5 Dari Mata Turun Ke Hati

Bis berhenti di terminal Arjosari , Malang. Para penumpang langsung turun dari bis satu per satu. Termasuk Dya , diikuti oleh Dhani. Ketika menuju peron keluar, Dhani mencoba memulai obrolan.

Dhani : " Aku boleh anter kamu sampai..." diam menggantung menunggu jawaban cewek yang jalan cuek di sebelahnya itu.

Dya : "Hmmm, cuma ngerepotin Mas nya. Aku bisa pulang sendiri , tidak usah mengantarkan sampai kost an" seraya tersenyum, biar bagaimana pun mereka baru bertemu dan berkenalan hari itu.

Dhani sedikit kecewa mendengar jawaban Dya , tapi hanya bisa pasrah. Bisa menemani cewek itu sampai terminal kota Malang saja sudah cukup membuat hatinya senang. Tanpa tahu apa sebabnya, yang pasti Dhani yakin suatu saat akan bertemu kembali dengan Dya.

Dhani memberikan sebuah kartu nama , Dya menerimanya agak bingung.

Dhani : " Kalau kapan-kapan kamu main ke Surabaya lagi , kabarin aku ya jangan sungkan , senang bisa kenal kamu. Kamu hati-hati ya di jalan, oke... kalau gitu aku pamit mau balik Surabaya lagi" berlalu meninggalkan Dya yang masih memegang kartu namanya dan hanya bisa memandangi punggung Dhani yang sudah lebih dulu berlari mengejar bis jurusan Surabaya yang segera akan berangkat.

Belum sempat mengucapkan terima kasih ke Mas Dhani , pikir Dya. Tiba-tiba hujan turun, dan suara petir menggelegar. Dya kaget dan melangkahkan kaki menuju mobil angkutan umum.

Belum jauh , tiba-tiba ada suara memanggilnya...suara Eki.

"Anindya kan?" Eki mendekati Dya, mengulurkan tangannya.

"Kamu....." Dya mencoba mengingat dan mencocokan antara wajah dan nama. Dya tahu itu salah satu temannya di kampus tapi dia lupita namanya heheee

"Eki... kita teman satu tim kemarin waktu di Lawang, masak lupa?"

"Oh iya, sori gak inget tadi" jawab Dya , sepintas melirik jam tangan nya sudah menunjukkan pukul 6 sore. Dengan sopan dia hendak pamitan ke Eki namun...

"Kamu mau pulang ke kost? Sudah sore , angkutan umum juga tidak ada yang arah ke kost mu. Biar aku mengantar mu ya, please jangan menolak mana lagi hujan gini..." pinta Eki dengan tatapan yang mampu membuat cewek manapun meleleh hatinya.

Dya pun menganguk "Bener tidak merepotkan mu, Eki?"

Eki :"Nop!" (*7)

Dya mengikuti langkah Eki yang sudah mendahului Dya , senyum Eki yang mengembang seperti baru memenangkan kejuaraan futsal liga kampus. Diam-diam, Eki sudah lama memperhatikan Anindya di kampus. Bahkan dia sudah memiliki nomor telepon kost Anindya , dari sohibnya Cendikia Purnamasari alias Kia.

Hanya saja Eki belum pernah punya kesempatan ngobrol langsung ke Dya seperti saat ini bahkan dia mengantarkan cewek istimewa ini ke kost nya. Bayangkan dia tidak bisa tidur malam ini saking bahagianya.

Dya :"sori , udah ngerepotin ya Eki...terima kasih banyak"

Eki :"Biasa aja , ora opo opo Mbakyu" masih dengan senyumnya yang sama , menatap Dya dari samping begini didalam mobilnya membuat Eki berdoa andai waktu berhenti detik ini.... Ya Alloh.

avataravatar
Next chapter