2 Lupita Akut alias Pelupa

Sesampainya di kost ,

Dya langsung lari menuju ke kamar nya yang terletak di lantai dua , dengan posisi jendela kamar nya yang menghadap ke jalan raya.

Dya terkejut oleh suara Mbak Eno (seperti suara emak-emak yang kehilangan dompetnya di pasar tradisional...umpama hehee) berdiri di tangga , memandangnya dengan tatapan jutek.

Mbak Eno : " Dyaaaaaaaa!"

Dya : " Kenapa mbak ?" setengah malas menjawab panggilan mbak kost nya satu itu. Dya cuma ingin segera merebahkan badannya di kasur saat ini juga. Tubuhnya terasa letih banget , matanya juga sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi.

Mbak Eno menatap Dya yang dari tadi dia perhatikan jalannya sedikit oleng (kapal kali ah bisa oleng tertiup angin).

Mbak Eno : " Pasti lupa lagi deh titipan Mbak tadi pagi?" melihat Dya datang dengan tangan kosong Mbak Eno sudah tahu pasti jawaban Dya berikutnya apa.

Dya : " ups....maaf, lupita (*2) mbak eno" tiba-tiba baru ingat kalau tadi pagi sebelum berangkat kuliah mbak Eno nitip dibelikan sesuatu , nasi pecel lele bu Sri , satu bungkus. Bu Sri itu pemilik warung tenda (gaeSs) dekat kampus Dya yang terkenal enak dan murah , sesuai selera dan kantong anak kuliah. Banyak penggemar nya jauh-jauh datang dari segala pelosok kota Malang , berbagai kalangan usia maupun profesi hanya untuk menikmati masakan sederhana khas rumahan di warung tersebut. Tidak heran , warung tenda bu Sri ini cepat sekali tutupnya karena udah kehabisan.

Dya masuk ke kamar nya , mengunci pintu dan horden kamar nya. Mbak Eno cuma mengelus dada , lihat tingkah Dya , adik kost nya satu ini memang punya slogan hidup "sabodo teuing".

Baru sekitar lima belas menit Dya merebahkan kepalanya di bantal , telepon kost yang letaknya tepat dimeja kecil (meja serbaguna) depan pintu kamarnya berdering.

"Kriiiing....krriiinnggg...."

(tidak ada yang mengangkat)

(( 10 menit kemudian ))

"krriing... krriinngggg...."

"Dya kamu tidur kah? ada telepon tuh dari Wewek" suara mbak Nurul terdengar diluar sambil beberapa kali mengetok pintu kamar Dya.

Kalau bukan karena sepupunya yang telepon , mungkin Dya malas bangun dari tempat tidurnya.

Dya keluar dari kamar : " makasih mbak nurul" seraya mengambil gagang telepon dari tangan mbak nurul.

Dya : " hmmmm...opo"

Wewek : " assalamualaikum mbak? sampeyan ndek kost , ora kuliah tah?" (*3)

Dya : "wa'alaikumusalam. sudah pulang, kenapa telepon?"

Wewek :" mbak jadi mau ikut pelatihan IT di kampus ku gak, lusa jadwalnya jam 8 sampai jam 4 sore. ku jemput ya?"

Dya : " hmmmmm. yo"

Wewek : " singkat bener jawab e, lapo rudit (*4) tah ?"

Dya : "hmmm. wes yo, sampe ketemu lusa Wek"

Wewek :" ok mbak ku, wassalamualaikum"

dya : " waalaikumusallam"

Setelah meletakkan telepon , Dya masuk kamar kembali, melanjutkan tidur nya.

(*2) : lupita sama artinya dengan

lupa , bahasa gaul nya Dya (tokoh cerita ini)

(*3) mbak di kost aja , tidak pergi kuliah?

(*4) rudit , dibaca terbalik (bahasa walikan khas Malang) yaitu tidur.

avataravatar
Next chapter