"Nona, ini airnya." Jingxin akhirnya tiba dan kebetulan memotong pembicaraan suami istri tersebut.
"Ya, Jingxin, kamu sungguh pengertian," ujar Qu Tan'er sambil tersenyum tipis. Dia menjulurkan tangannya mengambil kantong air, melirik Mo Liancheng sekilas, kemudian memberi isyarat kepada Jingxin untuk segera membereskan kecapi sialan itu. Jingxin yang menangkap maksud nonanya segera membawa kecapi itu pergi.
"Pangeran, pelan-pelan saja gambarnya, aku akan pergi keliling dulu," celetuk Qu Tan'er yang kemudian menarik tangan Jingxin ke arah kereta tanpa menunggu jawaban suaminya.
"Nona, kita pergi begitu saja?" tanya Jingxin dengan cemas.
"Tidak apa-apa. Aku merasa bosan saja." Qu Tan'er menjawab dengan santai.
Jingxin melihat ke arah hutan sekilas, kemudian dengan nada rendah berbisik, "Nona, tadi saya melihat Yuhao keluar dari dalam hutan. Entah dari mana dia."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com