1 Prolog : Dewa Jahat

Derungan angin kekacauan memasuki jurang. Di dalam kegelapan,ditanah paling dalam dan berbahaya. Ada seorang kakek tua berjalan dengan kedua tangan dibelakang. Tubuh kurus dan kulit keriput tampak tidak sehat. Dia berjalan dengan santai di dasar jurang.

" sepertinya sudah waktunya " orang tua itu terkekeh

Dia berjalan memasuki gua kecil. Tangan sedikit terangkat tiba- tiba rune sihir mengaum. Aura agung dan kekacauan membuka tampilan dalam gua, terlihat ada rumah tua tampak tidak layak untuk tempat tinggal mahkluk hidup.

Kakek tua itu perlahan memasuki rumah. Tidak seperti yang terlihat diluar,didalam rumah itu berubah mejadi luas dan megah. Lampu gantung raksasa di bagian tengah ruangan menambah kesan indah,dinding dipenuhi batu permata yang cantik tersusun rapi. Yang paling berkesan adalah kursi tahta disudut tengah ruangan, diatasnya bertuliskan " Tahta Dewa Jahat "

Tahta kosong dikelilingi aura mendominasi. Siapapun yang melihat pasti terkagum

" sudah terlihat usang..hehh " kakek menghela nafas. Kakek itu berjalan mendekat ke tahta.

Dahulu kala perang besar telah terjadi didunia. Ratusan juta mahluk hidup telah mati sia-sia. Ribuan sosok perkasa bertarung untuk membuktikan siapa yang terkuat. Penyebab pertarungan itu tidak lain adalah Dewa Jahat.

Dewa jahat adalah eksistensi tabu di dunia. Banyak sosok perkasa yang mencari dan memburu, bahkan mereka tak segan untuk membunuh siapapun yang terkait dengannya.

Kakek itu membungkuk didepan tahta dan berkata

" Tuanku.. Engkau gagah dan perkasa, siapapun yang hidup di dunia ini pasti ketakutan setelah mendengar namamu "

" Kini kau sudah mati "

" Origin world telah lama damai dengan ketidakhadiranmu.. "

" Oh Tuanku…sungguh disayangkan… sungguh disayangkan " kakek itu terlihat kecewa

Dia melanjutkan " Kini aku sudah tua, tidak banyak umurku yang tersisa. Cidera yang tak dapat terobati kian memparah."

" Setelah kau tewas dengan tragis, aku mengorbankan inti sihirku untuk lolos dari maut. "

" Akibatnya aku menggunakan essensi hidup untuk menggunakan sihir. "

" Sekarang semua telah berakhir "

" Mari kita akhiri karma ini… "

Setelah mengatakan itu dia mengangkat kedua tangan.Tubuhnya melayang setinggi 3 meter di depan kursi tahta yang megah, dia memutar tubuhnya menghadap bagian tengah aula dengan mantap.

Mana berkumpul di kedua tangannya membentuk bola besar.Bola hitam pekat yang seakan dapat menarik segala sesuatu di hadapannya. Petir menyambar di seluruh aula. Istana megah bergetar hebat.

Dia berteriak. " Setelah sekian lama aku telah berhasil menyebarkan warisan Agung Dewa Jahat di seluruh dunia."

" Siapapun yang ditakdirkan akan mendapatkannya. "

" Tapi siapapun itu pasti harus membayar harga yang mahal jika mendapatkannya "

kakek itu kemudian tertawa dan melanjutkan " Kini tidak ada lagi penyesalan yang tersisa "

" Saatnya mengakhiri kehidupan yang busuk ini "

di tangan kakek itu, rune sihir menjadi teratur, tampak indah sekaligus mencekam

" Sihir Terlarang Tingkat 9 : Pemecah Dimensi "

Dengan sekejap bola mana yang terkumpul segera menyebar ke setiap sudut aula. Dunia seakan bergetar.

Tembok, pilar yang menjulang tinggi langsung rusak terkena gelombang mana. Aula yang megah dengan cepat hancur.

Tubuh kakek itu perlahan hancur menjadi abu.

Dia menyempatkan untuk melihat tahta yang telah menjadi bongkahan batu.

Matanya perlahan terpejam

Dengan menunjukkan senyuman yang dingin.

Tak lama setelah itu.

Dia pun menghilang....

avataravatar
Next chapter