10 10.Penyelesaian kesalah fahaman (Pengakuan cinta di bawah naungan langit tahun baru)

Holaaaaaaa!

Author gaje balik lagi nih hehee..

Saat sedang mendengarkan penjelasan Axel yang akhirnya mengalah setelah mereka teror untuk menjelaskan perihal ciumannya dengan Aya, lebih tepatnya dia mencium paksa Aya, William mendapatkan pesan yang membuatnya tersenyum bahagia karena akhirnya dia bisa mengurangi sedikit ke resahan salah satu sahabatnya yang membuat mereka malah pusing bersama, ibarat satu makan nangka semua kena getahnya hehee.

-Isi chat-

-Gadis Aneh:

"Heh, cowo sableng coba tebak berita besar yang gw dapat barusan"

-William:

"Apa beb?"

-Gadis Aneh:

"Heh, kagak usah beb-bob beb-bob aje lu ye"

-William:

"Yawdah yawdah, apa berita besarnya?"

-Gadis Aneh:

"Eh, btw gw mau buat perhitungan ya sama lo, ternyata selama ini sahabat gw tuh menderita gara-gara si Gabriel songong itu"

-William:

"Lah beb, yang salah si Iel kenapa lo buat perhitungan sama gue?"

-Gadis Aneh:

"Seterah gw, lo kan sahabatnya dia"

-William:

"Emang salahnya Iel apa sih beb?"

-Gadis Aneh:

"Ternyata dia yang udah bikin sahabat gw nangis dua tahun yang lalu dan membuatnya menderita selama dua tahun"

-William:

"Hah, maksud lo beb?"

-Gadis Aneh:

"Sahabat songong lo itu ngatain Ain NGESELIN DAN BERISIK DENGAN SUARA CEMPRENGNYA faham"

Degh..

Dengan sepenggal penjelasan itu William bisa menyimpulkan penyebab dari kerenggangan hubungan sahabatnya yang benar-benar tak di sangkanya bahwa kegengsian sesaat sahabatnya akan berdampak buruk pada hubungannya, untung saja semuanya di sadari sebelum terlambat, masih ada kesempatan seperti yang di jelaskan di pesan-pesan Ara setidaknya Ain masih belum bisa move on.

"Heh bro, gw punya kabar buruk dan baik nih buat lo, mau denger yang mana dulu nih?" William bertanya sambil menepuk pundaknya Gabriel.

"Buat gw?" tanya Gabriel dengan bingung.

"Iya lah." jawab William.

"Buruknya dulu aja deh." kata Gabriel memilih.

"Oke, tapi lo jangan nyela omongan gw nanti." kata William.

"Buruan kampret, udah kepo nih." kata Mario yang penasaran denga kabar yang di bawa William.

Setelah di recoki oleh Mario akhirnya William membuang semua omong kosong dan langsung menjelaskan beritanya pada mereka.

"Bro, ternyata yang bikin hubungan lo dan Ain renggang tuh lo sendiri tau gak." kata William menatap Gabriel dengan prihatin.

Melihat Gabriel yang hanya diam tidak memberikan tanggapan apapun William kembali melanjutkan ucapannya. "Lo ingat dua tahun lalu saat kita ngejain tugas kelompok bareng di rumah lo, lo yang gengsi buat ngakuin kalau lo itu suka sama Ain dan parahnya Ain cuma dengar bagian yang lo ngatain dia ngeselin dan berisik dengan suara cemprengnya itu, karena itu dia selalu berusaha buat ngehindarin lo dan semua topik tentang lo Gab."

"Gimana dengan berita baiknya." tanya Mario yang mewakili karena Gabriel terus menunduk mungkin merenungi kesalahannya.

"Haih," William merangkul bahunya Gabriel dan melanjutkan omongannya "Congrats bro, lo masih punya kesempatan, setidaknya Ain masih belum bisa move on dari lo." kata William yang membuat Gabriel langsung mengangkat wajahnya dan memandang William dengan mata penuh harap.

"Serius lo Will?" tanya Gabriel dengan nada penuh harap.

"Yoi lah bro, Ara sendiri yang bilang ke gw tadi." kata William dengan penuh keyakinan.

"Whow, selamat ya bro, pertahananin tuh jangan gengsi-gengsi lagi." kata Mario.

"Tau lo Gab, muka pas-pasan gitu pake gengsi segala." ledek Axel untuk mencairkan suasana.

"hehe iya sorry, lagian gw gengsikan juga gara-gara takut kalian jadikan sasaran ledekan." kata Gabriel mengakui kesalahannya.

"Jadi sekarang rencana lo gimana nih?" tanya Axel.

Gabriel memikirkan sebentar dan menemukan ide untuk kelangsungan hubungannya dengan Ain, "Gw udah tau mau ngapain, tapi gw butuh bantuan kalian bisa kan?"

Mereka bertiga saling pandang untuk menanyakan jawaban masing-masing kemudian mengiyakan permintaan Gabriel.

"Katakan aja rencana lo." kata Axel sebagai perwakilan mereka bertiga.

"Jadi gini ... ." Gabriel menjelaskan rencananya pada ketiga sahabatnya.

"Oke bro, kita tunggu tanggal eksekusinya aja." kata William.

"Macem kriminal aja lo eksekusi segala." canda Mario.

"Yawdah deh, gw pulang dulu bro kalian kagak pulang nih?" pamit Gabriel.

"Ya pulang dong, yo Axe gw pulang dulu bro." kata Mario.

"Gw juga ya beb, jangan rindu." kata William yang di hadiahi lemparan bantal oleh Axel.

Setelah acara pamit-pamit lebay William, mereka pulang ke rumah masing-masing.

______________________________________________

Setelah menjalani masa MOS selama lima hari, akhirnya semua siswa-siswi AIHS mendapatkan waktu libur mereka untuk perayaan natal dan tahun baru, jangan bingung kenapa mereka sudah menerima siswa baru padahal ini seharusnya belum waktunya untuk sistem pendidikan sekolah-sekolah pada umumnya, itu karena mereka adalah sekolah swasta bertaraf Internasional jadi mereka tidak menggunakan sistem pendidikan umum yang ada di Indonesia, tapi menggunakan sistem pendidikan mereka sendiri, dan mereka hanya mengajar murid-murid pilihan yang berasal dari sekolah-sekolah Negeri maupun Swasta dari seluruh Asia, sekolah membuka pendaftaran satu kali setiap tahun dan menerima siswa-siswi dari sekolah manapun asalkan mereka bisa lulus ujian masuk tanpa pintu belakang, bahkan Aya dan ketiga sahabatnya yang notabennya adalah putri-putri konglomerat hanya bisa masuk melalui ujian yang sudah di tetapkan, jika saja ada yang ketahuan masuk melalui pintu belakang maka bukan hanya dia tapi orang dalamnya juga akan segera di kick out oleh pihak sekolah.

Oke gaes kita kembali ke topik sebelumnya, setelah di sibukkan dengan permainan-permainan gaje saat MOS sahabat A4 akhirnya memiliki waktu untuk bersantai yang benar-benar santuy aka libur panjang yang tentunya disukai semua murid di seluruh jagat raya ini terutama tim rebahan (wkwkwk ketahuan amat sih authornya tim rebahan).

Saat ini sahabat A4 sedang berada di kafe di salah satu Mall terbesar di daerah Jakarta Selatan setelah mereka selesai cuci mata dan berburu barang diskon.

Pembaca: "Anak-anak konglomerat kok berburu barang diskon sih thor."

Author: Anak konglomerat gak boleh hemat gitu (dalam hati author yang keterusan ngiritnya sampai novel "cih, ngeremehin fikiran emak-emak nih orang, bahkan jika yang belanja adalah anak raja, emak bakalan nulis mereka adalah orang-orang yang hemat dengan berburu barang diskon hehehee).

Pembaca: "Cih hemat di bawa-bawa bilang aja pelit lo thor ((gubrak ... .) di lempar author pakai bangku untuk menghilangkan kemungkinan saksi kepelitan author).

Oke bek tu topik ye..

"Guys, gimana nih rencana tahun baru kalian?" tanya Anggi membuka percakapan.

"Gw belum punya rencana sih lo pada gimana nih." kata Aya.

Ara yang mengingat rencana yang di beritahukan oleh William pun mengusulkan rencana malam tahun baru untuk mereka, "Gimana kalau kita bakar-bakar aja di malam tahun baru nanti."

"Ide bagus tuh, tapi dimana nih kita bakar-bakarnya." tanya Anggi yang sudah mendapatkan kode kedipan mata dari Ara.

"Ehm, gw punya villa yang gak kepakai di daerah puncak, jauh sih tapi viewnya oke banget apalagi di malam tahun baru." kata Aya menawarkan spot terbaik untuk malam tahun baruan mereka.

"Lo gimana In, lo ada acara lain di malam tahun baru?" tanya Ara pada Ain.

"Enggak sih, malam tahun baru kan malam bebas untuk anak muda di keluargaku, kita kumpul-kumpul keluarga besar malam selanjutnya, so gw ikut kalian juga dong." kata Ain.

"Oke guys, jadi udah di tetapkan dong ya, kita malam tahun baruan di puncak yeey." teriak Ara senang yang di sambut tawa ketiga sahabatnya.

Jadi setelah mereka sepakat, mereka pulang untuk memberitahukan orang tua mereka masing-masing.

-Di rumah Aya-

Setelah selesai makan malam, keluarga Pradipta berkumpul di ruang keluarga dan membahas masalah tahun baru yang memberikan kesempatan bagi Aya untuk mengutarakan keinginannya untuk menghabiskan malam tahun baru dengan sahabat-sahabatnya.

"Ma, Aku mau merayakan malam tahun baru di puncak dengan teman-temanku ya, please!." Aya merengek dengan menunjukkan puppy eyesnya pada Mamanya.

"Puncak? boleh tapi Mama ada syaratnya nih." Mama memberikan jawaban setelah sedikit memikirkan pertimbangan.

"Syarat apa Ma?" tanya Aya bingung.

"Kamu harus pergi bersama anaknya sahabat Mama dan harus selalu dalam pengawasannya kecuali di kamar tidur dan kamar mandi aja." kata Mama menawarkan syaratnya.

"Deal, lagian Aya juga cuma pergi bakar-bakar aja kok." kata Aya menyetujui syarat Mamanya dengan gembira.

-Di rumah Ara-

"Ma, Aku malam tahun baruan di puncak sama teman-temanku." Ara memberitahukan Mamanya sambil berjalan ke kamarnya setelah dia pulang dari Mall.

"Hmm." jawab mamanya dengan samar.

"Hah, apakah benar-benar tidak ada sedikitpun kasih sayang untukku di keluarga ini, mereka setidaknya bisa menanyakan dengan siapa aku pergi untuk menunjukkan perhatian." keluh Ara saat dia membaringkan tubuhnya yang lelah di ranjang queen size miliknya dan memejamkan matanya untuk tidur.

-Di rumah Ain-

"Papi, Ain boleh menghabiskan malam tahun baru di puncak sama teman-teman Ain ya." Ain meminta izin pada Papinya.

"Tanya Mami aja, nanti Papi kena marah." kata Papinya yang merupakan tim suami takut isteri.

"Ih Papi, boleh ya Mi?!" kata Ain memelas pada Maminya.

"Ish, kamu ini emang suka menghancurkan citra ibu yang baik dan lembutku di hadapan anak-anak deh Pi, yaudah tapi kamu pergi sama Gabriel juga ya, no bantah-bantahan atau kamu gak jadi pergi." kata Maminya protes tapi tetap megizinkan Ain dan mengeluarkan ancaman saat melihat Ain akan protes dengan syaratnya.

"Iya deh, ish Mami emang galak sih." kata Ain cemberut dengan syarat dan ancaman Maminya.

-Di rumah Anggi-

"Gimana Gi, Ain mau gak?" tanya Gabriel saat melihat Anggi membuka pintu rumah mereka.

"Yaelah gini amat punya kakak yang lagi kasmaran, bukannya nanyain keselamatan adiknya selama perjalanan malah nanyain pacarnya." canda Anggi dengan nada menyindir Gabriel.

"Sorry dik, hehe." Gabriel menggaruk tengkuknya salting karena menyadari keantusiasannya yang berlebihan, (gila lo ya orang baru buka pintu lo berondong pertanyaan, kasih kesempatan untuk bernafas dulu kek(author sewot)).

"Dia setuju, gw laper nih masakin dong Gab!" jawab dan titah Anggi.

"Yees, oke deh hitung-hitung sebagai permintaan maaf gw." kata Gabriel senang dan beranjak ke dapur untuk membuat sepiring tanda maaf untuk adiknya tersayang.

NEXT

avataravatar
Next chapter