1 Chapter 1 : Keputusasaan

Pada musim dingin di puncak Gunung Raja, gunung tertinggi di dunia bintang yang selalu tertutup salju berdiri seorang kultivator yang mengenakan jubah berwarna abu-abu dengan pedang di punggungnya sambil menatap langit dengan gagahnya.

"Setelah 10000 tahun, aku Lin Feng sekarang akan menjadi dewa"

Kultivator ini adalah Lin Feng. Dia adalah kultivator pedang dan alkemis yang paling dihormati di dunia Bintang. Dia dikenal di dunia kultivasi sebagai kaisar kematian karena dia pernah menghancurkan salah satu klan besar yang jumlah anggotanya milyaran jiwa. Itu terjadi karena mereka membunuh satu-satunya murid yang dia miliki. Dari situlah nama kaisar kematian dikenal di seluruh dunia.

Di dunia alkimia dia dikenal sebagai raja dari alkimia karena kemampuan dan pengetahuan di bidang alkimianya yang sangat tinggi. Julukan itu dia dapatkan dengan memenangkan duel dengan alkemis terkenal di seluruh dunia.

Lin Feng mulai melepas segel kekuatannya yang menyebabkan tanah yang jaraknya 1000 kilometer dari gunung tempat dia berdiri berguncang dan Salju di area tersebut langsung menguap.

"Aku akhirnya dapat menyusul guru menjadi dewa" Kata Mu Feng dengan bangga.

Lin Feng adalah murid satu-satunya dari gurunya, Petapa Agung, gurunya ini bukan hanya dikenal kuat saja, tapi dia lebih terkenal karena kebijaksanaannya. Karena gurunya juga dia akhirnya tahu tentang kultivasi. Lin Feng dulu adalah seorang pengemis pada area perang, dia mencari uang dari mayat prajurit yang mati saat bertempur, itulah yang membuat hidupnya sudah sangat keras sejak kecil. Akan tetapi petapa agung yang sedang melakukan perjalanan mengelilingi dunia bertemu dengan Lin Feng. Melihat bakat Mu Feng yang sangat mengerikan dan kehidupan kerasnya, Petapa Agung memutuskan untuk mengangkatnya menjadi murid.

Setelah segel terakhir yang mengekang kekuatan Lin Feng terlepas, langit pun berubah menjadi gelap seketika dan awan hitam pun berkumpul dengan membawa petir berwarna hitam.

"Jadi ini adalah Heavenly Tribulation yang harus aku lalui kali ini, ini tidak bisa dibandingkan dengan rintangan saat aku menembus ranah Demigod dulu"

wajah Lin Feng tidak berubah sedikit pun meski melihat kekuatan dari petir yang ada dilangit yang seperti bisa menghancurkan segalanya.

Lin Feng menarik nafas panjang dan terbang mendekati awan petir yang ada dilangit sambil tertawa dengan percaya diri.

"Ayo kita mulai!" sesaat setelah dia berbicara petir hitam dengan panjang 1 kilometer pun menyambar Lin Feng dengan ganasnya.

BOOMM!!

Ledakan besar terjadi saat petir hitam itu menyerang Mu Feng dengan sangat kuat yang menyebabkan lubang besar di tanah.

"Apa cuma segini!! Ayo datanglah sekaligus!!"Lin Feng dengan percaya diri menantang langit. awan petir pun terlihat marah setelah diejek oleh Lin Feng, Petir yang tadinya berwarna hitam berubah menjadi merah darah dan bertambah besar hingga cuma ada 1 kilatan petir merah darah yang tersisa di langit.

"Akhirnya kau serius juga"

Lin Feng berkata dengan bangganya lalu menarik pedang berwarna hitam pekat yang ada di punggungnya.

"Ayo kita lihat apa kamu masih kuat seperti dulu, temanku"

mendengar perkataan Lin Feng pedang hitam pun mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat. Lin Feng pun langsung menebaskan pedangnya kearah petir merah.

"BOOMM!"ledakan maha dahsyat pun terjadi saat kedua serangan bertemu, yang menyebabkan lubang raksasa berdiameter 500 mil muncul menggantikan gunung raksasa yang telah hancur menjadi debu.

Setelah beberapa detik terlihat seorang yang penuh luka di seluruh badannya, dan memegang pedang yang Cuma tersisa setengah.

"Maafkan aku kawan... aku membuatmu seperti ini. Tapi tenang saja, karena aku akan mencari segala cara untuk memperbaikimu, agar kita bisa menggila lagi di dunia dewa nanti"

Orang itu adalah Lin Feng, dia berhasil menahan petir meskipun harus mengorbankan pedang dan tangan kirinya. Keadaannya saat ini sudah bisa dibilang sekarat, tanpa ada sisa kekuatan di tubuhnya.

Akan tetapi langit kembali menjadi hitam dan waktu seolah-olah terhenti sesaat.

"Ada apa lagi ini!! bukannya ini sudah selesai!! " Lin Feng sangat marah karena kalau petir menyambarnya lagi dia pasti mati, satu sambaran saja sudah membuat dia sekarat dan sekarang energi yang terkumpul di langit sangat besar bahkan sampai membuat petir yang dia hadapi sebelumnya seperti mainan anak kecil.

Awan hitam pun terus berkumpul dilangit lalu membentuk lubang raksasa. bayangan hitam pun turun dari lobang hitam tersebut dengan senyum Jahat.

"Akhirnya ada lagi semut yang bisa aku serap"

Melihat sosok bayangan yang ada dilangit membuat Lin Feng ketakutan karna dia dapat merasakan perbedaan kekuatan mereka yang sangat jauh. dia tahu kalau orang yang muncul ini mustahil berasal dari dunia tempatnya tinggal ini, karena kekuatan yang dimiliki Lin Feng sudah bisa dibilang tertinggi di dunia ini. Tapi orang yang muncul ini memiliki kekuatan yang sangat jauh lebih tinggi darinya.

"Siapa...kau..." dengan mulut bergetar dia bertanya kepada bayangan yang ada dilangit.

"Siapa aku? semut sepertimu tidak pantas tahu namaku" jawab sosok bayangan dengan tertawa.

"Kau adalah orang kedua yang akan aku serap energinya dalam 500 tahun terakhir" sambil menatap Lin Feng seperti menatap sampah "Kalau terus seperti ini, aku harus menunggu ribuan tahun untuk masuk ke dunia ini, kenapa dunia ini menghasilkan sangat sedikit kultivator ranah dewa?" Kata sosok bayangan itu sambil tertawa.

"Apa?! Apa maksudmu orang kedua yang dikorbankan?!" wajah Lin Feng langsung pucat mendengar perkataannya

"Kalau dihitung dengan orang tua keras kepala itu, kau adalah yang kedua yang bisa dikorbankan" Kata sosok banyangan itu dengan senyum jahat.

"Orang tua?! lima ratus tahun lalu?! Jangan bilang guru?! " Pikiran Lin Feng mulai bergejolak dan seluruh tubuhnya bergetar hebat "Apa yang kau lakukan pada Guruku?!!" tanya Lin Feng dengan marah. Dia ingat kalau gurunya dulu Sang Petapa Agung, menerobos ke ranah Dewa lima ratus tahun yang lalu dan hanya dia yang berhasil mencapai tingkatan ini setelah gurunya. Jadi Mu Feng bisa dengan mudah menebak siapa identitas orang tua yang sosok bayangan ini maksud.

"Guru? apa yang kau maksud ini" sosok bayangan mengambil sesuatu di balik jubahnya dan meletakkannya di udara.

"Guru " Lin Feng berteriak dengan keras air mata pun mengalir dari kedua matanya karena benda yang dikeluarkan sosok bayangan itu adalah kepala gurunya sendiri!.

"Jadi guru tidak gagal saat dia menjadi dewa... Tapi kau yang membunuhnya!!! " Teriak Lin Feng dengan aura membunuh yang keluar dari tubuhnya.

Guru yang selalu membimbingnya dengan kasih sayang yang dapat menggantikan posisi orang tua yang tidak pernah dia rasakan dari dia kecil. Semua kenangan itu hancur ketika Lin Feng melihat orang yang paling dicintainya sudah mati dan diperlakukan seperti sampah.

"Apa maksudmu membunuh guruku!!"

Lin Feng berteriak kepada bayangan di langit.

"Semut ini cuma pengorbanan agar aku dapat memasuki dunia ini dan kau akan menyusul dia sebentar lagi! " sosok bayangan diudara tertawa dengan jahat.

"Brengsek!! aku akan membunuhmu!! "

Lin Feng mengerahkan semua tenaganya untuk terbang menuju bayangan, matanya sudah berubah menjadi merah darah karena kemarahan dan keputusasaan.

Melihat Lin Feng terbang dengan sekuat tenaga ke arahnya, bayangan di langit tersenyum

"Kau yang baru memasuki ranah dewa berani melawanku! jangan mimpi" dia lalu mengeluarkan auranya yang membuat gunung disekitarnya terangkat ke udara.

"Akan kubunuh kau!!" Lin Feng terus berusaha terbang meski aura di sekitarnya sudah menahan tubuhnya.

"Kau ini semut yang menarik masih bisa terbang meski sudah kukekang dengan auraku, tapi itu tetap sia-sia! " sosok bayangan diudara menghilang dan muncul di depan Lin Feng yang sudah menjadi gila sambil mencekik lehernya

"Aku akui kau adalah orang yang sangat kuat bahkan di dunia dewa pun tidak ada yang sehebat kau saat baru menjadi dewa" sosok bayangan menatap Lin Feng dengan tatapan jahat.

Sosok bayangan pun lalu mengeluarkan kan bola kristal dan berkata

"Dengan kekuatanmu aku tidak perlu mengumpulkan kekuatan orang lain, kekuatanmu sudah cukup untuk menggantikan sisanya" Dia pun mulai menghisap kekuatan dari Lin Feng ke dalam bola kristal.

...

Di alam kesadaran Lin Feng,

"Apa begini aku mati, guruku dibunuh seperti serangga dan aku tidak memiliki kekuatan untuk membalaskan dendamnya, jika saja aku tidak terlalu fokus dalam obat-obatan mungkin aku bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan guru sebelum dia mati dan mungkin menerobos bersama, tapi sekarang semua penyesalan ini sia-sia saja... " Lin Feng pun tersenyum pahit dan memejamkan matanya... akan tetapi ada sinar terang yang muncul di depannya.

avataravatar
Next chapter