"Selamat datang" sambut [nama].
"Ya, aku pesan..."
"Guatemala black tall kan?" tebak [nama].
Kali ini aku yang diam memandang [nama]. "Iya, tolong yang dingin" jawabku sambil memberi uangku.
"Baik, tunggu sebentar".
Hari ini tidak ada antrian dan pekerja yang lain sedang membereskan meja. 'beruntung'.
"Ini pesanannya" [nama] membawakan kopiku.
"Kulihat kau sudah hafal pesananku" kataku.
"Itu karena tuan selalu memesan yang sama setiap kali kemari" jawab [nama].
"Hmm... apa bisa kuanggap kalau kau selalu memperhatikanku?" aku sedikit mendekat.
"Eh?" [nama] mulai merona.
"Jangan khawatir aku juga selalu memperhatikanmu" kalimat itu sukses membuat mukanya bertambah merah.
Crek
Dibelakang karyawan yang lain selesai membereskan meja.
"Aku rasa aku harus pergi" kataku sambil memberi tip. "Untuk info saja, aku single".
Aku melangkah ke pintu. Tapi sebelum keluar aku melihat [nama] yang menyentuh pipinya dan mukanya masih merah. Dia mencoba menenangkan diri dengan menggeleng kepala setelah itu menarik nafas. Tapi sepertinya tidak berhasil dan dia menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Benar-benar imut.