webnovel

1. dianterin dia?

🌧🌧🌧

"tak seperti yang mereka katakan, sebenarnya mereka yang salah atau kau yg takpernah membenarkan?"

•••

"Alesha Arayna Elferinza!! Buruan bangun."

Teriakan itu membuat gadis yang kerap kali di panggil Sha itu terkejut, sontak membuka matanya.

"Aduh, anak mama ini ya udah jam 6 masih aja molor!" Ucap Ibu Aza, mama Alesha.

"Iya ma iya." Jawab Alesha lesu.

Seusai mandi, Alesha langsung bergegas untuk sarapan.

"Mama hari ini pulang jam berapa?"

"Oh iya, mama hari ini ada rapat. Mungkin akan pulang malam." Jawab Ibu Aza.

"Ya seperti biasa kan."

His decikan sebal itu keluar dari mulut Alesha.

"Kamu nanti pulangnya bareng Dira atau Casa aja ya, soalnya hari ini mama berangkat dengan supir kita." Ucapnya yang hanya mendapat gumam-an dari putrinya itu.

Alesha sering sekali kesal dengan mamanya itu, lantaran mamanya jarang pulang sore apalagi siang, dia hanya tinggal berdua dengan mamanya. Mamanya seorang pekerja keras setelah ditinggal oleh suaminya itu. Jadi Alesha sering sekali sendirian di rumah yang kadang membuatnya bosan.

•••

Tetttt---

"Sha, ke kantin yok." Ajak seorang gadis yang duduk di sebelah Alesha.

"Ayok!" Jawab Alesha, setuju.

Sesampainya di kantin mereka melihat 3 orang laki-laki yang tengah berbincang. Tak lain adalah Dhafin, Reyhan dan Rio.

"Hai guys!!" Sapa seorang gadis bersuara cempreng, Casa.

"Apasih Ca! untung jantung gue gak copot!" Jawab Dira kesal melihat kehadiran temannya itu.

"Gak papa kali Dir jantung lo copot geh, haha." Ucap Alesha yang diakhiri dengan tawaan meledek.

"Eh Sha, itu tuh yang namanya kak Dhafin, ganteng kan." Tunjuk Dira pada Alesha ke arah Dhafin yang tengah memakan baksonya.

"Lumayan, tapi gue gak tertarik," jawab Alesha.

"Halah sok lo, kalo lo dideketin dia juga gak nolak kan lo," ucap Dira, asal. "Ya gua akuin sih lo emang cakep, lebih cakepan lo dari pada Casa tapi ya ngedapetin kak Dhafin itu susah tau." Sambungnya.

"Diraaaa!!" Teriak Casa, membuat siswa-siswi yang tengah ada di sana menatap sumber suara itu.

"Ca, lo apaan sih," tegur Alesha.

Alesha sempat beberapa kali mencuri pandangan ke arah Dhafin. Sebenarnya pria itu tau, tapi ia berlagak seolah tak perduli. Sampai ketika Alesha tengah melirik ke arahnya, tak sengaja tatapan dua remaja itu bertemu, selang beberapa detik Dhafin langsung memalingkan wajahnya.

Elah sombong amat sementang ganteng, pikir Alesha.

•••

Bel pulang telah berbunyi dari 10 menit yang lalu, kini Alesha sendirian di depan gerbang, ia lupa bahwa hari ini supir mamanya tak bisa menjemputnya.

"Aduh bukannya tadi nebeng Casa atau Dira juga," Alesha bermonolog.

Hari sudah semakin mendung, Alesha belum juga menemukan taxi.

"Fin, tuh cewenya, kayaknya tu cewek gak dijemput." ucap Rio pada Dhafin,yang tidak dibalasnya.

•••

"Naek." Suruh seseorang di dalam mobil yang tengah berada di depan Alesha.

Alesha tak menjawab bukan apa, ia tak mengetahui siapa pemilik suara itu.

"Gue bilang naik!" Suara itu lagi yang berasal dari mobil didepannya dengan keadaan kaca yang hanya terbuka sedikit, tiba-tiba kaca mobil tersebut terbuka menampakkan pemilik suara itu.

"Kak Dhafin, ngapain?" Tanya Alesha, bingung.

"Buruan udh mau ujan," tak menjawab, Dhafin malah melontarkan perintah.

"Aku bisa naik taxi sendiri kok," jawab Alesha, yang ia dengar dari teman-temannya bahwa Dhafin adalah orang yang sangat dingin berhati batu jadi ia takmau berurusan dengan lelaki didepannya ini.

"Buruan!" Paksa laki-laki itu.

"I-iya," jawab Alesha terpaksa.

Disepanjang jalan tak ada yang memulai pembicaraan. Alesha merasa canggung. Ia tak berhenti memainkan jemarinya.

"K-kak, rumah aku di jalan itu, turunin disini aja gpp kok," Alesha memberanikan diri memulai pembicaraan.

Tak dijawab dengan Dhafin, ia mulai memberhentikan mobilnya sesuai perkataan Alesha.

"Makasi ya kak, maaf ngerepotin," Alesha bergegas turun dari mobil itu.

Mobil yang ia tumpangi tadi melaju dengan cepat meninggalkan ia di sana sendirian.

Lah katanya tu orang hatinya kek batu, kenapa dia nganterin gue balik kalo gitu, kesambet apaan, batin Alesha.

Next chapter