8 I Hate You But I Miss You (2)

Di jalan menuju Arjosari , Wewek melirik dari kaca spion wajah mbak Dya di balik helm itu seperti ada akan badai yang segera menghantam daratan.

"Mbak , ada apa kok diam saja daritadi...cerita gih" tanya Wewek hati-hati.

Dya "hmmmm....ntar aja deh"

Sesampai di parkiran , Dya turun segera menuju ke dalam terminal Arjosari. Sebelum peron masuk terlihat seorang cowok berdiri menyandang tas ranselnya, memakai topi dan jaket bahan parasut warna hitam. Tampilan nya begitu mencolok dengan postur tubuhnya yang tinggi. Melihat Dya melangkah menuju ke arahnya , tersenyum kecut menyiapkan diri menyambut omelan cewek yang tampak cemberut dengan tatapan tajam itu.

"....." Dya diam saja setelah mendekat ke cowok itu.

Dhani "hai...gimana kabarmu, Anindya?" memgulurkan tangan hendak menyalami Dya.

"Baik. Ke Malang tujuannya apa Mas kok mendadak?" tanya Dya to the point mengabaikan uluran tangan Dhani.

Dhani hanya bisa mengatur nafas , berusaha tetap tenang menghadapi Dya yang sedang menata amarahnya "Dya , bisa kita bicara di tempat lain?"

Dya :"Masih ada yang mau dibicarakan kah Mas?" menunduk menahan bulir air mata yang hampir menetes saking emosinya.

Dya kesal rasanya kenapa pertahanan dirinya selalu lemah dihadapan cowok ini.

"Pleaseee...dont do this to me" pinta Dhani seraya mencoba meraih tangan Dya tapi Dya menepisnya. Dhani tahu ini berat buat Dya , cewek yang belakangan membuat hari-harinya penuh warna harus menerima kenyataan bahwa tidak ada jalan untuk mereka berdua bersatu.

Wewek memperhatikan dari jauh, Mbaknya langsung turun begitu saja tanpa pamitan, bingung juga batin Wewek ... antara mau menunggu mbak Dya atau dia langsung kembali ke kampus saja ya. Dia putuskan untuk menunggu mbaknya itu. Kalau sampai ada apa-apa dengan Mbak Dya kesayangannya itu bisa panjang urusannya ini.

Pakde (panggilan untuk ayahanda Dya) udah menitipkan ke Wewek untuk menjaga mbak Dya nya ini, bodyguard pribadi hehee apalagi Bude juga banyak sekali meninggalkan pesan supaya lebih memperhatikan mbak Dya nya ini...yah , secara beliau jauh domisilinya.

"Ok, biar ku minta adikku pergi dulu...sebentar Mas" akhirnya Dya pun menyetujui permintaan Dhani.

Dhani menunggu Dya menemui adik sepupunya , dari jauh dia melihat cowok yang sedang berbicara dengan Dya itu memberikan tatapan tajam seperti menyatakan perang kepadanya. Banyak sekali rintangan yang harus kuhadapi untuk memenangkan hati cewek ini , pikir Dhani.

(( satu jam kemudian ))

Dya duduk berhadapan dengan Dhani di sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari Mitra Mall , di pusat kota Malang.

Dhani :"Dya , maafkan aku ya"

Dya :"Tidak ada yang harus dimaafkan. Aku akan belajar mengikhlaskan Mas"

Dhani terdiam, tidak menyangka reaksi dingin Dya terdengar seperti itu bukanlah masalah besar baginya. Setahun yang lalu mereka bertemu dan menjalin hubungan jarak jauh setelah dua bulan perkenalan. Dhani yang asli Surabaya , seorang karyawan swasta, usianya selisih empat tahun dari Dya. Mereka sepakat saling setia, percaya dan mengerti kesibukan masing-masing. Belakangan timbul masalah , Ibu Dhani menjodohkan Dhani dengan anak sahabatnya. Dhani tidak bisa menentang kemauan ibunya , meski sudah berusaha menjelaskan Dya adalah sosok yang ingin dia lindungi sepanjang hidupnya namun satu sisi dia tidak berani melawan ibu kandungnya sendiri.

avataravatar
Next chapter