3 The Fight Starts

*Author POV

Pagi ini Yena akan ke kampus untuk mendaftar ulang selain itu dia juga harus mengikuti OSPEK (kegiatan sebelum menjadi mahasiswa yang dipimpin oleh senior). Sebenarnya pendaftaran ulang dilakukan sebelum kegiatan tersebut tapi Yena terlambat diberitahukan sehingga dia mendaftar kembali saat kegiatan dilaksanakan. Saat ini semua calon mahasiswa sudah berkumpul di lapangan kecuali Yena. Dia masih di ruang guru untuk mengurus pendaftaran ulang. Yena sangat khawatir, bagaimana jika senior nanti sangat galak dan memperlakukannya dengan buruk. Sekarang dia berlari ke lapangan untuk mengambil barisan di belakang. Harry senior yang sekaligus tetangganya itu melihat Yena yang ingin masuk barisan menghadangnya "Kau..... kemari. Bagaimana bisa kau terlambat dan membiarkan teman-teman mu menunggu"

Yena yang mendengarnya diam mematung tak dapat bergeming. Harry pun berjalan ke arah Yena dan langsung menarik tangannya ke depan. Yena pun tak dapat melakukan apapun dalam hatinya sekarang dia sangat ini memberontak dan melepaskan tangan laki-laki ini tapi raganya menolak.

"Kau pergilah masuk ke barisan sekarang, temanmu ini akan menggantikan hukumanmu" kata Harry sambil menendang calon mahasiswa lain yang tadi sedang dihukum olehnya.

"Sekarang kau, berdiri menghadap ke teman-teman mu semua angkat kaki satu ke atas,dengan kedua tanganmu di telinga dan nyanyikan lagu anak-anak" suruhnya pada Yena.

Yena yang saat ini sangat tertekan, bagaimana bisa dia menahan malu sebesar ini. Rasanya dia akan menangis tapi itu akan membuktikan bahwa dirinya lemah. Dia mencoba menahan air matanya dan terdiam untuk sesaat menenangkan dirinya.

Harry yang gerampun berteriak "Cepat lakukan!!! Apa kau mau teman-teman mu berlama-lama disini hanya untuk menunggumu. Mereka juga sudah lelah berdiri, sekarang cepat lakukan"

Yena mulai mengangkat kakinya satu dan meletakkan kedua tangannya di telinga lalu bernyanyi, dia bernyanyi dengan wajah datar dan dingin. Tidak ada wajah kesedian tergambar di wajah nya.

*Yena POV

Aku mencoba tetap bertahan dengan wajahku saat ini. Sungguh saat ini aku tidak ingin terlihat lemah dihadapannya. Aku anggap ini adalah pertarungan yang baru saja kau mulai denganku. Lihat saja aku akan menahanya untuk 3 hari ini. Saat ini berakhir maka berakhirlah juga kau ditanganku.

* Author POV

Waktu sudah menunjukkan makan siang. Saat ini mereka semua berkumpul di kantin untuk menyantap makanan mereka masing-masing. Yena duduk dengan kedua sahabatnya saat ini, Lia dan Lea. Yahh mereka juga datang dari Indonesia dan juga merupakan teman SMA Yena. Sebenarnya Lia dan Lea adalah saudara kembar mereka lahir dari keluarga yang cukup beruntung. Saat mereka tau bahwa Yena mendapatkan beasiswa di sini, secara diam-diam tanpa diketahui Yena mereka mendaftarkan diri ke kampus ini. Yena baru mengetahuinnya saat mereka bertemu di kantin. Pagi tadi sebenarnya Lia dan Lea melihat Yena, Lia sangat ini menarik Yena tapi Lea menahannya karna itu jadi memperburuk keadaan Yena.

"Sekarang jelaskan bagaimana kalian bisa mendaftar kesini tanpa memberitahuku. Apa kalian tidak menganggapku lagi?? Aku bahkan sangat takut karna aku pikir aku hanya sendiri disini" tanya Yena.

"Bukan begitu Yena, kami sangat ingin menemanimu disini. Karna hanya kamu juga sahabat kami satu-satunya. Betulkan Lea??"

jawab Lia

"Pokoknya saat ini kamu gak usah mengkhawatirkan apapun kita disini bersama sama akan mencapai semua hal yang kita inginkan, karna itu jika kamu punya masalah kau bisa mengatakannya pada kami. Saat SMA kita juga sudah berjanji akan berada di universitas yang sama. Yena tidak perlu takut" sambung Lea.

"Bagaimana kalian bisa semanis itu ahhk. Aku ingin menangis" Yena sungguh senang mendapatkan teman seperti mereka.

Saat sedang berbincang-bincang, Harry dan temannya datang mendekati Yena duduk disampingnya dan mengganggu ketiga sahabat itu.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?

Mengapa itu tampak seru dan bagaimana bisa kalian tidak mengajakku. Aku juga ingin membicarakan hal seru itu" tanya Harry

"Tidak ada kak, kami hanya berbicara biasa" jawab Lea. Yena yang melihat Harry pun hanya diam dan melanjutkan makannya kembali.

"Apakah itu enak??. Dapatkah kau menyuapiku. Aku sangat lapar, bahkan aku belum makan dari tadi" suruh Harry sambil menatap Yena.

Yena yang mendengar hal itu hanya diam dan pergi meninggalkan Harry dia sangat muak dan nafsu makannya seketika menghilang. Saat ingin meninggalkan meja, Harry menariknya dan berteriak padanya.

"Bagaimana kau tidak menghiraukan perkataanku apa kau bisu, kau tidak mengatakan sepatah katapun dari tadi. Mengapa kau menatapku dingin seperti itu. Apa begitu caramu memperlakukan seniormu. Kau bahkan tidak tau cara menghormati seniormu." Harry langsung membanting piring makan Yena dan seketika semua berteriak terkejut. Tentu saja, Yena bahkan sampai menutup mulutnya terkejut bahwa seniornya itu melakukan hal sejauh itu.

Sunghoon yang datang melihat hal itu langsung menarik Harry dari sana dan seketika Yena menangis dan jatuh, dia mengingat kejadian saat itu. Kejadian yang sungguh tidak diinginkan Yena. Trauma yang dia alami masih ada hingga saat ini, Yena sungguh takut mendengar suara pecahan dan dentuman keras, hal itu mengingatkannya pada kejadian dimana pamannya datang mengancam mamanya. Seketika Yena yang tidak sadarkan diri, Lia dan Lea yang sadar akan trauma yang dihadapi Yena pun segera membawanya ke UKS

*Flashback On

Malam itu, Yena beserta kakak dan kedua adiknya berada di kamar. Mereka sedang menonton televisi, sedangkan mama mereka diluar untuk membersihkan rumah. Tiba-tiba seseorang datang menggedor pintu rumahnya. Yena yang kagetpun mencoba melihat keluar siapa yang datang, mama yang mencoba membuka pintu menyuruh Yena untuk berada di kamar dan mengunci pintu. Yena tidak terpikir untuk mengunci pintu dan hanya menutupnya. Saat itu Yena mendengar suara pamannya berteriak sangat keras, Yena yang takut terjadi sesuatu pada mamanya mencoba mengintip dan ia sangat terkejut bahwa pamannya itu membawa palu yang sangat besar. Yena yang khawatir pun tidak tau harus berbuat apa-apa. Yena melihat pamannya tersebut melempar palu tersebut, untungnya hal itu mengenai lemari kaca di rumahnya. Seketika tubuh Yena bergetar air mata jatuh tanpa dia sadari saat ini Yena sungguh sangat takut dia mencoba menenangkan adiknya sedangkan dirinya sungguh sangat takut. Sejak saat itu Yena sungguh trauma jika mendengar suara keras dan pecahan sungguh itu adalah hal yang mengerikan baginya.

*Flashback Off

*Harry POV

Apakah aku berlebihan, bagaimana gadis itu bisa jatuh hanya karna aku melempar piringnya. Aku selalu memikirkan hal itu, pasti aku sudah sangat berlebihan untuk apa aku meluapkan rasa marahku padanya. Itu bukanlah hal yang baik saat ini aku sedang memikirkan kembali perbuatanku. Sunghoon tiba-tiba membuyarkan lamunan ku dan mengatakan "Kau gila, mengapa kau melakukan hal itu kau tau disana ada banyak orang. Kau itu seorang artis dan bisa saja mereka merekam kejadian tadi. Jika orang-orang melihat apa yang kau lakukan, kau hanya menghancurkan karirmu. Kau sungguh keterlaluan" dia mengoceh dan mengatakan semua hal itu. Aku yang bingung pun tidak tau apa yang harus kulakukan aku akui, yang kulakukan pada nya sungguh keterlaluan.

"Aku juga tidak tau kenapa aku melakukan hal itu, aku minta maaf Sunghoon. Sungguh aku sangat tidak kepikiran untuk melakukan hal itu. Saat aku melihat gadis itu, aku hanya ingin mengganggunya tidak lebih dari itu" jawabku penuh penyesalan.

"Untuk apa kau meminta maaf padaku kau harusnya mengatakan itu pada Yena, dia gadis yang baik bahkan saat kau menghukumnya dia tidak memberontak sama sekali tapi sekarang kau sungguh keterlaluan. Kau harus meminta maaf pada gadis itu sebelum terlamat" suruh Sunghoon

"A... aku tidak tau bagaimana, Sunghoonaa tolong bantu aku" tiba-tiba manajer hyung menelponku "Sunghoonaa tolong jawab ini aku akan meminta maaf pada gadis itu. Tolong bantu aku menjelaskan pada hyung. Aku pergiii" kataku langsung berlari untuk menemui gadis tersebut.

Ntah kenapa saat ini aku benar-benar merasa berselah padanya. Tanpa tau dimana gadis itu sekarang aku hanya berlari mencoba mencari dimana keberadaannya saat ini.

*Yena POV

Kepalaku sangat sakit, bagaimana aku bisa jatuh di depan laki-laki itu dia sangat malu. Saat ini Yena sedang duduk dipinggir kasur UKS. Sangat malu, itulah yang kurasakan saat ini seharusnya aku menahannya dan melawannya tadi. Tidak ada orang di UKS hanya aku, mungkin Lia dan Lea sedang berkumpul dengan yang lainnya. Saat aku ingin berdiri kudengar suara kaki seseorang yang sedang berlari kesini. Senior gila itu tiba-tiba kemari dengan muka yang penuh kekhawatiran. Aku yang melihatnya langsung kembali merebahkan diriku ke kasur dan menutup wajahku dengan selimut. Apa yang dia lakukan disini???. Apa dia tidak puas setelah melakukan hal tadi padaku. Saat ini dia berada di samping kasur tidurku. Aku mendengar jelas deru nafasnya saat ini.

"Maafkan aku, aku sungguh minta maaf. Tolong bangun aku akan meminta maaf padamu sekarang aku mohon. Aku tidak tau apa yang kau alami saat ini tapi aku sungguh minta maaf, kuakui yang kulakukan padamu sungguh keterlaluan. Aku hanya ingin mengganggumu tapi yang kulakukan lebih dari itu. Aku juga minta maaf tentang apa yang terjadi di bandara kemarin. Bahkan itu kesalahanku tapi aku malah melempar kan kesalahanku padamu. Maafkan aku, bangunlah aku sungguh tidak tega melihatmu seperti ini. Aku janji saat kau bangun, aku akan bersikap baik padamu sungguh" dia mengatakan semua itu bahkan tanpa jeda sedikitpun. Padahal dia baru saja berlari hingga nafasnya habis. Wahh aku benar-benar sangat membencinya, seperti wanita dia mengocehkan semua hal itu padaku. Seharusnya dia mengatakan hal itu padaku didepan semua orang. Setelah dia cukup mengatakan semua hal itu. Aku menarik selimutku dan membuka mataku untuk melihat wajahnya saat ini. Dia sudah sangat serius ingin meminta maaf tapi saat aku melihat wajahnya aku sungguh ingin menertawakannya. Dia yang melihatku yang sudah sadar sedari tadi terkejut dan merubah raut wajahnya dengan cepat.

"Apa kau sudah sadar dari tadi, kau membiarkanku mengatakan hal itu padamu seperti orang bodoh sedangkan kau tertawa di balik selimut itu" marahnya.

"Kau bahkan tidak membiarkanku berbicara bagaimana aku bisa menghentikammu mengatakan semua hal itu. Jadi apa inti dari yang semua yang kau katakan barusan. Bisakah kau mengulanginya lagi dan lakukanlah dengan perlahan-lahan. Aku akan mendengarkan nya dengan baik" balasku.

"Kau sudah mendengarnya untuk apa aku mengulanginya lagi. Sudahlah aku pergi"

Saat dia akan keluar dari UKS, dia melihat Lia dan Lea serta teman-teman yang lain datang untuk melihatku. Dia langsung berbalik ke arahku.

*Author POV

Saat melihat teman-teman nya akan ke UKS. Harry pun bersembunyi di balik tirai UKS yang satunya tepat disebelah Yena. Saat melihat Harry panik seperti itu tiba-tiba Yena berpikir untuk mengerjainya.

.

.

.

Apa yang akan Yena lakukan untuk membalas perbuatan Harry???

avataravatar
Next chapter