webnovel

Kampung Bab. 1

Terik matahari yang menyengat jalanan yang kering dengan bagian pinggir bahi jalan dipenuhi ilalang bergoyang seakan sedang menari kesana kemari karena tiiupan angin bagian lainnya terlihat hamparan persawahan yang hanya bagian tanah yang terlihat lembab diatasnya terumpuk padi - padi yang sudah dipanen dan bagian lainnya masih terlihat hamparan padi yang menguning yang belum dipanen, puluhan burung kecil terbang sambil melompat - lompat lincah dengan suara kicau seakan sedang bercengkrama sesama kawananannya, dari kejauhan para burung bangau putih dan abu - abu berjalan gontai anggun dipersawahan terkadang terlihat para bangau mengepak sayapnya seakan sedang nenari - nari terlihat dengan indahnya yang mencoba mengoda pasangannya yang saling menyambut dengan gerakan kaki dan sayap - sayap dari para bangau ..

Tak jauh dari area jalanan persawahan seorang anak laki - laki dengan tubuh mungilnya yang lincah berjalan tergesa - gesa menuju ketiga temannya lainnya terlihat anak - anak tersebut masih menggunakan pakaian seragam olah raga sekolah di bawah terik matahari yang membuat empat Bocah tersebut berkeringat seakan tak menghiraukan akan panasnya cuaca saat itu sesaat anak - anak itu melambaikan tangannya saat seorang dari para tani berseru memanggil salah satu dari nama mereka

" jangan jauh - jauh Beqi mainnya nak " suaranya terdengar jelas dan sang anak yang dipanggil Beqi langkah kakinya berhenti sesaat sambil menyahutnya

" iyaaaa paaak " ujar Beqi sambil berlalu bergegas bersama ke tiga teman lainnya

Mereka berempat berjalan melintas melewati tanah jalanan persawahan yang berpetak - petak , dipandang sebagian warga desa activities keempat anak - anak tersebut seminggu dua atau tiga kali sudah terbiasa setelah pulang sekolah biasanya mereka pergi ke ladang dekat pinggiran perbukitan untuk mengambil suluh atau kayu bakar yang dikumpulkan sambilan mencari kudapan lain untuk dimasak di rumah sebagai tambahan menu makanan yang terbiasa juga beberapa anak - anak lainnya di tempat desa tersebut, saat melewati beberapa petak persawahan salah satu dari anak tersebut berhenti berjalan sambil memperhatikan yang ada di depannya yaitu Hilal sambil menarik salah satu teman yang tak jauh dari depannya ..

" Gento itu lagi banyak burung " ujar sesekali keempat anak - anak tersebut berjinjit diantara pinggir tumpukan padi

" kenaaa" seru salah satu anak tersebut

" terbang lagi, kejaaaaarrr " Sahut dari anak lainnya

" arah sini banyaaak.." sahut yang lainnya

Kempat anak tersebut terlihat mereka berlari kesana kemari mengejar kawanan hewan lainnya katak hijau yang melompat - lompat kesana kemari

" harusnya kita bawa jaring sama tempat sekarang bagaimana?" Tanya salah satu anak tersebut sambil kedua memegang erat katak hijau kecil

" heeeii lihat ini !!" seorang anak mencoba menangkan binatang kecil panjang melingkar ditangannya bergerak merayap, sedangkan kepala ular dengan lidah menjulur seperti kehabisan nafas

" lempaar itu berbahaya. nanti kamu kena gigitnya matiiii" teriak ketiga temannya

sontak ketiga temannya lari menjauh sambil melemparkan hewan buruannya ditangan mereka

" heiii apanya yang menggigit orang, ularnya diam aja ..lihat dulu sini ?" ujar anak tersebut , tapi ketiga temannya sudah lari menjauh, sesaat kemudian melihat sambil ditatapnya hewan panjang kecil yang melingkar ditanganya lalu melepaskannya..

" Gesfa buang saja ularnya nanti kamu digigit matii.." ujar ke tiga temannya

" pergi sana temanku takut" ujarnya Gesfa anak yang dipanggil namanya Gesfa sambil ngeloyor meninggalkan ular sawah yang terdiam hanya menjulurkan lidahnya dengan kepala ularnya mengoyangkan tubuhnya bergerak diantara tumpukan ilalang kering dan menghilang diantara rumput ilalang liar , Gesfa dengan berlari kecil kearah tiga temannya yang sudah menunggu di sisi jalan

" bukannya disuruh pak guru mengumpulkan binatang kecil juga serangga yang ada disekitar kita, iyakan?" ujar anak tersebut

" Iya tapi jangan ular , geli berbahaya berbisa nanti kalau gigit kita bagaimana ? " ujar lainnya

" tak usah takut ularnya sudah dilepas pergi jauh" ujar Gesfa

" tapi tugas itu masih lama minggu depan" ujarnnya Gento

" sebentar" ujar Gesfa

Ketiga temannya menghentikan langkahnya sambil memperhatikan temannya Gesfa tersebut yang bergegas sambil berlari kecil kearah tumpukan padi dan tak lama kemudian dua burung kecil ada digengamannya dan diberikan ketiga temannya yang terlihat girang sambil dimasukan kedalam tas lalu berjalan menuju dataran yang lebih tinggi yang dipenuhi pepohonan dari pohon mangga hingga belinjo serta jengkol dengan tinggi besar menjulang yang mulai berbunga dan bagian lainnya berbuah , saat mereka makin masuk kedalam melewati bagian ladang perkebunan anak - anak tersebut sama sekali tak menggubris beberapa hewan melata dan binatang bajing luncat yang kian kemari dari pohon satu kepohon lainnya serta musang yang melintas dengan lincah dan cepat disetiap bagian akar pepohonan serta jalanan yang keempat anak tersebut lewati

" kita disini saja , lihat itu banyak buahnya pada jatuh, siapa yang mau naik pohonnya?"

ujar Sandy

" tak usah naik pohonnya, ambil yang pada jatuh saja, itu banyak" ujar Gento

Mereka berempat mengambil dan memunguti belinjo serta ranting kayu dikumpulkan tak jauh diantara akar - akar pepohonan dengan lembabnya tanah yang sebagian ditumbuhi tanaman perdu liar serta pakis yang tumbuh liar menghijau lainnya, hingga tak terasa matahari perlahan mulai bergeser tak lagi diatas ubun - ubun kepala sinar warnanya mulai berubah menjadi keperakan diantara tingginya batang - batang pepohonan dan rindangnya dedaunan yang sesekali bergoyang karena lembutnya tiupan angin sore yang menjelang senja

" kita bawa separuh saja ini nanti kemalaman, kita kumpul di mushola kan ada acara pengajian Iya kan" ujar Gesfa

" tak usah simpan saja besok minggu libur kita bawa ikat tali dan tempat buat suluh kayu sama buah belinjo ...Okey ga coooy" ucap Sandy sambil acungkan kelingking dan jempol

" bukan begitu kaya begini nih " ujar Gento sambil ajungkan jempol

" lho saya lihat yang bapaknya orang kota itu suka acungkan tangan ke Serfa anak baru dari kota itu seperti ini " ujar Sandy yang ngotot yang keduanya malah cekcok ribut mana yang harus di jentikan jari

" kita pulang saja nanti kalau keburu sore keburu gelap, kita kan tak bawa senter sama obor " ujar Gento

" yuuk balik..balik " ujar lainnya sambil kempat anak itu bergegas meninggalkan tempat tersebut dan hanya membawa beberapa kilo belinjo dan buah lainnya

________________<<<< 1 >>>_____________

Next chapter