga akan menyuruh orangku untuk ikut menjagamu"

"Sama saja bohong!!" bentak Alyssa penuh kekesalan.

*siskahaling*

Alyssa menggerutu selama mengelilingi Clovist Park. Jangan tanyakan kenapa. Karena sekarang ibu hamil itu kini kesal setengah mati dengan suaminya. Siapa lagi kalau bukan Mario.

Setelah ia kalah telak dengan hasil debat yang cukup alot tadi. Tetap saja Mario yang memenangkannya. Bahkan Alyssa sudah menjatuhkan harga dirinya untuk bersikap manja yang tak pernah sekalipun ia lakukan kepada Mario. Memeluk Mario, mengecup pipi pria itu. Bahkan hal terekstrem yang ia lakukan adalah mencium bibir Mario. Sekali lagi ia perjelas MENCIUM Mario. Ohhh Tuhan, bahkan cara itu tadi tetap saja gagal. Mario tetap dengan gagasannya agar ia pergi dengan diantar Mike dan beberapa orang suruhannya.

Yang benar saja!! Kenapa suaminya itu menjadi pria kolot sekarang!

Oh, jangan lupakan yang lebih menjengkel kan lagi. Entah kemana Mario membuang semua High Hells nya. Yang jelas saat ia lihat tadi semua sepatu tingginya telah lenyap dan telah tergantikan dengan sepatu dengan telapak datar. Bantu Alyssa, bantu Alyssa untuk memenggal kepala suaminya itu.

Alyssa di sambut hangat oleh para pekerja yang kebetulan sedang bekerja melayani beberapa pembeli di Clovist Park. Beberapa karyawan pria melihat wanita yang tengah berjalan dengan lima pengawal di belakangnya tersebut menatap dengan tatapan kagum. Dan Alyssa, sama sekali tidak menggubris tatapan memuja tersebut. Ia sudah biasa mendapatkannya.

Sebelum akhirnya, Alyssa nyaris terjungkal saat sosok tegap menabraknya dari arah berlawanan. Namun dengan sigap sang penabrak merangkul pinggang Alyssa hingga Alyssa tidak menjadi korban kerasnya lantai dingin tersebut.

"Jonathan....." lirih Alyssa, menatap Jonathan dengan tatapan terluka.

***

Hayoooo, Jonatha muncul lagi di permukaan. Wwkwkwk.

Terima kasih buat yang udah baca, serta dukungan kalian selama ini. Terima kasih banyak. Big Luvvv guys.

avataravatar
Next chapter