4 Rasa Untukmu

Namun Eki sadar bahwa cinta memang perlu diperjuangkan. Makin sulit didapatkan berarti cinta ini akan mampu bertahan lebih lama kelak.

Itulah mengapa setelah hampir 1 tahun lebih ini , Eki tidak peduli pandangan orang lain tentang dirinya yang terus saja mengejar cinta Dya walau jelas-jelas cintanya ini tidak akan ada ujungnya.

Tapi Eki belum pernah menyatakan secara resmi ke Dya. Hanya memberikan perhatian ekstra setiap kalinya ada kesempatan atau ketika Dya memberikan respon kecil saja atas apa yang dia telah lakukan untuk cewek itu pun Eki sudah merasa terbang ke angkasa.

Dya , bukan tidak tahu mengenai arah pembicaraan Eki ketika mereka bertemu ,

ataupun mengartikan setiap perhatian Eki untuknya setiap kali mereka ada kesempatan berdua.

Hanya saja , hatinya . . . tidak mampu menoleh ke yang lainnya lagi.

Hanya untuknya , sosok nun jauh di sana. Dia yang mampu menentramkan hati dikala sedang galau dan sekaligus satu-satunya orang yang mampu membuatnya cemas bukan kepalang saat dia tidak membalas suratnya tepat waktu.

Yups.

Dia adalah Dhani Permana.

Dhani. Nama itu selalu berkecamuk dalam hati Dya. Sosoknya begitu dewasa , tenang dan pekerja keras membuat Dya segera menjatuhkan pilihan hati nya ke Dhani , cah Suroboyo (*5) yang lebih banyak berkomunikasi intens dengan nya lewat surat ataupun telepon satu tahun belakangan ini.

Dya sendiri bingung. Kenapa jadi ketergantungan pada Dhani , padahal mereka terpisah jarak yang jauh. Bahkan sering bertentangan pendapat dalam beberapa hal.

(( awal pertemuan ))

Dhani saat itu sedang asyik bercengkerama dengan teman-teman nya di terminal Bungur Asih , Surabaya. Dia terlihat begitu mencolok karena rambut gondrong ikal nya. FYI (*6) klo Dya ini fans berat GGG (Ganteng Ganteng Gondrong). Sambil bermain gitar menyenandungkan sebait lirik lagu dari band Sheilaon7.

Suara nya merdu , wajahnya menawan. Ketika Dya asyik menikmati pemandangan itu , tiba-tiba Dhani memandang ke arahnya lalu tersenyum.

Gugup seketika...Dya merasakan ada sesuatu yang bergetar di dalam hatinya.

Akhirnya , Dya naik ke salah satu bis patas jurusan Malang. Setelah memilih kursi dekat jendela tidak jauh letaknya dari sopir. Baru saja mau memasang headset untuk mendengarkan lagu favorit nya sambil membuka majalah musik "HotCord" edisi terbaru bulan itu, Dya dikagetkan sebuah suara yang menegurnya dengan sopan. Cowok yang tadi Dya perhatikan saat bermain gitar, sudah duduk manis disebelahnya.

"Hai , ada orangnya gak? Boleh duduk disini?" sapa cowok itu sambil menunjuk kursi kosong di sebelahnya.

Dya terpana : "..." seraya menggeleng bermaksud mengatakan bahwa tiada seorang pun yang menemani nya.

"Namaku Dhani, kamu?" cowok itu pun mengulurkan tangannya dan tersenyum. Makin menunjukkan ketampanan di wajahnya, cara nya menatap membuat Dya terpaku kelu.

" Anindya " lalu membalas jabatan tangan Dhani , sembari menenangkan hatinya yang berdegup tidak karuan.

Dhani tetap dengan senyuman nya bertanya " Mau ke Malang kah?"

Dya : "Iya , kamu?"

Dhani : "Iya. Kamu kuliah , kerja?"

Dya : "Kuliah , pngennya sambil

kerja tapi belum dapat"

Dhani : " Kamu asli Malang atau...? Kalau lihat dari logat nya

kayaknya bukan"

Dya : " bukan aremawati , anak rantau"

Dhani :" Oh , gitu"

Dya : " Kalau kamu?"

Dhani : "Aku mau nganter kamu aja kok"

Dya kaget denger jawaban Dhani yang spontan, sambil mencoba memahami maksud kalimat tadi.

Dhani hanya tersenyum melihat Dya yang sekedarnya saja menjawab semua pertanyaan yang diajukannya , cewek ini manis banget bahkan saat tersipu-sipu malu begini karena jawaban jujurnya barusan.

(*5) Anak laki-laki asal Surabaya

(*6) For Your Information (FYI) artinya sebagai informasi saja

avataravatar
Next chapter