13 13.Ain Sakit (Gabriel Bucin)

Holaaaaaaa

Otor gaje balik lagi heheee....

Setelah menyelesaikan kesalah fahaman di antara Gabriel dan Ain, mereka semua akhirnya kembali ke villa untuk melanjutkan acara yang sempat tertunda, yah seharusnya mereka mulai acara dari 2020 tapi tertunda sampai 2021 (hahaaa gila siap-siap satu tahun cuma buat bakar-bakar doang).

"Cieeeh yang udah jadian lengket terooos," William tentu saja membuat keributan seperti biasa, apa lagi sekarang dia punya sarana untuk menggoda Gabriel.

"Emang lo, jones?" sindir Gabriel yang membuat Mario menertawakan William yang memanyunkan bibirnya.

"Lo juga sama! Goblok!" timpal Axel yang membuat William menertawakan Mario penuh kemenangan karena mereka senasib.

"Emang lo udah punya pacar Axe?" tanya Gabriel.

Axel merangkul Aya dan menjawab pertanyaan Gabriel, "Nih."

Duk..

"Ogah," Aya menyikut perut Axe dan kembali di sibukkan dengan sate hasil bakarannya sendiri.

"Sakit yang, tega amat sama calon suami," Axe masih sempat-sempatnya menggoda Aya walaupun sedang meringis mengusap perutnya yang kena sikut.

"Lo? ogah, mending nikah sama guling," kata Aya menanggapi godaan Axel.

"Peluk guling mulu mana enak yang, mending peluk abang," kata Axe melanjutkan godaannya.

"Najis," Aya melengos dan tidak menanggapi godaan Axe lagi.

Setelah tidak mendapatkan respon lagi dari Aya, Axe memilih untuk fokus pada Makanannya sembari ikut menimpali obrolan-obrolan gaje dari sahabat-sahabatnya.

Pada akhirnya, mereka semua mengakhiri kegiatan mereka ketika mereka sudah mengantuk dan pada saat jam menunjukkan bahwa itu sudah hampir jam 03 dini hari.

Pada saat mereka semua menuju kamar tamu di lantai satu, Ain tiba-tiba ambruk, beruntungnya Gabriel langsung menangkapnya sehingga tidak jatuh, Gabriel dengan panik langsung membawanya ke kamar tamu dan Axel langsung menghubungi dokter keluarganya.

"Gimana dok?" tanya Gabriel tidak sabar karena hawatir dengan keadaan Ain.

"Tidak ada yang surius! hanya demam, ini resep nanti kamu tebus di apotek ya! pastikan dia minum obat tepat waktu, intirahat yang cukup, jaga pola makan sehat, jangan begadang itu bisa menurunkan sistem imun, terlebih sekarang sedang musim hujan yang memang musimnya untuk demam dan flu!" nasihat dokter panjang lebar sebelum meninggalkan Ain dalam pengawasan mereka.

"Gw tebus obat dulu ya, kalian jagain Ain!" kata Gabriel.

"Sini resepnya, gw aja yang tebus, lo kayak gak ikhlas gitu pisah sebentar sama Ain," kata Mario di selingi candaan untuk mencairkan suasana yang tegang karena ke panikan Gabriel.

"Thanks bro, sorry ngerepotin," kata Gabriel menyerahkan resep dan uang kepada Mario.

Mario mengiyakan Gabriel dan menarik William untuk menemaninya ke apotek.

______________________________________________

"Ayolah Gab, aku bosan rebahan terus, aku mau jalan-jalan, ya?"

"No, Ain kamu lagi sakit, di luar dingin! lagi mendung juga, nanti kamu kehujanan lagi,"

Lagi, percakapan yang sudah terulang entah sudah keberapa kalinya sejak tiga hari yang lalu, mereka benar-benar takjub dengan ke bucinan Gabriel, Ain sudah memutar matanya jengah untuk yang kesekian kalinya dengan tingkah Gabriel yang memperlakukannya seperti pasien sekarat.

"Oh My God, aku cuma demam dan flu gara-gara kehujanan Gab! berhenti memperlakukan ku seperti orang yang sebentar lagi akan memasuki alam kubur!" kesal Ain.

"Aku cuma hawatir beb, please, tunggu dua hari lagi kamu boleh main ya?" kata Gabriel dengan wajah memelas.

"Hah, terserah!" kata Ain pura-pura kesal, padahal sih senang-senang aja dengan kebucinan Gabriel yang menurutnya sangat lucu.

"Jangan marah."

"Iya, iya."

"Kuy lah, kita ke atap aja, males gw lihat orang pacaran," kata Ara.

"Yeee bilang aja mau juga," kata Anggi menoyor kepala Ara.

"Hiks, kagak ada yang mau sama gw," kata Ara pura-pura nangis lebay.

"Noh, pangeran kodok lo mau," timpal Aya menujuk William dengan dagunya.

"What! Dia? Ogah!" kata Ara.

"Ih, kamu mah suka lain di mulut lain di hati deh beb," kata William yang di hadiahi pelototan oleh Ara.

"Junior lo udah gatel ya? mau di tendang lagi?" ancam Ara.

Spontan saja William langsung merapatkan pahanya yang langsung membuat semuanya tertawa ngakak, duh dua sejoli ini emang ada aja tingkah kocaknya.

Setelah acara negoisasi yang panjang, pada akhirnya Gabriel sedikit mengalah dan membiarkan Ain ikut ke rooftop, dengan syarat, Ain hanya boleh diam di mini bar. (Bucin lo Gab, otor juga maoooo) (sana minta suami lo bucinin), (hiks, iye iye, tega lo Gab).

Skip aja adegan berjalannya mereka ke rooftop ye...

Setelah sampai di rooftop mereka melanjutkan ngobrol-ngobrol ria mereka di mini bar karena Gabriel bersikeras tidak membiarkan Ain terkena angin dingin di rooftop.

"Haih, liburan hampir selesai nih, sayang banget gak bisa serumah sama ayang beb lagi," kata William sok mellow.

"Gw sih super happy banget gak serumah sama lo," kata Ara menepis lengan William yang nangkring di pundaknya.

"Ih, kamu jahat deh beb, bikin sedih hati abang," kata William lebay.

"Gitu amat deh lo, jijik woy!" seru Mario menoyor kepala William yang sedang menunjukkan mimik wajah terlukanya dengan lebay.

"Gw dong, pacar lima langkah, yakan beb?" pamer Gabriel dengan bangga.

"Apaan sih," kata Ain malu.

"Cieeee malu-malu meong," ledek Ara.

"Idih mukanya merah cieeeee," timpal Aya.

"Jangan ganggu kakak ipar gw woy!" kata Anggi yang bukannya melegakan Ain, malah semakin membuat wajah gadis itu semerah kepiting rebus saking malunya karena Anggi menyebutnya kakak ipar.

Melihat candaan mereka berempat, membuat kebahagian tersendiri bagi keempat remaja laki-laki itu dengan alasannya masing-masing.

"Lo gak mau ikut kesenangan mereka Honey?" tanya Axel merangkul pundak Aya.

"Apa sih kak, inikan aku ikut kesenangan, dan tangan lo bisa di singkirin gak?" kata Aya menepis lengan Axel.

"Gak mau merasakan momen sebagai sepasang kekasih sama gw gitu," goda Axel.

"Ogah!" jawab Aya.

"Hahaa kasian amat lo Axe, kena tolak mulu sama Aya," ledek Mario.

"Yah dari pada orang yang di kasih kode tapi kagak ngeh sih gw masih mending," sindir Axel yang tidak di fahami Mario.

"Hah? siapa Axe?" tanya William kepo.

"Orang Saturnus, hahahaaa," tawa Axel setelah melihat muka kesal William karena jawaban ngaconya.

Mereka menghabiskan liburan Awal tahun dengan membuat kebahagiaan-kebahagian kecil yang bisa mereka nikmati sebelum kembali di sibukkan dengan aktifitas sebagai pelajar, walaupun mereka melewatinya dengan banyak kegajean dan keurak-urakan tapi itu adalah kebahagiaan tersendiri untuk mereka.

______________________________________________

Yah, begitulah keseruan liburan ke empat pasangan itu yang otor berharap semoga menghibur pemirsa sekalian hahahaaaa.

Pembaca: "Apa sih gaje."

Author: "Suka-suka Otor dong, Otor dah lama nih gak menunjukkan kegajean Otor hahaa."

Pembaca: "Kami kabur tau rasa lo."

Author: "Yah jangan dong, Otor tobat deh, serius!."

Pembaca: "Lanjut!!"

Author: "Iye bos, iye."

_____________________________________________

Yah, begitulah akhir dari keseruan awal tahun kedelapan remaja yang sedang senang-senangnya dengan hal-hal yang berbau roman picisan.

Setelah berbahagia dengan libur panjang, tentu saja, sudah saatnya untuk kembali kerumah masing-masing gaeees, byeeeeee kita jumpa di next chapter yooo..

NEXT

avataravatar
Next chapter