1 PROLOG

Kau telah menjadi miliknya, tak sepantasnya ku rebut kau darinya, biarlah ini menjadi kisah cintaku

*****

Gadis menatap nanar ke sosok orang yang telah berhasil memporak porandakan hatinya. Sesosok yang di kagumi sekaligus dia benci karena kebohongannya.

"Pembohong!!! Kamu pembohong Bi!!! Kenapa harus membohongi ku Bi?!" Dengan berderai air mata Gadis mengatakannya.

"Maaf kan aku Dis. Aku tidak bermaksud untuk membohongi mu. Aku sudah berniatan untuk memberi tahu mu tapi kamu sudah terlanjut tahu," Abimanyu terduduk lemas di hadapan Gadis. Rahasia yang selama ini dia tutupi terbongkar sudah dengan sendirinya. Terlambat langkah dia untuk memberi tahu Gadis yang sesungguhnya. Niatan yang sudah di bulatkannya yang selama ini dia pertimbangkan sudah tak ada gunanya.

"Sampai kapan kamu akan terus membohongi ku Bi?! Sampai kapan?! Sampai aku di labrak oleh istri mu?! Jika saja aku tidak mencari tahu sendiri tentang mu aku yakin kamu masih menutup rapat rahasia ini," ucap Gadis dengan emosi. Emosi yang dia pendam selama seminggu ini.

"Aku hanya takut kamu akan meninggalkan ki Dis jika aku memberi tahu yang sebenarnya tentang status ku."

"Sudahlah Bi. Semua sudah ku ketahui. Sekarang pergilah. Aku tidak ingin melihatmu lagi Bi."

"Dis Ku mohon jangan tinggal kan aku," mohon Abimanyu.

"Entahlah Bi. Beri aku waktu. Sekarang pergilah. Aku butuh sendiri."

Abimanyu melenggang pergi meninggalkan Gadis dengan perasaan hancur dan bersalah. Ingin rasanya dia merengkuh tubuh ringkih Gadis dan memeluknya membiarkan gadis itu menangis di dadanya. Meluapkan segala emosi yang di pendamnya. Abimanyu tahu kalo dia salah dan amat sangat salah karena tidak jujur dengan semuanya. Hingga suatu hari Gadis menelponnya dengan isak tangis yang membuat Abimanyu sesak nafas. Dengan langkah pasti Abimanyu berlari keluar dari kantornya menuju tempat di mana Gadis berada.

"Gadis!!! Gadiss!!!"

"Nak Abi," sontak ibu Gadis terkejut dengan tamu tak di undangnya yang datang ke rumah.

"Gadis mana bu. Ijin kan saya untuk bertemu Gadis."

"Maaf nak Abi bukan maksud ibu melarang tapi saat ini Gadis sedang tertekan. Sebaiknya masuk dulu nanti ibu jelaskan di dalam."

Abimanyu melangkahkan kakinya ke dalam rumah Gadis dan duduk dengan gusar di hadapan ibu wanita yang di cintainya.

"Apa yang sebenarnya terjadi bu?! Kenapa tadi Gadis menelpon saya dengan menangis," tuntun Abimanyu kepada ibu Gadis.

"Tadi istri mu datang kemari nak Abi. Dia melabrak Gadis dan memaki-maki Gadis hingga membuat para tetangga keluar dan melihat Gadis di permalukan. Sejujurnya ibu juga malu telah di permalukan oleh istri mu nak Abi terlebih tetangga melihatnya mau di taruh di mana nama baik keluarga ibu," ibu menghela nafasnya berat dan menatap Abimanyu dengan tatapan memohon. "Sebaiknya nak Abi menjauhi anak saya. Masa depannya masih panjang nak Abi. Ibu tidak yakin setelah ini dia berani keluar setelah di permalukan seperti ini. Lebih baik nak Abi pulang saja ibu tidak mau tetangga semakin membicarakan tentang keluarga saya."

Abimanyu terkulai lemas setelah mendengrkan penjelasan ibu Gadis. Dengan hati hancur dia melangkah keluar dari rumah Gadis menuju rumah yang dia tinggalin dengan Lenna istri yang telah di nikahi selama tiga tahun ini.

"Lenna!!! Lenna!!!" teriak Abimanyu.

"Ada apa Bi kok teriak-teriak?!"

"Ahhh...aku tak mau berbasa basi dengan mu. Apa yang kau lakukan pada Gadis?!"

"Oh ternyata wanita murahan itu sudah mengadu pada mu!!"

"Jangan sebut dia seperti itu dengan mulut kotor mu!!!," geram Abi dengan ucapan Lenna. "Kau tidak mengenalnya Len. Dia wanita baik."

"Apa wanita baik?! Cihh...!!!" sinis Lenna. "Jika dia wanita baik tidak mungkin dia menjadi duri dalam rumah tangga orang. Wanita baik mana yang mau menjadi simpanan suami orang. Hanya wanita murahan saja yang bersedia menyandang status itu."

"Cukup!!!" bentak Abimanyu. "Lalu apa bedanya kamu menyebut dia wanita muarahan dengan dirimu sendiri huh?!" telak Abimanyu."Wanita murahan teriak wanita murahan" sindir Abimanyu.

"Apa maksud ucapanmu Bi?!"

"Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan dibelakang ku?!"

"Apa maksud mu Bi?!" tanya Lenna denga pucat pasi.

"Kamu pikir aku tidak tahu persilungkuhanmu dengan Adri sampai kamu hamil dan menggugurkan kandungan mu yang menyebabkan kerusakan rahim mu dan membuatmu tidak bisa hamil anak ku," jelas Abimanyu.

"Ba--bagaimana kamu mengetahuinya Bi?!" tanya Lenna lirih.

"Mudah bagi ku untuk mendapatkan nya Len. Sekarang aku minta kamu jauhi Gadis atau aku akan menceraikanmu dan satu lagi," Abimanyu terdiam menggantung ucapannya."Aku akan menikahi Gadis secepatnya karena aku tidak mau meninggalkan wanita yang amat aku cintai. Setuju atau pun tidak aku akan menikahinya dan jika kamu menolaknya bersiaplah bertemu aku di persidangan," ancam Abimanyu telak dan berlalu pergi meninggalkan Lenna yang masih terkejut dengan keputusan telak Abimanyu.

Lenna luruh terduduk di lantai menyesali perbuatannya dan beberapa waktu kemudia penikahan Abimanyu dan Gadis terjadi yang membuat hati Lenna ngilu melihat prosesi sakral yang berlangsung. Nasi telah menjadi bubur dan tidak akan bisa berubah lagi menjadi nasi. Sesal akan datang terlambat jika akibat sesalnya sudah di petik.

*****

Kau telah menjadi miliknya, tak sepantasnya ku rebut kau darinya, biarlah ini menjadi kisah cintaku

*****

Gadis menatap nanar ke sosok orang yang telah berhasil memporak porandakan hatinya. Sesosok yang di kagumi sekaligus dia benci karena kebohongannya.

"Pembohong!!! Kamu pembohong Bi!!! Kenapa harus membohongi ku Bi?!" Dengan berderai air mata Gadis mengatakannya.

"Maaf kan aku Dis. Aku tidak bermaksud untuk membohongi mu. Aku sudah berniatan untuk memberi tahu mu tapi kamu sudah terlanjut tahu," Abimanyu terduduk lemas di hadapan Gadis. Rahasia yang selama ini dia tutupi terbongkar sudah dengan sendirinya. Terlambat langkah dia untuk memberi tahu Gadis yang sesungguhnya. Niatan yang sudah di bulatkannya yang selama ini dia pertimbangkan sudah tak ada gunanya.

"Sampai kapan kamu akan terus membohongi ku Bi?! Sampai kapan?! Sampai aku di labrak oleh istri mu?! Jika saja aku tidak mencari tahu sendiri tentang mu aku yakin kamu masih menutup rapat rahasia ini," ucap Gadis dengan emosi. Emosi yang dia pendam selama seminggu ini.

"Aku hanya takut kamu akan meninggalkan ki Dis jika aku memberi tahu yang sebenarnya tentang status ku."

"Sudahlah Bi. Semua sudah ku ketahui. Sekarang pergilah. Aku tidak ingin melihatmu lagi Bi."

"Dis Ku mohon jangan tinggal kan aku," mohon Abimanyu.

"Entahlah Bi. Beri aku waktu. Sekarang pergilah. Aku butuh sendiri."

Abimanyu melenggang pergi meninggalkan Gadis dengan perasaan hancur dan bersalah. Ingin rasanya dia merengkuh tubuh ringkih Gadis dan memeluknya membiarkan gadis itu menangis di dadanya. Meluapkan segala emosi yang di pendamnya. Abimanyu tahu kalo dia salah dan amat sangat salah karena tidak jujur dengan semuanya. Hingga suatu hari Gadis menelponnya dengan isak tangis yang membuat Abimanyu sesak nafas. Dengan langkah pasti Abimanyu berlari keluar dari kantornya menuju tempat di mana Gadis berada.

"Gadis!!! Gadiss!!!"

"Nak Abi," sontak ibu Gadis terkejut dengan tamu tak di undangnya yang datang ke rumah.

"Gadis mana bu. Ijin kan saya untuk bertemu Gadis."

"Maaf nak Abi bukan maksud ibu melarang tapi saat ini Gadis sedang tertekan. Sebaiknya masuk dulu nanti ibu jelaskan di dalam."

Abimanyu melangkahkan kakinya ke dalam rumah Gadis dan duduk dengan gusar di hadapan ibu wanita yang di cintainya.

"Apa yang sebenarnya terjadi bu?! Kenapa tadi Gadis menelpon saya dengan menangis," tuntun Abimanyu kepada ibu Gadis.

"Tadi istri mu datang kemari nak Abi. Dia melabrak Gadis dan memaki-maki Gadis hingga membuat para tetangga keluar dan melihat Gadis di permalukan. Sejujurnya ibu juga malu telah di permalukan oleh istri mu nak Abi terlebih tetangga melihatnya mau di taruh di mana nama baik keluarga ibu," ibu menghela nafasnya berat dan menatap Abimanyu dengan tatapan memohon. "Sebaiknya nak Abi menjauhi anak saya. Masa depannya masih panjang nak Abi. Ibu tidak yakin setelah ini dia berani keluar setelah di permalukan seperti ini. Lebih baik nak Abi pulang saja ibu tidak mau tetangga semakin membicarakan tentang keluarga saya."

Abimanyu terkulai lemas setelah mendengrkan penjelasan ibu Gadis. Dengan hati hancur dia melangkah keluar dari rumah Gadis menuju rumah yang dia tinggalin dengan Lenna istri yang telah di nikahi selama tiga tahun ini.

"Lenna!!! Lenna!!!" teriak Abimanyu.

"Ada apa Bi kok teriak-teriak?!"

"Ahhh...aku tak mau berbasa basi dengan mu. Apa yang kau lakukan pada Gadis?!"

"Oh ternyata wanita murahan itu sudah mengadu pada mu!!"

"Jangan sebut dia seperti itu dengan mulut kotor mu!!!," geram Abi dengan ucapan Lenna. "Kau tidak mengenalnya Len. Dia wanita baik."

"Apa wanita baik?! Cihh...!!!" sinis Lenna. "Jika dia wanita baik tidak mungkin dia menjadi duri dalam rumah tangga orang. Wanita baik mana yang mau menjadi simpanan suami orang. Hanya wanita murahan saja yang bersedia menyandang status itu."

"Cukup!!!" bentak Abimanyu. "Lalu apa bedanya kamu menyebut dia wanita muarahan dengan dirimu sendiri huh?!" telak Abimanyu."Wanita murahan teriak wanita murahan" sindir Abimanyu.

"Apa maksud ucapanmu Bi?!"

"Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan dibelakang ku?!"

"Apa maksud mu Bi?!" tanya Lenna denga pucat pasi.

"Kamu pikir aku tidak tahu persilungkuhanmu dengan Adri sampai kamu hamil dan menggugurkan kandungan mu yang menyebabkan kerusakan rahim mu dan membuatmu tidak bisa hamil anak ku," jelas Abimanyu.

"Ba--bagaimana kamu mengetahuinya Bi?!" tanya Lenna lirih.

"Mudah bagi ku untuk mendapatkan nya Len. Sekarang aku minta kamu jauhi Gadis atau aku akan menceraikanmu dan satu lagi," Abimanyu terdiam menggantung ucapannya."Aku akan menikahi Gadis secepatnya karena aku tidak mau meninggalkan wanita yang amat aku cintai. Setuju atau pun tidak aku akan menikahinya dan jika kamu menolaknya bersiaplah bertemu aku di persidangan," ancam Abimanyu telak dan berlalu pergi meninggalkan Lenna yang masih terkejut dengan keputusan telak Abimanyu.

Lenna luruh terduduk di lantai menyesali perbuatannya dan beberapa waktu kemudia penikahan Abimanyu dan Gadis terjadi yang membuat hati Lenna ngilu melihat prosesi sakral yang berlangsung. Nasi telah menjadi bubur dan tidak akan bisa berubah lagi menjadi nasi. Sesal akan datang terlambat jika akibat sesalnya sudah di petik.

*****

avataravatar
Next chapter