1 Prolog

"Cinta! Bangun..." ucap Rey membangunkan istrinya yang tertidur setelah semalam melakukan hubungan suami istri.

"Mmmm" Cinta bergumam, meliuk seperti ular, matanya membuka sipit seolah baru saja nyawanya berkumpul.

Rey tersenyum memandangi istri tercintanya itu, Cinta terbangun lalu mengecup pipi suaminya serta berpelukan mesra.

"Nyenyak tidurnya sayang?" ucap Rey pada istri tercintanya itu, baginya seperti mimpi menikahi Cinta orang yang ia inginkan sejak dulu.

Akhirnya mereka bermesraan sejenak dan setelahnya Cinta beranjak dari kasurnya, ia menyiapkan makanan untuk suaminya itu.

"Sarapan dulu sayang" ucap Cinta suaranya mengeras seolah meminta Rey untuk segera ke meja makan saat makanan telah di buat.

Mereka berdua akhirnya makan pagi bersama sambil menyalakan televisi, terdapat berita mengenai pembunuhan di sekitar rumahnya.

"Baru aja kita pindah yang.. kenapa udah ada kasus ginian, serem deh!" ucap Cinta pada suaminya, ia sangat cemas, seketika nafsu makannya menjadi hilang dan mual. Ia bergegas pergi ke toilet.

Suaminya menghampiri dan berusaha menenangkan.

"A-aku takut dengan sesuatu seperti pembunuhan atau darah yang" ucap Cinta saat di kamar mandi sambil mengeluarkan isi perutnya dengan cara memuntahkan makanan dari mulutnya.

Rey suaminya itu berusaha menepuk punggung Cinta seolah menenangkannya.

Setelah tenang, cinta memutuskan untuk meminum air putih serta beristirahat di kamar. Sedangkan suaminya pergi bekerja, di sana ia memergoki salah satu karyawan sedang melakukan korupsi di perusahaan tempatnya bekerja, orang itu memanipulasi semua data keuangan perusahaan.

Mengetahui hal itu, Rey bergegas menuju tempat bosnya namun di hadang, "Mau ngapain lo?" tanya orang yang bernama Arlan itu, Arlan adalah orang yang melakukan korupsi, mata Rey terbelalak, mulutnya membungkam seolah tak tahu apa yang harus ia katakan.

"Gak apa-apa! Gue mau nemuin bos.." ucap Rey bergegas menuju tempat bosnya dan menghiraukan Arlan.

*Tok Tok Tok* Rey mengetuk pintu kantor bosnya, ia segera menceritakan tentang tindakan korupsi itu dan bosnya pun melapor polisi untuk menggeledah Arlan, mencoba menemukan bukti dan akhirnya memenjarakannya.

Seluruh karyawan kantor berkumpul, karena kaget melihat polisi memasuki perusahaan dan bingung dengan apa yang terjadi.

Tak lama Arlan di tangkap karena bukti korupsinya pun di temukan. Ia menatap Rey dengan sinis seolah tahu Rey yang melaporkannya.

Saat pulang kerja Rey tampak lesuh dan murung, istrinya memeluknya dengan biasa setiap pulang kerja serta menciumnya.

"Teman kantor kitaa.. Arlan.. korupsi! dan aku yang melaporkan" ucap Rey bercerita pada istrinya itu dengan wajah sedih.

"Gak apa-apa.. kamu udah ungkap kebenaran, itu bukan tindakan jahat sayang" ucap Cinta mencoba menenangkan suaminya itu dengan menepuk bahunya.

Suaminya pun bisa tenang dan bisa menuju kamar, mereka bercumbu seolah menikmati kehidupan pernikahan sambil mengingat masa-masa kebersamaannya malam itu.

Flashback on.

Saat pertama kali bertemu Rey dan Cinta adalah rekan kerja di perusahaan yang sama, mereka sering terlihat berbicara bersama. Semakin lama mereka bergantung satu sama lain hingga timbul benih cinta di antaranya.

Namun, saat itu Cinta sedang berpacaran dengan Arlan. Rey hanya bisa memendam perasaannya, sementara Cinta juga hanya bisa memendam perasaannya karena ia mempunyai pacar.

Suatu ketika Cinta bertengkar hebat dengan Arlan di belakang kantor yang kebetulan di pergoki oleh Rey, saat itu posisi tangan Arlan seperti ingin memukul Cinta, namun Rey datang tepat waktu hingga bisa menahannya.

Setelah kejadian itu, Cinta memutuskan hubungannya dengan Arlan dan terus dekat dengan Rey hingga akhirnya mereka menikah tanpa berpacaran terlebih dahulu.

Saat pernikahan, Cinta tampak sangat bahagia, begitu pula dengan Rey. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi karena sama-sama orang yang baik.

"Sah!" Begitulah akhir dari ijab qobul pernikahan mereka yang di nantikan.

Setelah menikah Rey tak segan untuk mencium kening istrinya dan tersenyum bahagia menantikan malam pertama.

Cinta adalah wanita polos yang saat malam pertama hanya diam seolah malu dan canggung. Rey berusaha untuk memecah suasana canggung itu dengan menggodanya.

"Hey manis! Boleh kah tidur dengan saya malam ini?" ucap Rey menggoda Cinta sambil mencolek pipinya dan tersenyum.

Cinta pun tersenyum mendengar rayuan gombal Rey, ia akhirnya berani untuk menatap Rey dan bisa menyelesaikan malam pertamanya dengan baik.

Kehidupan rumah tangga mereka begitu terlihat sempurna, di tambah dengan kehadiran seorang anak perempuannya.

"Namanya Reyta yah!" ucap Rey ketika Cinta berhasil melahirkan seorang puteri cantik.

Rey sangat bahagia dengan kehadiran anak perempuan pertamanya, ia terus menggendong sambil tersenyum. Cinta melihatnya juga turut bahagia.

Flashback off.

Saat tengah malam seseorang mengendap masuk ke dalam rumah, Cinta tersadar akan kehadiran orang itu. Ia menyipitkan mata dan berusaha membangunkan suaminya.

"Yang sepertinya ada orang di rumah, aku takut!" ucap Cinta dengan cemas pada suaminya itu.

"Gak apa-apa ada aku kok sayang!" ucap Rey berusaha menenangkan istrinya, ia tersenyum menatap Cinta.

Tak lama Rey memberanikan dirinya untuk melihat keluar kamar di susul oleh Cinta yang berada tepat di sampingnya sambil berpegangan tangan.

*Dorrr!* pistol di tembakan ke arah dada Rey, suasana seketika menghening, kepala Cinta berdenging dan waktu seperti berjalan lambat melihat suaminya tertembak di hadapannya.

"AAAAAAHHHKKKK!" Cinta berteriak histeris melihat keadaan suaminya yang sudah terkapar, ia menyentuh bagian tubuh Rey yang sudah berlumuran darah.

"Yaaang.. bangun yaang!" ucap Cinta hanya bisa menangisi suaminya itu, ia merasa kehidupannya telah terhenti. Orang yang sangat ia cintai, kehidupan yang sangat ia idamkan seketika hancur.

"Aaahhkk.." Cinta masih terus menangis, air matanya membanjiri, tak tahu harus berbuat apa. Tubuhnya bergemetar, ia segera mencari tombol lampu untuk menyalakannya.

Saat menyala, Cinta melihat Arlan sedang tersenyum padanya.

"Ma-mau lo apa Lan?!" ucap Cinta sambil menangis sambil bergemetar.

"Dari dulu Rey selalu hancurin kehidupan gue!" ucap Arlan, wajahnya terlihat sangat kesal namun puas karena telah membunuh Rey.

Cinta menghampiri dan memukul Arlan dengan cukup kuat sambil menangis, ia kesal karena mengapa harus dengan cara membunuh jika tak suka. Mengapa tidak menggunakan cara lain saja.

Cinta terjatuh setelah memukul Arlan, tenaganya habis seolah tak ada lagi yang ia bisa lakukan. Air matanya terus membanjiri dan suaranya tak lagi keluar.

Arlan memegang pipi Cinta dengan lembut sejenak, kemudian kembali memegang pistol.

"Selamat tinggal!" ucap Arlan menarik pelatuk dan berhasil menembak Cinta.

*Doorrr!*

Keesokan paginya.

"Seorang koruptor di perusahaan X telah membunuh pasangan suami istri yang mempunyai anak satu, kini seorang balita yang masih berusia sepuluh bulan itu masih hidup. Dari kejadian mengerikan itu di duga motifnya karena balas dendam" Begitulah isi berita pada pagi hari yang di siarankan di televisi mau pun koran.

"Bagaimana dengan anak ini?" ucap seorang polisi yang sedang memegang balita mungil itu pada rekan kerjanya. Ia bingung karena tak ada keluarga balita itu yang mau mengurus setelah di hubungi.

Karena tak tega, polisi yang bernama Raldi itu, akhirnya memutuskan untuk mengadopsinya.

Awalnya istrinya tak setuju dengan kehadiran anak itu karena ia juga sudah mempunyai anak laki-laki yang bernama Raka, umur anaknya itu sama persis.

Raldi meminta pada Fenya sang istrinya, dengan penuh permohonan agar mau mengadopsi balita yang tak punya siapa-siapa itu, istrinya pun akhirnya menerima permintaan Raldi dengan merahasiakan identitas asli anak itu dan menganggapnya sebagai kembaran Raka.

Identitas baru anak itu adalah seorang puteri dari Raldi dan Fenya, ia terlahir sebagai anak kembar dengan Raka. Anak itu di beri nama Cinta karena mengikuti nama ibu kandungnya dan juga berharap dengan nama itulah Cinta bisa mendapatkan banyak Cinta dari orang lain.

***

avataravatar