20 20. Pentas seni Valentine 2

Dua minggu yang sibuk untuk para anggota osis dan anggota klub seni! Entah itu seni musik atau drama, mereka semua disibukkan dengan persiapan untuk pertunjukan Pentas Seni Valentine yang akan mereka gelar pada hari Valentine 14 Februari nanti.

"Kalian harus memastikan semuanya benar-benar baik hari ini! Besok kalian akan di liburkan dari latihan dan harus istirahat, jangan sampai kalian drop karena kelelahan saat hari H nya!" titah Axel pada mereka semua.

"Iya kak!" Jawab mereka dan kembali ke posisi masing-masing untuk melanjutkan latihan.

______________________________________________

"Huuuuh, capek bat dah," Ara langsung menyandarkan punggungnya saat dia duduk di bangku kantin.

"Ho'oh, untung besok diliburkan, gw mau nebus waktu tidur yang berkurang ah," kata Ain.

"2in," timpal Anggi.

"Helleeeh, yang tiap hari latihan sama cogan ikut-ikutan bae, gimana-giman? udah ada perkembangan?" kata Ara yang memulai kembali acara godaannya yang sebelumnya sempat hiatus gara-gara pokus pada persiapan pentas.

"Ish, apasih gaje. Kita cuma latihan biasa doang kok," sanggah Anggi yang ujung telinganya sudah memerah karena godaan sahabatnya itu.

"Bener nih, cuma latihan biasa?" tanya Aya menaik turunkan alisnya.

"Serius Ya, ish."

"Gw udah baca naskah ceritanya loh, gw lihat ada scene kissingnya di situ," kata Ain.

"Iya iya, pas di jembatan murai itukan?" Tambah Ara.

"Kyaaaa So Sweeeeett!" teriak mereka bertiga membuat Anggi semakin malu, untung tidak ada orang selain mereka dan Ibu kantin di sana.

"Udah mau gelap nih, pulang kuy," ajak Ain.

"Gas lah!" kata ketiga sahabatnya barengan.

Ketika Aya dan Ara keluar dari area sekolah dan menuju halte untuk menunggu jemputan masing-masing! Sebuah sedan mewah yang sudah mereka kenal berhenti di depan mereka.

"Sore Beb, Aya!" sapa sang empunya sedan dengan cengiran khasnya.

"Apasih?!" judes Ara melihat pria tampan itu.

"Sore kak Willi!" balas Aya tersenyum ramah. Yep, siapa lagi yang suka nyengir dan selalu bikin Ara kesal dengan tingkah anehnya selain seorang William Ahmad Sanjaya.

"Beb, pulang yuk!"

"Nggak usah, tuh grab onlen gw dah dateng," tolak Ara dan langsung ngacir setelah menawarkan ajakan yang di tolak Aya dengan alasan mau nunggu Bryan.

"Duluan Ya," kata William dan menyusul kepergian mobil grab yang membawa Ara.

"Titidije kak!"

*****

Tiiinnn..

Suara berisik lakson sedan mengagetkan Aya yang sedang fokus ke ponselnya.

"Shit! Bedebah satu itu ngapain sih, berisik amat dah?!" umpat Aya yang merasa kesal.

"Buka Woy!! apa-apan dah lo pake ngagetin orang segala, ntar gw mati jantungan pe'a!" makinya setelah sang empunya membuka kaca mobil yang dia gedor.

"Naik!" satu kata simpel yang menolak bantahan.

"Ogah, gw nunggu kak Bray!" Kata Aya enggan menaiki mobil itu.

"Lo mau nunggu sampai besok? Bray udah nelpon gw kalau dia ada kelas tambahan! gw disuruh nganterin lo pulang, lagian lo nggak bersyukur banget dah disupirin cogan sekeren Axeleo Alexandre Abraham!" Yup, Axe! satu-satunya orang yang bisa membuat Aya naik pitam hanya dengan mendengar namanya.

"Eh nyet, pe de lo najis parah!" kata Aya memutar matanya jengah dengan ke pe de an Axel.

"Buruan naik!"

"Iya iya."

______________________________________________

Ckiittt..

Ckiitttt..

Dua suara decitan mobil yang direm, mematahkan kesunyian di halaman mansion Pradipta.

Ayana, yang keluar dari mobil Axel dan melihat mobil Bryan yang datang bersamaanpun kesal dan memulai sesi omelannya!.

Buk..

"Aws, sakit Honey!" Keluh Axe mengusap bahunya yang ditimpuk Aya menggunakan novel yang dibacanya selama perjalanan.

"Suyukurin tuh! Lo ngapain nipu gw kalau Bray nggak bisa jemput?!" Tanya Aya kesal.

Axe, yang mendengar pertanyaan Aya hanya cengengesan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Lo cengengesan tuh bikin gemes tau nggak," kata Aya dengan senyum manisnya.

"Iyalah Beb, tiap hari juga bikin gemeskan?" kata Axe dengan pe de nya.

"Iyep, betul! Gemeess bingit pen bacok!" Jawab Aya dengan kesal.

Ekhem..

Axel dan Ayana menghentikan perdebatan mereka setelah mendengarkan deheman Bray yang terlupakan.

"Kalian kalau mesra-mesraan lihat sikon dong, jangan mesra-mesraan di depan jomblo, bikin iri orang aja!" Kata Bryan menggoda mereka berdua.

"Braay, mata mana yang kakak gunakan untuk melihat kemesraan Kita? Ish," tanya Aya dan meninggalkan mereka memasuki rumah dengan kesal tanpa menunggu jawaban Bryan.

Selepas kepergian Ayana! Axel pamit dan melajukan mobilnya meninggalkan halaman mansion Pradipta setelah sebelumnya menolak tawaran Bryan untuk mampir.

*Mansion Abraham..

"Malam Mommy cantik, Aws--!" Axel meringis mengusap kepalanya yang terkena getokan sayang dari seseorang yang saat ini tengah berdiri didepannya, berkacak pinggang sambil memelototinya.

"Heh, Anak sableng! Ngapain ganjenin istri orang malam-malam?" Tanya Marino dengan tampang sok sangarnya.

"Ya ampun Dad, getok pala orang nggak tanggung-tanggung dah, ya gininih kalau udah nyadar diri! Udah merasa tua, ubanan, perut udah buncit nggak sispek lagi, takut tersaingi karena kegantengan anaknya ye pak?" Ledek Axel yang membuat Mommynya tertawa puas melihat Marino yang menganga shok mendengar ledekan putra bungsu mereka itu.

"Eh, anak durhaka Kamu ya! Dari sudut pandang mana Kamu melihat Daddy yang super hot, maco dan keren ini ada tampang takut kalah saing sama anak bau kencur kek Kamu?" Kata Marino membalas ledekan Axel dengan menyebutnya anak bau kencur.

Axel yang mendengar Daddynya itu menyombongkan diri dengan penuh ke pe de an, hanya bisa memutar mata, yah sekarang bisa kalian tahu dari mana gen ke pe de annya Axe berasal, hahaaa! (garing banget, suer!).

"Oh, Kamu dari mana sayang? Tumben pulang telat!" Tanya Maharani pada putra bungsu mereka itu.

"Dari rumahnya Mario Mom, bahas persiapan akhir pentas lusa," kata Axel yang tentu saja hanya omong kosong, padahal sih mereka cuma ngebully Mario yang jadi pemeran utama pria dalam pentas nanti, (hehe maap ye Axe, karena Author nggak tau magrib dikategorikan sore apa malam, ente kena imbas jadi anak durhaka dulu, gubrak!).

"Ooow yawdah deh, kita makan malam dulu!" Rani beranjak menggandeng suaminya ke ruang makan (nama panggilan Maharani diganti Rani aja ye).

Setelah menyelesaikan kegiatan rutin mereka, tiga anggota Abraham Familypun berpencar kekamar masing-masing untuk istirahat.

*****

*Mansion Pradipta..

"Hey hey kenapa anak gadis Papa ini pulang-pulang cemberut gitu heh?" tanya Max yang melihat Aya memasuki rumah dengan muka dongkolnya.

"Kak Bray itu Paa, masa Aku dibilang mesra-mesraan sama si kuyuuk!" kesal Aya dengan berkacak pinggang.

"Kuyuk siapa sayang?" Tanya Max bingung.

"Axel Pa!" sahut Bryan yang mendengar pertanyaan Max dari pintu.

"Sayang! Kamu nggak boleh gitu dong, masa Axel dibilang kuyuk sih?!" Omel Noor.

"Mamaa! Sebenarnya yang anak Mama tuh siapa sih? Belain dia mulu ish..!" Kesal Aya.

"Udah-udah kesalnya, sana mandi dan sholat, nanti keburu Isya!" Kata Max menghentikan acara debat Anak dan Ibu itu.

______________________________________________

Axel POV

Di sebuah kamar bernuansa abu-abu hitam yang terlihat membosankan menurut sebagian orang! Lebih tepatnya di atas ranjang ukuran king size itu, terlihat seorang pria yang tengah rebahan dengan ponsel di tangannya, ckckckk dari tampang jail di wajahnya sih keknya dia mau jailin anak orang nih.

Axel: Memang dirimu yang paling mengerti gw thor!

Author: Sue lu ye, jangan ngomong ambigu gitu, nanti gue di pukul ampe gepeng sama Aya.

Maaf keun ye, otor kangen nyempilin percakapan gaje hehee, lanjut.

Tuuutttt...

"Apa sih?" Jawab orang di sebrang yang baru saja menjawab panggilan Videonya.

"Malam Honey!" Sapanya dengan senyum seribu watt miliknya.

"Nggak usah basa-basi, langsung ke intinya aja!" Yaah, tentu saja tidak membuat Aya kelepek-kelepek kek ikan kurang air.

"Mau minta Night Kiss Beb!" katanya dengan senyum jailnya.

"Night Kiss pale lu pe'a!"

Tut..

"Hahahaaa."

Raut muka kesal Aya sebelum mematikan sambungan Video Call mereka membuat tawa Axel menggelegar! Yaah, setelah menghentikan hobi antar jemput kekasihnya karena kedatangan mak lampir, hobi barunya ya ini, godain anak orang sebelum tidur, gile lu ye.

Seribu kata lebih..

Jumpa di part selanjutnya yaa..

Byeeee...

NEXT

avataravatar
Next chapter