6 6.Di kantin

Yaaaahhh begitulah awal dari kisah perjalan cinta yang gak tau apakah mereka akan berjodoh apa kagak (siiiingggg..(diberikan tatapan menusuk oleh semua tokoh)),(uuuppppsss,heheheeee sorry, iya deh iyaaaaa).

Oke gaeeessss daripada author di tabok sama mereka mending kita lanjut aja yaaa cuuuusssss..

______________________________________________

Di salah satu sudut kantin yang ramai dengan murid-murid yang sedang break setelah berkeliling meminta tanda tangan, terlihat empat orang gadis remaja yang sedang ngobrol-ngobrol ria sambil menyantap makanan dan minuman mereka.

"Eh, by the way tau enggak , tadi tuh gw ketemu cowo aneh pakai baangeet deh, masa iya sih dia tuh nawarin tanda tangan dengan satu syarat." Ara membagikan pengalaman yang baru saja dia alami kepada sahabat-sahabatnya.

"Hah, syarat apa Ra?" kepo Anggi.

"Oh my god, guys, he wants me to be his girlfriend," curhat Ara.

"Haah?, terus-terus?, lo terima enggak?" tanya Ain.

"Of course not, you think i'm crazy like him?" bantah Ara.

"Maybe?" Ain mengedikkan bahunya.

"So, what do you say?" tanya Aya.

"I kicked his dick and ran way, hahahaaa," tawa Ara menggelegar mengingat ekspresi William saat dia menedang juniornya.

"Oh my god, Ara?, that's so bad!, how about you cut off someone else's line?" Aya menanyai Ara dengan kaget.

"No way, i didn't kick him that badly, so take it

easy." Ara menjawab dengan santai.

"Oh ya, tadi lo kelihatan kesal gitu kenapa?" tanya Anggi pada Aya.

Mendengar pertanyaan Anggi membuat Aya semakin jengkel mengingat kejadian tadi.

"Guys, that's so bad, i met a pervet boy, he took my first kiss, damn, i wanna throw him to hell!" curhat Aya dengan raut marahnya.

"Hah?, seriously?, is he handsome or not?" Ara bertanya dengan kepo.

"Please deh Ara, lo bukannya perihatin kok malah nanya ganteng enggaknya sih?" Aya mendelik kesal pada keanehan sahabatnya yang satu itu.

"Ya enggak apa-apa kan kalau ganteng, heheheee," kata Ara cengengesan.

"Ck.." Aya hanya bisa berdecak pada logika sahabatnya.

"Btw nan-" Anggi menghentikan ucapannya karena kaget dengan teriakan tiba-tiba dari siwi-siswi baru yang sangat berisik.

"Aaaahhhh ya tuhan, ganteng banget."

"Kakak yang irisnya beda-beda ai lop yu."

"Sangat cool."

"Aaahhh dia mengedipkan mata pada ku."

Yaaah begitulah setiap kali para mostwanted boy muncul di depan umum, pasti terjadi keributan terutama dari cewe-cewe, sepertinya akan ada kelompok baru calon penyumbang surat dan hadiah di mejanya para mostwanted nih, hihi..

______________________________________________

"Hi guys." Gabriel berjalan ke meja Anggi dan menyapa mereka berempat.

"Hai kak," jawab mereka serempak.

"Kakak duduk di sini ya?" tanya Gabriel pada Anggi.

"Aku enggak izinin juga kakak tetap duduk kan?" tanya Anggi.

"Hehe." Gabriel cuma cengengesan mendengar jawaban adiknya.

"Oy, kalian pesan apa, gw sekalian nih," tanya Mario.

"Bakso sama es teh." Gabriel.

"Nasgor minumnya samaan." Axel

"Mie ayam sama es jeruk." William

"Sini bantuin gw bawa, kodok!" Mario menarik kerah belakang William yang hampir mendudukkan pantatnya.

"Bagai mana?, suka sama lingkungan sekolahnya?" tanya Gabriel pada Anggi.

"Hmmm." Anggi menjawab kurang minat.

"Kenapa sih dik?, gak suka gitu mukanya!" Tanya Gabriel dengan bingung.

"Lo enggak lihat apa, kita udah mau dibunuh oleh para fans kalian dengan tatapan mereka?" Anggi bertanya dengan nada sewot.

"Eh, hehe, ya sorry dek, kita juga bukannya mau jadi pusat perhatian gini, tapi-- kita emang terlalu tampan sih, ya mau bagai mana lagi?" kata Gabriel dengan PDnya.

"Cih, PD lo udah naik ke tingkat dewa ya kak?" tanya Anggi kesal.

"Hahahaaaaa." Gabriel menertawakan kekesalan Anggi. Yah dia memang senang membuat kesal adiknya itu dengan kePDannya yang sudah tingkat dewa kalau kata Anggi.

"Makanan dataang." Mario datang dengan membawa nampan berisi makanan mereka.

"Minum juga biar kagak keselek, entar kalian mati jomblo gara-gara keselek, gw kagak ada temen lagi," tentu saja suara mengesalkan itu adalah milik William.

"Lo aja yang mati jomblo pe'a. Duh, gw gak bisa bayangin deh kalau nanti tersebar berita di tv dengan judul 'Seorang playboy mati jomblo gara-gara keselek Mie Ayam' hhahahhah." Gabriel tertawa dengan imajinasinya yang menurutnya saja sangat aneh.

"By the way, you didn't introduce us to these beautiful girls, Gab?" Axel mengintrupsi tawa Gabriel dan bertanya sambil memandang Aya yang sudah kesal sejak kedatangannya, lebih tepatnya karena dia terus memandang Aya sejak kedatangannya.

"Oh my god, i am so sorry guys, i really forgot because i was bussy teasing my cute sister, hehehee ... . "Ok, boys kenalin, ini Anggi my cute sister, Dengan sahabat-sahabatnya Ayana, Ainun, and Clara. And girls, they are my best friends, Axel, Mario, and William!" Gabriel minta maaf dan di lanjutkan dengan memperkenalkan mereka one by one.

______________________________________________

Setelah masing-masing dari mereka berkenalan, mereka melanjutkan mengobrol dengan gembira or lebih tepatnya, itu adalah Ara yang mengancam William akan menendang pusakanya kalau dia menggodanya lagi, karena William terus-terusan menggodanya setelah berkenalan, pada akhirnya terjadilah ensiden cerita-cerita yang membuat mereka menertawakan kesialan William yang anehnya lagi, William malah ikut tertawa dan terus menggoda Ara tanpa menghiraukan ancamannya. Dan semuanya terjadi dengan pengecualian Aya yang sibuk dengan makanannya untuk menyembunyikan kekesalannya dan Axel yang terus memandangi Aya dengan terang-terangan. Hingga-

Brak...

Mereka menghentikan tawa dan obrolan mereka dan berbalik memandangi sang pelaku penggebrakan meja dengan pandangan bingung di mata mereka.

Anggi memandang Aya dengan bingung dan bertanya "What's up, Aya?".

"It's nothing, i'm just annoyed, in the cafetaria lost of annoying insects." Aya berkata dengan kesal.

"Where honey? Do you need me to catch those bugs?" Suara Axel yang sama sekali tidak di fikirkan sahabat-sahabatnya dengan tingkat kecuekannya. Dan itu, sukses membuat Aya semakin kesal.

"No need, i can slap the bug myself." Aya berkata dan tiba-tiba berdiri, dia sedikit membungkuk di meja dan--

Plak...

Suara renyah tamparan yang membuat sahabat-sahabat mereka melongo bahkan menarik perhatian banyak murid-murid lain untuk mengalihkan fokus mereka ke tempat kejadian.

"A-Aya?, why you did slap him?" Ara menanyai Aya dengan bingung.

"Nothing, i just helped him slap the insect on his cheek, right? mr. Axel, haven't you felt itchy on your cheek since earlier?" Aya menanyai Axel dengan senyum manis yang membuat Axel sangat ingin menampar wajahnya yang tersenyum tapi hanya bisa menelan kemarahannya.

Axel hanya balas tersenyum dan mengatakan "Of course dear, thanks for slapping the bugs for me." Sambil menghitung pembalasannya di dalam hati.

Aya hanya tersenyum dan akhirnya merasa sedikit lega setelah melampiaskan kekesalannya dengan menampar Axel tanpa dia sadari bahwa dia telah menarik kumis harimau dan sekarang dia sedang di intai untuk pembalasan dendam.

NEXT

avataravatar
Next chapter