webnovel

016. Ch 5. Menuju Timur

" Hamburger... " Dengan setengah sadar Akagi meraba-raba ke sekitar nya, lalu dia menemukan sesuatu objek dengan sensasi yang nyaman digenggam. " Apa ini guling? ". Ucap nya, tapi karena merasa aneh dia pun membuka mata nya.

Ternyata sudah 2 hari setelah pertandingan Akagi dan Jester, lalu saat ini Akagi sedang terbaring di hotel yang Weiz sewa beberapa hari lalu, tepat nya di kota Leicester.

" Kau sudah sadar bocah?, seperti nya situasi sekarang sama dengan di saat awal kita baru bertemu ya? ". Ucap Leina ke Akagi yang tidak sengaja menggengam paha nya, atau lebih tepat nya seperti akan memeluk nya.

Akagi langsung kaget sejadi-jadi nya, dia langsung bangun dan bersujud di hadapan Leina sambil meminta maaf.

" Maafkan aku, maafkan aku, maaf, maaf, MAAF! ", Akagi meminta maaf dengan bersujud, sambil membenturkan kepala nya ke lantai berkali-kali.

" Hahahaha, tidak apa-apa. Aku juga menyadari nya jika itu sebuah kecelakaan kecil. ", Leina menutupi mulut nya dengan tangan dan tertawa dengan tingkah laku Akagi.

" Krietttt ", suara pintu ruangan terbuka dan seseorang memasuki ruangan tersebut. Orang itu memakai pakaian serba hitam dan juga sarung tangan yang membuat nya semakin keren. Dia adalah Varon Elvile.

Varon tidak menghampiri mereka berdua, dia hanya bersender di dinding samping pintu.

" Kau sangat menakjubkan, Akagi. Pertarungan mu kemarin sedikit membakar semangatku, dan juga aku pun ikut terkejut karena dirimu bisa melakukan teknik, yang bahkan aku tidak bisa meski harus 5000 tahun berlatih. ", Ucap Varon sambil menyilangkan kedua tangan nya.

[ Sudah kuduga, dia juga kuat. Aura nya bahkan lebih terasa seperti petarung sungguhan ketimbang Weiz, akan tetapi masih jauh kekuatan nya jika di bandingkan dengan Weiz ] Kata Akagi di dalam hati nya, lalu dia pun berdiri dan duduk di sofa.

" Terima kasih atas pujian mu, tidak kusangka seorang master mau menjenguk ku kesini ".

" Jangan memanggil ku master, aku masih belum pantas mendapatkan panggilan itu "

" Tetapi menurut ku, julukan ' Master ' saja tidak cukup bagimu. Mungkin yang pantas adalah ' Gladiator ' "

" Hahaha, bahkan pujian mu itu terlalu berlebihan. ", Varon tertawa mendengar perkataan yang baru saja Akagi lontarkan itu kepada nya.

" Hei, kalian berdua asik sendiri dan mengabaikan ku ya. " Kata Leina yang daritadi tidak di hiraukan. Dia pun berdiri dari kursi nya, lalu berjalan menuju Akagi dan duduk di sofa yang sama dengan Akagi. " Bocah, tadi kau mengigau hamburger kan?. Kalau begitu sesuai perkataan ku dulu, aku akan mentraktir mu 5 buah ".

Akagi yang mendengar itu langsung sedikit malu, karena dia juga baru sadar kalau Leina dengan sangat pasti mendengar perkataan nya yang dikatakan saat sedang mengigau tadi.

" Ah... Hahahaha... ", Hanya itu yang suara yang bisa dikeluarkan dari mulut Akagi saat ini.

Lalu disaat mereka bertiga sedang berbincang, tiba-tiba Weiz memasuki ruangan. " Hmm... seperti nya aku tidak perlu mondar-mandir mencari orang lagi ". Kata Weiz yang baru saja memasuki ruangan.

Leina, Akagi dan Varon pun sedikit bingung apa yang dimaksud dari perkataan Weiz barusan.

" Maksudmu?, kenapa kau sering bertingkah tidak jelas seperti ini ", Saut dari Leina.

" Huftttt.... " Akagi hanya menghela nafas nya.

" Pasti perkataan mu itu membawa maksud lain kan?, lalu apa yang akan kau sampaikan? ", Dengan sigap Varon langsung mengerti maksud dari Weiz.

" Kau cepat tanggap seperti biasa ya Varon, Ehem... kalau begitu aku akan menjelaskan nya. Pertama-tama aku akan memastikan nya dulu, jadi kalian berdua sudah pasti tahu dengan Anglo-Saxon kan?, dan untuk Akagi seperti nya kau juga sudah tahu tentang mereka dari Enmu ya? "

Varon, Leina dan Akagi menggangukkan kepala nya.

" Oke.. karena sudah kupastikan, kali ini akan kujelaskan. Jadi baru kemarin Anglo-Saxon meminta bantuan kepada kita, la— "

" Hah?, Organisasi bayang-bayang yang kuat itu sampai meminta pertolongan kepada kita?, sebenar nya apa yang terjadi ". Kata Varon dengan sangat terkejut.

" Diam dulu... aku sedang menjelaskan. ", Balas Weiz dengan nada yang sedikit keras. Setelah Varon sudah tenang Weiz pun melanjutkan penjelasan nya itu.

" Baiklah.. akan kulanjutkan. Seperti yang sudah kukatakan Anglo-Saxon meminta bantuan kepada kita, ini sangat jarang sekali terjadi, karena itu aku pun ikut penasaran kenapa mereka meminta pertolongan. Aku pun tahu permintaan ini sudah pasti sangat mahal bagi mereka, karena harga diri mereka yang begitu tinggi. Bahkan jika masalah itu disebabkan karena Seraphime atau Oriphime, mereka pasti bisa menghadapi nya dengan lumayan mudah. ".

[ Seperti nya terjadi sesuatu yang menegangkan ya, sampai Anglo-Saxon meminta bantuan seperti ini. Dan juga dari cara bicara Weiz, seperti nya dia lumayan terkejut dengan hal ini. ]

Ucap Akagi di dalam hati.

" Mereka meminta kita untuk mengirimkan bantuan, tepat nya di negara bagian timur. Aku yakin ini pasti ada hubungan nya dengan Komunitas Aliran Surga, jadi karena itu aku meminta kepada kalian bertiga untuk bersedia melakukan misi ini. Lalu apakah kalian bersedia? ".

" Baiklah, sesuai perintah mu. Dan seperti nya misi kali ini akan menarik ", Ucap Varon dengan semangat.

Lalu Leina hanya memejamkan mata nya, itu menandakan dia pun akan ikut serta didalam misi kali ini. Dan setelah itu Weiz memandang ke arah Akagi. " Kenapa kau memandangiku seperti itu? ", tanya Akagi.

" Sudah jelas bukan?, apa kau bersedia untuk misi pertama mu ini? ", Ucap Weiz.

Akagi pun terkejut karena itu sesuai dugaan nya. " Aku masih lemah untuk misi seperti ini, bukan kah itu akan membebani mereka berdua? ", Saut Akagi.

" Justru karena itu aku memberi mu misi, karena agar dirimu bisa bertambah kuat. Lagipula bukan kah kau bertekad untuk menjadi yang terkuat? ".

Mendengar itu semangat Akagi langsung tersulut, " Baiklah, aku bersedia! ". Ucap Akagi dengan aura semangat yang tersisip di setiap perkataan nya.

" Sudah diputuskan ya, kalian akan berangkat 5 menit lagi. Sebelum itu bersiap-siap lah. ", Weiz pun langsung keluar dari ruangan, setelah memberikan misi tersebut kepada mereka bertiga.

" Kalau begitu, aku akan menunggu di atap gedung ya. Kita akan melakukan teleport instant disana. ", Varon pun keluar juga dari ruangan itu untuk bersiap, dan juga akan menunggu di atap gedung.

" Hei bocah, nanti aku akan membelikan mu hamburger di perjalanan. Setelah kau memakan nya, katakan lah apakah itu enak atau tidak, oke? ", Ucap Leina.

" Iya... baiklah.... ", Kata Akagi.

Lalu Leina pun ikut keluar dari sana.

Akagi memandangi tangan nya, [ Apakah aku benar-benar bisa menjadi kuat?, lalu apa aku bisa juga menjadi yang terkuat? ].

Ucap Akagi didalam hati nya.

-Bersambung-