1 Chapter Start 1

[Novel Witte Uil oleh Little Serene]

[Gadis yang berjalan dengan mata berbulu lentik yang tajam, rambut pirang yang sangat berkilau dan bergelombang di bagian ujungnya dengan indah. Lehernya pun ramping dan terlihat tulang leher yang memikat. Ia jarang tersenyum tapi bibirnya tetaplah merah dan cantik. Ia tak perlu tersenyum, orang-orang yang akan memberinya senyuman. Gaun bagaimanapun tidak memengaruhi aura dirinya. Tak hanya beruntung dari penampilan luarnya, ia gadis anggun yang pintar. Seorang putri bangsawan Eropa yang diam-diam menulis dengan nama pena Witte Uil. Artinya burung hantu putih. Ia ingin seperti burung itu, bisa terbang bebas walau harus diam-diam di malam hari. Ah, sayangnya, seorang pejabat yang sudah lewat usia menghalanginya. Pejabat yang baru saja menjadi Gubernur Batavia terlena dengan gen yang diturunkan ibunya si cinta pertama pria paruh baya dan ia ingin melakukan pernikahan dengan dirinyaa??!! Pernikahan yang tidak bisa ditolak karena dirinya terikat kontrak 'Good Daughter'. Namanya, Mila, yang akan menjadi penulis perempuan pertama dan melawan ketidakadilan hak perempuan di Batavia .....]

***

"..Saatnya masukkan our second-lead. Cowok kulit sawo matang, pribumi, dengan kacamata persegi dan lesung pipi yang melelehkan hati. Cowo hangat dengan kata-kata puitis yang romantis. Yaampun Syamm kyahh!" Serena meng-klik enter.

"Kita masukkin saingannya. Our first-lead male. First love Mila ehehe. Ragen. Prince charming, sesama Belanda, matanya biru berkilauan seperti kristal, rambutnya stylish, ini juga senyumnya gak kalah memikat, senyum orang ganteng. Pintar, jago nulis. Agak dingin, makin dingin makin mendebarkan. Si cowo yang makin bikin Mila terjebak cinta bertepuk sebelah tangan karena ternyataaa... dia adalah penulis favorit Mila."

"Kirim dan... Yak Chapter 1 published! Yey!" Teriak girang Serena melepaskan kedua tangannya ke atas. Dari kursi, ia melompat ke atas ranjang dengan sprei dreamy-cloud yang memiliki variasi warna ash-blue dan ash-violet. Ia kembali melihat layar handphone-nya. Ada sebuah aplikasi nasional yang sedang naik daun, sebuah aplikasi novel-handphone, bernama Chapone (baca: cha-fon). Chapone menjadi platform ajang kompetensi menulis cerita bersambung setiap tahun, dibuat untuk para amatir yang hobi menulis, yang hanya bisa diakses melalui aplikasi di handphone. Tahun ini adalah tahun ke-5 bagi Serena dan menjadi tahun terakhir ia mengejar mimpi sebelum nantinya memasuki dunia perkuliahan. Dalam aplikasi Chapone, seluruh peserta akan bertanding selama satu tahun penuh. 50 besar akan terpilih dari rating terbanyak dari likes pembaca, 10 besar akan terpilih dari 50 % likes dan 50 % juri-juri terpilih, 6 besar akan terpilih akan dipasangkan untuk sesi versus dan dieliminasi dari jumlah likes pembaca yang lebih banyak. Kemudian 3 orang pemenang dari tiap sesi versus akan dinilai dari 40 % juri tamu, 30 % likes pembaca dan 30 % jumlah komentar positif (setiap komentar negatif akan mengurangi poin). Hingga akhirnya, tersisa Grand Final berisi dua orang penulis amatir yang akan beradu dengan ketentuan yang akan diberitahukan jika sudah sampai pada waktunya. Pemenang juara 1 Chapone di tahun ini akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 10.000.000 dan mendapatkan mendapat publikasi buku, royalti, hingga projek film yang dinaungi perusahan ternama.

***

[Komentar di app Chapone]

"Hai Little Serene! Ditunggu chapter selanjutnya!! Aku #timMilaRagen!"

"#timMilaSyam <3 <3"

"Cewe Eropa sama cowo Jawa! Anaknya nanti kayak artis XX"

"So sweet banget sih Syam. Keliatannya becanda, padahal pinter loh! Tega kamu Mila kalo gasadar."

"GILA RAGEN! KEDINGINANMU MENGGETARKAN DEBARAN JANTUNGKU *^*"

"Gini ya. Kayaknya udah dari awal Ragen yang bakal sama Mila. Syam fix secondlead. Padahal aku #timMilaSyam"

"Mending dikejer daripada ngejer atuh Mila. Udaaah sama Syam aja. Kan kamu yang bilang item manis, lucu lagi. Daripada dicuekkin mulu."

"Suka deh yang bawa-bawa sejarah Indo."

"OH. Cinta segitiga beda negara. Menarik hm"

"Kok pada bully Ragen. Udah sih terserah penulisnya. Mangat Little Serene!"

"DASAR BELANDA S***** EMANG. TUKANG NYURI, TUKANG REBUT!"

***

"SERENA!!!!"

Gedebuk!

"Aduh. Ih ibu~~~ :'(" Serena mengambil handphone-nya yang tak sengaja dijatuhkan ke lantai karena kaget.

"Makanya, gini nih kalau peraturan kumpulin HP diilangin. Udah sana gabung ke tim kamu."

"Uh~~"

***

Seakan tahu muka polos dan bingung Serena, serempak teman sekelasnya menunjuk ke arah pojok kiri belakang, dekat jendela. Ada satu anak laki-laki dengan satu kursi kosong di sampingnya.

Siapa? Kok gak pernah lihat??

Dan Serena pun duduk di sana.

"Anak baru?" Ucap Serena dengan muka tak berdosa.

"Lu yang anak baru. Gue jelas-jelas di sini dari SMP 1. Kuper lu!"

Ih selow dong!!! Ngeselin ih!

Tapi Serena hanya marah-marah dalam hati, bagi laki-laki itu dia cuma diam menatap.

"Apa liat-liat? Gue ganteng emang."

Serena makin kesal dan keluar "Cih" dari mulutnya yang terdengar oleh laki-laki itu. Tapi laki-laki itu hanya menyunggingkan senyumnya, seakan menang.

***

"..i.. ei.. ei!" Suara seseorang seakan dari jauh sedang mendekat perlahan, "..HEI!"

"Uagh!" "Sakit tahu!"

"Hahaha merah juga ya. Lemah!"

Serena mengelus jidatnya yang baru dijitak anak menyebalkan di sebelahnya.

"Hei kamu ya! Tadi itu masa-masa penting tahu! Sekarang aku mesti mikir ulang gara-gara ide nya hilang."

"Habisnya daritadi bengong mulu sambil senyum-senyum. Geli."

"Kamu.." "Ih.. siapa sih nama kamu? Aku mau ikutan ngatain tapi belum tahu apa-apa soal kamu."

"Mau tahu, sini gue bisikkin aja, biar ga dimarahin guru."

Kemudian, Serena mendekatkan telinganya ke dekat laki-laki itu. Lalu, laki-laki itu... bersendawa.

"JOROK BANGET SIH!"

Serena yang reflek berdiri dan berteriak, membuat mereka berdua balik diteriaki guru dan diusir keluar kelas. Mereka dihukum berdiri depan ruang guru dan memakai papan nama bertuliskan "Jangan tiru kami teriak-teriak di kelas."

"Awas aja sampai nilai bahasa Indonesia-ku jelek gara-gara kamu. Setiap kelas berharga tahu!" Ucap Serena sambil bisik-bisik.

"Tenang ajah." Balasnya ikutan berbisik, "BI tuh easy-peasy!"

"Yauda deh. Kalau gitu kapan kita mau bikin musikalisasi puisinya? Kita bikin musik dulu atau kata-katanya dulu?"

"Kata-kata dulu lah bocil."

"Apaan sih.. Mentang-mentang tinggi ya. Dasar zombie kering!"

"Hah?"

"Kulit pucet, kerempeng, nyebelin!"

"Aduh anak kerdil."

"HEY!"

"Kurcaci butek."

"Serena! Rian! Kalian yah! Suaranya kedengeran sampe ke kelas tahu! Mau ditambah hukumannya!?!" Ucap bu guru.

***

Dan akhirnya, di hari yang panjang, melelahkan dan panas itu, ada dua hal yang akan selalu diingat Serena.

Pertama, ia akhirnya tahu nama anak yang tidak sopan itu Rian (atau setidaknya itu yang ia dengar saat diomeli di dalam ruang guru) Kedua, mereka akhirnya harus menulis surat permintaan maaf satu folio penuh sebanyak 50x, merangkum cerita rakyat minimal satu setengah halaman folio, dan merangkum kisah hidup pahlawan sejarah Indonesia minimal dua halaman folio.

Mereka menghabiskan waktu dari siang hari hingga jam 6 sore.

***

"Akhirnya bisa pulang!"

"Apa nih?"

Saat Serena menengok, Rian sedang menatap handphone Serena.

"HEI KEMBALIKAN!"

"Kau buat novel?"

"KEMBALIKAN!"

"Aku akan jadi beta-reader mu!"

- Chapter Start, Chapter 1 -

avataravatar
Next chapter