webnovel

Cinta Di Atas Kertas

Author: Suryani_07
Urban
Completed · 169.8K Views
  • 333 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Aku dan Arthan menikah dengan sebuah kesepakatan. Dia mendapat seorang istri untuk oma-nya, dan aku mendapat uang untuk biaya operasi bapak. Kupikir semuanya akan baik-baik saja, sampai aku tahu bahwa sepupu Arthan adalah laki-laki yang pernah meninggalkanku di pelaminan. Keluarga Arthan tak sepenuhnya menerimaku, tak terkecuali adik bungsunya yang begitu membenciku. Hingga suatu ketika, sepupu Arthan menghamili gadis kecil itu tanpa mau bertanggung jawab dengan alasan masih mengharapkanku kembali padanya. Meski adiknya benci padaku, tapi aku tetap berusaha membujuk Mario—sepupu Arthan untuk mau bertanggung jawab. Ini semua kulakukan agar gadis itu tak mengakhiri hidupnya. Sementara itu, perjanjian pernikahanku dan Arthan hampir berakhir. Berat rasanya menandatangi surat cerai, tapi itu sudah kesepakatan karena pada dasarnya tidak ada cinta dari Arthan untukku, selain cinta di atas kertas.

Tags
2 tags
Chapter 11-AJAKAN MENIKAH

Nadia Alfariza. Nama itu tertera di CV yang sejak tadi kubawa berkeliling kota. Bukan untuk berjalan-jalan, apa lagi tamasya, malainkan aku sedang mencari pekerjaan untuk membiayai pengobatan bapak.

"Bu, air mineralnya satu, ya?"

"Iya, Neng. Yang itu 12 ribu."

Kukeluarkan selembar uang warna hijau dari dalam saku untuk membayar sebotol air mineral yang kubeli di sebuah warung klontong pinggir jalan. Cuaca terik siang ini membuat peluh membasahi seluruh kain hijab yang kupakai.

Merasa salut pada para pekerja kuli bangunan di samping warung, mereka rela berpanas-panasan seperti itu demi mencari rejeki untuk keluarga mereka.

"Kamu sedang cari kerja, ya?" tanya ibu pemilik warung yang duduk menghampiriku.

"Iya, Bu. Saya bingung, besok bapak saya harus cek up, dan saya masih belum punya uang. Saya bingung harus bilang apa pada ibu saya, jika dia tahu saya pulang tanpa membawa uang," aduku dengan sedikit menyeka keringat di dahi.

"Memangnya kamu lulusan apa?"

"Saya pernah kuliah, tapi tak sampai lulus karena sudah tidak punya biaya. Saya berpikir untuk mencari pekerjaan di toko atau restoran saja, tapi nyatanya itu tidak semudah yang saya kira."

Si ibu pemilik warung hanya bisa mendengarkan ceritaku dan memberi saran seadanya. Dia menyarankan untuk melamar pekerjaan di beberapa toko, tapi salah satu laki-laki yang baru saja membeli sesuatu di sana malah mengakatan jika di toko itu sudah tidak buka lowongan pekerjaan lagi.

Huft, harus kemana lagi aku mencari pekerjaan? Kaki ini rasanya sudah linu, belum lagi dompet yang berteriak karena perlu diisi. Ongkos pun sudah tinggal sedikit, mungkin hanya cukup untuk sekali naik angkot lagi.

"Ya sudah kalau begitu saya pamit, siapa tau masih ada pekerjaan di tempat lain," ucapku pada akhirnya memutuskan untuk pergi.

Tepat saat aku berbalik badan, mendadak tubuhku oleh setelah menabrak seseorang. Dahiku mengenai dada seorang lelaki yang jelas tingginya jauh diatasku.

"Astaghfirullah, maaf. Saya tidak sengaja," kataku ketika menyadari aku sedikit menumpahkan air mineral di bajunya.

Subhanallah, aku langsung terpanah ketika melihat siapa yang ada di hadapanku. Dia laki-laki bertubuh tinggi, lengan kekar dan sedikit kumis tipis. Hampir tak ada celah kekurangan fisik yang kulihat sejauh ini. Siapa dia?

"Kamu butuh uang?" tanya laki-laki itu to the point tanpa mengeluarkan tangannya dari saku celana.

Tentu saja aku bingung. Lelaki dengan helm proyek berwarna kuning itu mendadak bertanya sesuatu yang menurutku tak pantas di tanyakan ketika pertama kali bertemu. Apa itu termasuk sopan santun?

"Memangnya kenapa?"

"Saya bertanya, kamu butuh uang? Karena jika iya, saya akan memberikannya padamu."

Diam, bingung, heran dan ... berpikir dua kali lebih keras tentang alasan laki-laki ini mau memberi uang padaku. Beberapa saat kemudian aku tertawa, lebih tepatnya menertawakan perkataan orang ini yang bisa dinilai aneh.

"Kenapa tertawa? Saya serius," katanya lagi.

"Atas dasar apa kamu mau memberiku uang? Memangnya kita ada hubungan apa?" tanyaku yang sudah menyebut panggilan diri dari 'saya' menjadi 'aku', karena merasa dia juga tidak terlalu formal.

"Menikahlah dengan saya."

Tawaku yang tadinya lepas, kini mendadak terhenti begitu saja ketika mendengar sebuah kalimat aneh dari mulutnya. Pandangan kini kualihkan dari jalanan ke arah laki-laki yang berdiri di depanku, melihatnya dari atas sampai bawah, kelihatannya dia bukan berasal dari kalangan bawah.

Maksudku, pakaiannya rapi. Meski dia memakai helm proyek, bisa jadi dia bukan tukang bangunan di gedung yang belum jadi itu. Bisa saja dia adalah mandornya, atau ... mungkin juga arsiteknya.

"Maaf, apa aku tidak salah dengar?" tanyaku lagi untuk memastikan bahwa pendengaranku tidak rusak.

Dia menggeleng. "Saya sedang mencari seorang istri, dan saya pikir kamu mau menerima tawaran ini," ujarnya lagi.

"Tunggu, tunggu! Kita tidak saling mengenal, aku bahkan tidak tahu siapa namamu. Bagiamana aku bisa menikah dengan pria asing?"

Laki-laki di hadapanku sangat dingin tanpa ekspresi. Dia bahkan tidak tersenyum sama sekali, tapi kemudian dia menjawab, "Kita akan atur waktu untuk saling mengenal, yang penting saya membutuhkan persetujuanmu dulu."

"Apa yang membuatmu yakin untuk mengajakku menikah?" Was-was, itulah yang kurasakan sekarang. Takutnya dia orang iseng yang jahil padaku. Dijaman sekarang, orang iseng itu banyak triknya. Dan aku tidak mau menjadi salah satu korban mereka.

Laki-laki berkemeja biru muda itu malah memperhatikanku dari atas kepala sampai ujung kaki, sama seperti yang kulakukan tadi. Mungkin dia sedang mengamati gadis bercelana kulot plisket dengan atasan kemeja kotak-kotak panjang ini, kira-kira apa pendapatnya tentangku, ya?

"Saya lihat kamu sopan, kamu juga berhijab, keluarga saya pasti suka, terutama oma saya," katanya kemudian. "Kalau kamu mau menikah denganku, aku bisa memberimu uang sebanyak yang kamu mau," imbuhnya lagi.

Tunggu dulu, jika aku menikah dengannya dengan berharap mendapat imbalan berupa uang, bukankah itu sama saja seperti menjual diri? Tidak, aku tidak mau melakukan hal itu. Itu sama saja merendahkan diri sendiri.

"Maaf ya, aku memang bukan anak orang kaya, tapi aku tidak serendah itu yang rela menjual diri pada laki-laki demi uang. Jadi aku rasa ... aku tidak bisa menerima tawaranmu," tolakku dengan halus.

"Bukan begitu. Anggap saja ini seperti ... simbiosis mutualisme. Kamu mendapatkan apa yang kamu mau, dan saya mendapatkan apa yang saya mau."

"Terserah apapun itu namanya, yang jelas aku tidak mau menikah denganmu. Permisi," kataku lagi dengan tegas sembari melangkah pergi.

Tapi baru beberapa langkah berjalan, ponselku mendadak berdering. Ibu? Ada apa dia menelepon? Ya, Allah. Semoga saja ibu tidak memberi kabar buruk tentang kondisi bapak.

Segera kugeser tombol hijau di layar ponsel dan menjawab salam dari ibu.

[Nad, kamu dimana?]

[Aku lagi di jalan, Bu. Sebentar lagi sampai ke rumah]

[Sebaiknya kamu ke rumah sakit sekarang, bapak kritis, Nad!] Terdengar sedikit isakan ketika ibu menyampaikan informasi itu padaku.

Kagetnya bukan main, aku sampai sedikit oleng saat mendengar kabar itu. [I—iya, Bu. Aku akan segera ke rumah sakit]

Sambungan telepon terputus. Sejenak tertegun sambil memandang lurus ke arah lampu merah yang tak jauh dari warung itu. Sedikit menoleh ke belakang, kulihat laki-laki tadi masih berdiri di sana.

Ya, Allah ... apa tak ada pilihan lain? Kenapa aku harus terjepit di situasi seperti ini? Lihatlah, laki-laki itu sepertinya menyembunyikan senyum bahagia di balik wajah datarnya. Dia pasti sudah mendengar percakapanku dan ibu tadi. Sekarang aku harus apa?

"Waktumu tak banyak, kalau kamu menolak menikah dengan saya, saya masih bisa mencari perempuan lain," celetuknya membuatku semakin bimbang.

Kebimbangan ini ditambah ketika mengingat perkataan ibu sebelum telepon terputus. Bapak harus di operasi, ginjalnya kumat lagi. Dan sekarang tak ada pilihan lagi.

"Baiklah, aku mau menikahimu," putusku pada akhirnya.

You May Also Like

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja. Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas; Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing; Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan; Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar… Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal. Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~ Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu?? Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya??? [Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada] PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih. Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Road of Flowers · Urban
Not enough ratings
616 Chs

Istriku yang Sangat Galak Tercinta

"Buku baru 'Dimarahi sebagai Bintang Kematian, Semua Orang Besar di Ibu Kota Berlomba-lomba Memanjakanku' sekarang tersedia!" Dikenal juga dengan "Era Kebangkitan: Menjadi Kaya dengan Sistem Check-In." [Protagonis wanita berkekuatan fisik luar biasa vs protagonis pria yang dendam, sinis, dan elegan] Setelah terjadi ledakan laboratorium, Lin Tang kembali ke era miskin itu dan terikat dengan sistem check-in. Sebelum dia sempat mengklaim paket hadiah pemula, tunangannya yang penuh percaya diri, datang untuk membatalkan pertunangan mereka. Alasannya, dia akan mendapatkan pekerjaan tetap. Lin Tang menatap pria biasa yang penuh keyakinan itu, membuka bibir merahnya sedikit dan berkata, "...putuskan saja!" Kurang dari sebulan kemudian, tunangan lamanya dipecat karena suatu alasan. Lin Tang berjalan-jalan di kabupaten dan menjadi pejabat eksekutif di Stasiun Penyiaran di Pabrik Tekstil. OS internal mantan tunangan: Apakah sudah terlambat untuk rujuk sekarang? - Waktu itu keras! Walaupun dimanja tiga kakak laki-lakinya dan orang tuanya, segala sesuatu dari makanan hingga kain bahkan sabun memerlukan kupon... Bahkan hidup hemat tidak bisa meredakan kondisi menyedihkan itu. Melihat bubur hitam dalam mangkuk, Lin Tang terdiam, “......” Untungnya, dia memiliki sistem! Butuh sesuatu? Cukup check-in untuk mendapatkannya. - Bertahun-tahun kemudian. Seorang pria tampan memandang istrinya yang lembut dengan kulit putih, berhasil menahan ekspresi seriusnya saat berkata, “Saya dengar kamu bisa melumpuhkan babi hutan hanya dengan dua pukulan?” Mata Lin Tang berkilauan, jari-jarinya dengan lembut memberi tekanan, dan Stoples Enamel di tangannya berubah bentuk. Dia menjawab dengan serius, “Omong kosong! Jangan percaya rumor-rumor itu. Kita orang beradab dan tidak bisa sebiadab itu!”

a visitor from South Flight · Urban
Not enough ratings
625 Chs

Hati yang Terlahir Kembali: Istri Setia Sang Miliarder

``` Kendall, seorang pembunuh terkenal yang menimbulkan teror di hati musuh-musuhnya. Kendall dikenal sebagai yang terbaik dari yang terbaik, dan nama samarannya 'Phoenix' dibisikkan di seluruh skena bawah tanah. Namun, kejayaan Phoenix tidak bertahan lama dan berakhir karena ulahnya sendiri. Hal yang mengerikan untuk kehilangan orang yang paling dicintai, terlebih dalam cara yang tragis. Sepertinya dia didorong oleh depresi yang mendalam karena tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa untuk hidup. Oleh karena itu, dia memberikan segalanya dan menghancurkan orang-orang yang merebut adik perempuannya darinya. Namun, setelah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan adik perempuannya. seseorang tidak akan mengharapkan seorang pembunuh dilahirkan kembali sebagai ulat atau bahkan kumbang kotoran, tetapi di sini kita memiliki Kendall. Mungkin dia telah menyelamatkan sebuah negara di kehidupan sebelumnya. Atau apakah itu karma baik karena menghancurkan organisasi pembunuh, dia menemukan dirinya bereinkarnasi sebagai gadis sekolah tinggi desa yang penakut dan patuh. Diganggu oleh teman sekelas? Sikap ganda dari guru? Diremehkan oleh tunangannya? Saat tantangan muncul dan tekanan meningkat dari konglomerat yang kuat, dia bertemu Damien Knight, seorang pria dengan kepribadian yang sangat lugas. Ia bertemu seseorang seperti Kendall dan tidak bisa mengendalikan rasa ingin tahunya tentang dia. Gadis muda itu merupakan misteri lengkap baginya dan segala yang dia lakukan selalu membuatnya terkejut. Kedua kepribadian mereka cukup serupa sampai batas tertentu. Meskipun permintaannya bisa membuat siapa saja kesulitan untuk menjaga wajah tetap lurus. Dia dengan tenang mengusap pergelangan tangannya dan memberikan peringatan, "Saya harap Anda tidak akan menyesal telah memprovokasi saya." Dari belakangnya, seorang pria bangsawan dan tampan muncul dari mana-mana, bersedia melakukan apa saja untuk melindungi dan mendukungnya."Kenapa?" dia bertanya. "Anda telah menyelamatkan kakek saya, jadi saya menawarkan diri sebagai ganti. Ada masalah?" dia menjawab sambil terkekeh pelan. ```

black_flowertrend · Urban
Not enough ratings
436 Chs
Table of Contents
Volume 1

ratings

SUPPORT