6 Politehnik

(( Malang , September 2001 ))

Dya menatap bayangannya di cermin. Setelah tampilannya dirasa cukup , dia memakai jaket blue kesayangannya dan mengambil tas ransel hitam. Dya keluar kamar dan berpapasan dengan mbak nurul yang menatapnya heran.

Mbak Nurul : "Dya ke kampus? Kok udah rapi pagi-pagi gini? Terus tadi mbak lihat adikmu nunggu dibawah..."

Dya : "Iya , mau pergi mbak sama Wewek ke poltek....titip kamar mbak ya, Wassalamualaikum" sambil berpamitan Dya berlari turun ke bawah menemui adik sepupunya yang menunggu di luar pagar kost nya.

"Wa'alaikumsallam, hati-hati Dya... titip satu bawa pulang , anak poltek yang cakep" teriak mbak Nurul sembari tetap saja menggoda Dya. Dia tahu adik kostnya satu itu tidak mungkin menggubris perkataannya tadi karena Dya itu terkenal cuek dan anti air (ups salah ding...anti cowok). Kebetulan mbak Nurul satu kampus dengan Dya. Dia sering dapat titipan salam dari beberapa teman kuliahnya yang terang-terangan naksir adik kostnya Dya. Tapi menyampaikan amanah seperti itu sama saja ngomong dengan patung (Dya hatinya terbuat dari batu).

Setelah mengunci pintu pagar kost , Dya langsung pergi dibonceng Wewek, saudara sepupunya itu bernama asli Arman Wijatmiko. Cowok berperawakan kurus tinggi putih itu hanya selisih 1 tahun usianya dari Dya. Kuliah di poltek jurusan elektro. Dya sendiri sebenarnya belum lama kenal sepupunya ini karena mereka bertemu setelah besar ini. Tapi namanya saudara ya langsung akrab...walaupun baru bertemu juga.

Kebetulan Wewek ini satu hobi dengan Dya , bermain gitar. Dya sayang banget sama sodaranya itu walau terkesan cuek tapi perhatiannya tidak luput dari hal-hal kecil. Termasuk sering mengingatkan Wewek jangan maen cewek dulu sebelum kuliah selesai , jangan merokok dan narkoba. Tapi ya itu, namanya juga cowok. Dari bau kemeja yang dipakai Wewek , Dya langsung jitak helm yang dipakai cowok itu dari belakang.

"Aduh apa sih mbak ku , segitu kangennya sama adik mu ini" Wewek tau betul kebiasaan jitak kepala..pasti ada sesuatu yang mau dibahas dan biasanya Dya tidak mau ditentang ketika beradu argumen. Dia diam menunggu wejangan dari mbaknya yang manis, diam-diam diliriknya wajah cewek lagi manyun duduk diboncengan motornya itu.

Dya :"Kalau kamu tidak niat ajak pergi , kenapa datang menjemput

Sudah tahu aku tidak suka bau rokok kenapa kamu tidak mau mendengarkan mbakmu ini!"

Wewek baru inget tadi sebelum ke kost Dya , mampir ke fotokopian untuk memperbanyak beberapa tugas kuliah. Disana bertemu dan mengobrol dengan Fajar. Fajar tadi memang merokok , mungkin berimbas ke Wewek karena kemeja nya tercium bau rokok sekarang. Cari mati , pikir Dya.

" Maaf mbak ku. Aku janji kan mengurangi rokok. Tapi suer tadi temenku yang merokok, bukan aku"

Dya diam , tidak menyahut lagi. Perhatiannya beralih ke hp di saku jaket blue nya yang bergetar tanda pesan masuk.

Ketika melihat siapa pengirim pesan itu, Wewek pun melihat wajah Dya berubah dingin seketika.

Ada apa gerangan , pikir Wewek.

sembari memasuki area poltek , Wewek memarkirkan motornya, dan mengajak Dya masuk ke dalam gedung serbaguna yang dijadikan tempat pelatihan hari itu

avataravatar
Next chapter