14 14.Pulang (Kumpul keluarga yang tertunda)

Holaaaaaa!!

______________________________________________

Aih, mendung lagi.

Di pagi hari bulan Januari, dengan cuaca mendung yang masih setia menemani hari-hari musim penghujan ini! tibalah saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal untuk Kota Bogor beserta keindahan alam di daerah puncaknya.

Di salah satu sudut daerah puncak, lebih tepatnya di halaman sebuah Villa mewah nan asri! di temani oleh langit mendung, beberapa mobil keluaran terbaru terlihat beriringan meninggalkan pelataran Villa mewah tersebut.

Yep, itu adalah mobil yang di kendarai oleh keempat remaja tampan dengan pasangannya masing-masing, yah sebenarnya yang sudah resmi menjadi sepasang kekasih cuma Gabriel dan Ain aja sih, hehee.

Setelah Gabriel merasa yakin Ain benar-benar sembuh, akhirnya semuanya sepakat untuk kembali ke Jakarta.

______________________________________________

Pagi ini, di mansion keluarga Pradipta! kita bisa mendengar suara berisik para pelayan dan majikan yang sedang di sibukkan dengan hal menyiapkan perjamuan keluarga yang sebelumnya sempat tertunda, karena keterlambatan anak gadis mereka untuk pulang dari liburan tahun baruannya.

Dan pada akhirnya, Aya sampai di rumah kemarin siang, setelah melalui macetnya lalu lintas yang membuat mereka bosan setengah mati.

Pagi ini, merekapun mulai mempersiapkan segala hal untuk keperluan jamuan makan malam keluarga, dan mereka mempersiapkan jamuan yang lebih detail karena akan ada tamu special di jamuan malam ini.

Yah, begitulah informasi yang di terima Aya saat kebingungan melihat para pelayan mempersiapkan acara kumpul keluarga yang biasanya sederhana dan santai sekarang malah terlihat lebih mewah dan formal.

Di dapur terlihat beberapa orang yang sedang sibuk berkutat dengan alat-alat dapur untuk menyiapkan makanan.

"Ma, sebenarnya siapa sih tamu special yang akan datang itu?" tanya Aya, ya itu adalah Aya yang di tarik oleh Mamanya untuk ikut bergabung dengan staf dapur untuk mempersiapkan makan malamnya.

"Ada lah, nanti juga kamu tau," jawab Mama sok misterius.

"Ish, Mama sok misterius gitu deh," Aya memanyunkan bibirnya karena kesal.

"Haha, jangan di manyunin ih bibirnya, nanti di sengat lebah jadi bengkak," gurau Mama.

Aya yang mendengar gurauan Mamanya pun langsung berlari meninggalkan dapur dengan muka semerah tomat.

Noor yang melihat kelakuan anaknya pun di buat bingung dengan tingkah Aya.

__

Setelah meninggalkan dapur, Aya kembali ke kamarnya dan ketiduran sampai Mamanya datang untuk membangunkannya untuk solat magrib dan bersiap-siap karena tamu akan segera sampai.

"Sayang kamu pakai ini ya!" Noor meletakkan sebuah Gaun selutut yang akan di kenakan Aya malam ini.

"Iya Ma," jawab Aya mengambil gaunnya dan berlalu ke ruang ganti.

Setelah mengganti pakaiannya, Aya duduk di depan cermin dengan Mamanya yang membantu merias wajahnya, Aya sampai takjub sendiri melihat pantulan wajahnya yang menggunakan make up, karena selama ini dia tidak pernah menggunakan make up lengkap, paling hanya lipstik dan bedak tipis.

______________________________________________

Sementara itu, di keluarga Abraham!

Marino dan Calista sedang di sibukkan dengan membujuk putra mereka untuk ikut serta dalam kunjungan kerumah Sahabat mereka, pasalnya Axel yang sedikit banyaknya sudah tau alasan orang tuanya mengajaknya ikut serta dalam acara makan malam itu, yah gak jauh-jauh lah dari usaha Mommynya untuk mendekatkannya dengan anak gadis sahabatnya itu, Axel sampai bertanya-tanya sendiri apakah dirinya setidak laku itu sampai Mommynya harus repot-repot mencomblangkannya dengan sembarang gadis.

"Ayolah Axe, ikut ya? cuma makan malam biasa kok," bujuk Calista entah untuk keberapa kalinya.

"No Mommy, itu pasti, pasti, dan pasti bukan cuma makan malam biasa, Axel gak mau di jodohin Mommy, ini bukan zamannya Siti Nurbaya lagi, lagian Aku bukannya se enggak laku itukan sampai-sampai Mommy harus turun tangan sendiri," Kukuh Axel tidak mau ikut.

"Axeleo Alexandre Abraham!" panggil Calista yang membuat Axel langsung tersentak dan lari ke kamar mandi, kalau nama panjang beserta marga sudah keluar dari mulut cantik Mommynya itu, alamat coret dari kartu keluarga kalau masih ngeyel tidak patuh.

Setelah berhasil membuat Axel patuh, Calista beranjak dari kamar putra bungsunya itu, beralih menunggu di ruang tamu bersama suaminya yang sudah terlebih dulu berada disana.

"Bagaimana Honey?" tanya Marino.

"Beres, Axe doang mah kecil!" kata Calista pamer.

"Ayo," kata Marino yang melihat Axel sudah menuruni tangga, dan beranjak meninggalkan ruang tamu yang di ikuti Calista dan Axe.

Axel mengikuti orang tuanya dengan tidak ada minat sama sekali, bahkan selama di mobil perhatiannya hanya terfokus pada benda pipih nan canggih yang ada di genggamannya.

Setidaknya, itu sampai sopir menghentikan mobil di depan pintu sebuah mansion yang sudah sangat di kenalnya walau hanya pernah berkunjung beberapa kali saja, dia tiba-tiba saja sangat antusias dengan acara makan malam ini.

Setelah turun dari mobil dan menaiki tiga undakan mereka di sambut oleh Max dan Noor yang sudah berdiri di depan pintu yang terbuka lebar.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam!"

"Haai jeng, ya ampun kamu makin cantik aja deh, haha."

"Haai juga Sayang, aduh cantik dari mana sih ah, kamu nih udah punya cucu masih awet muda banget," sapa Calista dan Noor berpelukan saling melepas rindu karena jarang bertemu.

Max dan Marino hanya saling bertos ria ala anak muda, karena mereka adalah sahabat dan juga rekan bisnis jadi mereka bertemu setidaknya satu kali seminggu.

"Hei, jagoan," sapa Max yang bertos ria dengan Axel juga.

"Hallo Om, aku Axel!" kata Axel membalas sapaan Max.

"Malam tante," Axel menyalami Noor dengan sopan.

"Malam juga sayang, duh kamu makin tampan aja deh," puji Noor.

"Iya lah, lihat induknya dong," jawab Calista bangga yang membuat Axel hanya bisa menggedikkan bahunya pasrah dengan kenarsisan Mommynya.

"Sudah-sudah, ayo masuk, masa mau ngobrol di depan pintu terus sih," kata Max menghentikan acara sapa-sapa mereka di depan pintu.

Saat mereka baru saja sampai di ruang tamu, mereka dibuat takjub dengan penampilan seorang gadis muda yang berjalan ke arah mereka, Gaun selutut yang mengekspos kaki jenjangnya, gradasi warna pink lembut bercampur peach yang manis, rambut sepunggung yang di bergelombang di biarkan tergerai, serta riasan tipis yang mempercantik wahahnya.

"Malam Om, Tante," sapa Aya menyalami Marino dan Calista.

"Malam juga sayaang! kamu Aya ya? wah kamu cantik banget!" puji Calista.

"Iya Tante, terima kasih," jawab Aya.

Setelah perkenalan singkat mereka, mereka semua pun menuju ruang makan.

"Waah, inikan makanan rumahan khas NTB semua!" seru Calista takjub melihat makanan yang tersedia di meja makan.

"Iya loh jeng, karena kita sudah lama enggak bertemu aku jadi ingin makan malamnya lebih terasa kekeluargaannya, jadi aku meminta makanan rumahan pada koki dan ini semua rekomendasi Aya supaya makan malam tetap hangat tapi tidak terlalu yang itu-itu aja, kita kan udah biasa makan makanan khas Jawa, jadi dia menyarankan makanan khas NTB, terutama makanan khas Lombok yang sangat di sukainya," jelas Noor panjang lebar.

"Waah, dia juga suka makanan khas Lombok?" tanya Calista Antusias.

"Iya loh, itu karena kita pernah ngajakin dia liburan ke lombok dan dia langsung jatuh cinta pada masakan tradisional mereka, dia bahkan tertarik buat belajar masak gara-gara itu," jelas Noor.

"Axel juga suka loh makanan khas Lombok, terutama Ayam Taliwang dan Sate Bulayak," kata Calista.

"Serius, Aya bahkan belajar membuat bulayak karena sangat menyukainya juga," kata Noor menyombongkan anaknya.

"Wah, bagus dong kalau gitu, Axe enggak perlu susah-susah nyari yang jualan sate bulayak di Jawa kau dia ingin makan itu nanti, enggak salah nih keputusanku untuk menjodohkan mereka."

Uhhuukkk...

Seru Calista yang membuat Aya tersedak makanannya.

______________________________________________

Karena kepanjangan Otor pangkas jadi dua yo..

NEXT

avataravatar
Next chapter