4 Whyy??

*Author POV

Para calon mahasiswa datang ke UKS untuk melihat Yena. Bersama Lia dan Lea mereka sangat khawatir dengan Yena.

"Yena ya kamu tidak apa-apa. Bagaimana perasaanmu??" tanya Lia

"Apa kita perlu ke rumah sakit??. Kami sangat khawatir padamu" sambung Lea

"Tidak apa-apa aku hanya terkejut hingga tidak bisa menahannya. Aku sungguh baik-baik saja. Jangan khawatir OK" jawab Yena

"Senior itu gila, aku tau dia seorang artis terkenal tapi bagaimana dia bahkan bisa melakukan hal itu pada kita" sambung yang lainnya.

"Benar sepertinya dia hanya baik di depan kamera. Aslinya dia seperti seorang bajingan"

ikut yang lain mengolok-olok.

"Nggak sebenarnya aku yang salah, seharusnya aku melakukan apa yang dia katakan" Yena mencoba memanaskan situasi dia tau pasti pria itu sedang mendengarkan apa yang mereka katakan.

"Yena kamu gak usah takut, ini bukanlah kesalahanmu. Jika kau ingin membalas perbuatannya, kami akan membantumu. Bahkan aku punya video yang bisa membuktikan perbuatannya. Jadi kamu tidak perlu takut" jelas Lea

"Aku benar-benar sangat tertekan saat ini, sebenarnya aku juga tidak mengerti mengapa senior Harry sangat membenciku hingga melakukan hal itu padaku" kata Yena sambil pura-pura menangis. Dalam hati Yena itu adalah sebuah kemenangan. Dimana banyak orang yang mendukungnya saat ini. Harry yang dibelakang tirai, sungguh tidak mengerti dengan pikiran Yena. Padahal dia sudah meminta maaf padanya tapi sekarang dia malah, ahh sudahlah saat ini Harry sungguh ingin keluar dari tirai itu. Yena yang tiba-tiba berjalan ke arang tirai dimana Harry berada dan membuka tirai itu dengan sengaja. Setelah membuka tirai itu, Yena pura-pura terkejut tidak mengetahui bahwa seniornya itu ada disana, padahal dia sudah tau. Harry yang sudah ketahuan hanya bisa diam dan menunduk dia sungguh sangat malu dan langsung lari keluar.

"Apa yang dia lakukan disini??" tanya Lea

" Aku tidak tau padahal aku hanya ingin membuka tirai itu, bagaimana dia bisa disitu" jawab Yena pura-pura tidak tau apa yang terjadi.

*Skip

Saat ini Yena sudah berada di lantai tempat apartemennya berada. Yena sungguh sangat lelah dia merasakan kepalanya masih sakit. Jadi Yena pulang terlebih dahulu.

*Yena POV

Hari ini rasanya kepalaku akan pecah. Ini adalah hal terburuk yang pernah kualami. Rasanya pikiranku terus masih tertuju pada kejadian itu. Saat akan membuka pintu, tidak tau kenapa rasanya kepalaku semakin sakit. Akupun kehilangan keseimbangan dan.....

Di Rumah Sakit

Aku membuka mataku dan mendapati diriku sekarang berada di rumah sakit. Aku ingat bahwa aku sudah di depan apartemen ku, tapi siapa yang membawaku kesini. Kepalaku masih saja sakit, tiba-tiba seseorang datang.

Kakaknya Harry mungkin saja dia yang mengantarku karna apartemen mereka berada di depan apartemen ku.

"Kamu tidak apa-apa" tanyanya padaku.

"Kepalaku masih sakit, maaf udah merepotkan kakak. Pasti sangat susah membawaku kemari" jawabku

"Tidak masalah, sebenarnya Harry yang membawamu kemari dia sangat panik. Harry juga mencoba menelponku karna sangat khawatir padamu. Ohh iya kau belum tau namaku bukan perkenalkan aku Kim Sora" jelasnya.

Tunggu bukannya kakaknya tapi pria itu, bagaimana bisa. Bukannya dia ada di kampus. Apa benar dia sungguh khawatir padaku. Tentu saja dia khawatir, karna dia yang membuat ku seperti ini.

"Benarkah, padahal tadi siang dia membentakku bahkan dia melemparkan tempat makanku. Apakah kakak yakin???"

kataku tak percaya

"Apa dia melakukan hal itu padamu?? Mengapa dia jadi semakin kasar padahal aku tidak pernah mengajarinya seperti itu. Lihat saja akan kuhajar dia nanti di rumah"

marah Kak Sora

Aku yang mendengarnya hanya bisa bingung dan terdiam.

*Skip 3 hari kemudian

Hari ini adalah hari pertama aku belajar di kampus setelah melewati masa OSPEK. Selama 3 hari ini aku jarang melihat pria itu lagi di kampus. Ntah kenapa akhir-akhir ini dia terlihat seperti menghindariku. Saat di apartemen dia menghindari kontak mata padaku. Ada apa dengan nya ???

Tidak terasa hari sudah berganti malam. Saat ini aku sedang berada di depan lift. Saat akan masuk ke lift, tiba-tiba dari jauh seseorang meminta untuk menunggu agar pintu lift tidak ditutup. Aku melihat dia berlari ke arah lift dan dengan nafas memburu dia masuk. Aku yang menyadari keberadaannya mencoba menenangkannya dengan memegang bahunya."Kau tidak apa-apa??"

"Tidak apa-apa aku hanya...." jawabnya kemudian terdiam.

"Hanya apa???" tanyaku penasaran.

"Hanya .... Sudahlah tutup saja pintu liftnya. Kakakku akan membunuh ku kalau aku sampai terlambat" balasnya

"Baiklah" akupun langsung menekan tombol lantai dimana apartemen kami berada.

Setelah sampai dia langsung lari terbirit-birit, seperinya dia dalam masalah. Akupun hanya berjalan ke arah pintu apartemen ku dan mencoba membuka pintu. Pria itu, aku sadar sedari tadi dia melihatiku. Sepertinya ada yang ingin dia katakan padaku. Akupun mencoba tidak langsung masuk dan mencari waktu.

"Kau baik-baik saja" akhirnya dia membuka pembicaraan

"Memangnya aku kenapa??? Aku selalu dalam keadaan baik.

"Benar bagaimana aku bisa khawatir tentangmu. Itu adalah hal yang aneh." balasnya meracau.

"Hmm... waktu itu, Terima kasih karna sudah membawaku ke rumah sakit. Aku tidak pernah melihatmu akhir akhir ini dan kau selalu menghindari ku." kataku sebelum aku masuk ke dalam apartemenku dan mengunci pintu. Wajahku memerah tidak tau, apa yang terjadi padaku sebenarnya??? Aku benar-benar gila saat ini.

Harry POV

Ada apa ini???? Mengapa jantungku berdetak sangat cepat. Tenanglah kawan, dia hanya mengucapkan terima kasih. Karna inilah aku mencoba menjauhinya. Sebenarnya saat aku melihatnya terbaring di rumah sakit. Aku sungguh merasa bersalah pada wanita itu. Tapi ntah mengapa lama melihatnya, membuat jantungku berdetak sangat cepat. Aku bahkan dapat merasakan wajahku memerah. Akupun langsung menghubungi kakakku agar dia dapat menggantikan aku disini. Semakin lama aku di dekatnya rasanya akan semakin aneh.

*Skip keesokan harinya

Pagi ini aku akan berangkat ke kampus. Sebenarnya aku memiliki jadwal syuting tetapi aku terpaksa menundanya karna sebentar lagi aku akan selesai dari dunia perkuliahan ku. Maka dari itu aku harus lebih fokus sekarang. Saat ini aku menunggu wanita itu keluar, aku akan mengajaknya berangkat bersama ke kampus. Tetapi sebelum aku mengajaknya, Sunghoon datang ke depan apartemen wanita itu dan ternyata dia akan menjemput nya. Bagaimana dia bisa sedekat itu dengan Sunghoon, bahkan dia rela menjemput wanita itu. Akupun yang melihat itu langsung keluar apartemen dan mengabaikan kehadiran mereka. Namun Sunghoon tiba-tiba memnaggilku "Harry ya apa kau akan berangkat ke kampus?" tanyanya

"Eohh Sunghoon kau disini, apa kau mencariku kemari?" akupun kembali melontarkan pertanyaan padanya.

"Tidak untuk apa aku mencari mu, aku kesini untuk menjemput Yena semalam aku sudah memiliki janji dengannya" jawabnya

"Benarkah?? Kalau begitu aku akan berangkat sekarang. Jangan mencoba terlambat, kau tau bukan dosen yang hari ini masuk" balasku mencoba menakutinya

"Tentu pergilah sekarang atau kau akan ikut terlambat denganku" jawabnya

"Baiklah" aku meracau sepanjang keluar dari tempat apartemen ku. Bagaimana dia bisa ahh sudahlah. Itu bukanlah hal yang penting.

*Author POV

Sekarang Yena sudah berada di kampus dan akan memasuki kelas. Pelajaran pun berlangsung, saat ini Yena sedang mendengarkan dosennya menjelaskan di depan. Tiba-tiba Yena merasakan perutnya sangat sakit, karna itu dia terpaksa permisi untuk ke kamar mandi. Dia pun berlari ke kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, dia bertemu dengan Harry tepat di depan kamar mandi. Ternyata Harry juga dari kamar mandi. Kamar mandi pria bersebelahan dengan kamar mandi wanita sehingga mereka dapat saling bertemu seperti itu.

Yena hanya diam dan tidak dapat melakukan apa-apa, tiba-tiba Harry menarik tangan Yena dan membawanya pergi dari situ.

avataravatar