3 Your Statement

ADIT POV

Aku mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Carina, entah kenapa aku menjadi seperti ini. Biasanya ketika aku ingin bertemu seseorang aku tidak terlalu repot memikirkan Style ku, namun sekarang malah repot, lupa ini, lupa pake itu. Jadi serba gugup. Dan akhirnya aku menyerah karena ini sudah terlalu lama bagi pria untuk mempersiapkan dirinya.

"Halo? Kamu udah siap?" Aku menanyakan kesiapan carina untuk pergi

"Udah dari tadi sih, kalo kamu udah siap kemari aja ya"

"Oke, aku otw ya"

"Take Care" Tambahnya

Sesampainya aku dirumahnya, aku sempat terdiam sejenak karena melihat penampilannya yang bisa dibilang sangat menggemaskan. Dia hanya menggunakan kaos hitam dan dilapisi jacket Denim, menggunakan Jeans warna Navy yang pas untuk kakinya yang kecil. Sebenarmya biasa saja namun entah kenapa ketika dia yang menggunakannya seperti berbeda dari yang lainnya. Emang lebay namun jika kalian bisa melihatnya, she's perfect.

"Udah siap?" Tanya Carina

"Oh iyaa, Lets goo" Jawab ku dengan semangat.

Diperjalan aku hanya terdiam sambil menatap sesekali kearah Carina, dia yang sibuk memainkan ponsel mulai bosan dengan suasana canggung ini. Sesekali kulihat dia memperhatikan ku lama, namun ketika mata kami bertemu dia langsung kembali fokus ke ponselnya.

"Kamu mau beli buku apa? Tanya ku mencairkan suasana.

"Mau beli buku tentang chord gitar gitu, tapi yg kebeli malah ga ada chordnya"

"Oh gitu, kamu bisa main gitar?"

"Engga sih, cuman pengen belajar aja"

"Aku sih bisa main gitar, kalo kamu mau aku ajarin boleh kok"

"Wih keren dong, boleh lah ajarin aku. Mungkin kamu bisa jadi guru privat ku" Jawabnya semangat.

Suasana pun kembali hening karena jujur saja aku bingung ingin membicarakan apa, karena aku bukan tipe pria yang banyak omong.

Sesampainya di toko buku tanpa membuang waktu, Carina langsung mencari buku yang dia inginkan. Sedangkan aku hanya menemaninya mencari buku, entah apa yang ada dipikiranku saat itu, aku ingin mengajaknya untuk nonton Bioskop. Kadang otak ku tidak singkron dengan ku.

"Kamu mau nonton ga habis ini?" Tanya ku

"Boleh kok, lagian aku juga bosen dirumah, kalau gitu, give me 5 minutes " Jawab Carina sambil tersenyum dan bergerak cepat ke arah kasir. Oh tuhan kenapa ada manusia seimut ini disini, pingin aku bawa pulang terus aku jadiin pajangan dirumah, kali aja bisa jadi pembawa berkah hahaha.

Setelah membeli buku kami pergi ke Mall terdekat yang ada Bioskopnya, kami memilih untuk menonton film Romantis kemudian Carina memesan tiket dan Aku yang beli popcorn. Kami pun masuk ke teater yang sudah di sediakan. Kami duduk di seat bagian atas, yah kami ga pacaran makanya seatnya ga di ujung-ujung, lagian aku ga tertarik dengan hal yang mesum, aku tau kalian yang menonton dibioskop terus duduknya di ujung-ujung pasti mesum. Setelah ga lama menunggu film pun dimulai dan kami mulai fokus ke layar bioskop.

40 menit berlalu kulihat Carina masih fokus menonton film itu, dan aku? Yang benar saja, aku menggigil kedinginan. Buset dah kok tiba tiba dingin kaya di kutup utara gini yaa?, aku memasukan tangan kiriku ke dalam saku jacket yang aku kenakan, mata ku memperhatikan tangan Carina yang sedari tadi mengepal seperti tanda dia kedinginan, yah umunya aja kalo aku yg menggunakan Hoodie yang lumayan tebal aja kedinginan apalagi dia? dan lagi-lagi otakku bertindak gila, aku menggenggam tangannya lansung, langsung bro ga izin dulu gitu sama yang punya tangan dan dengan pedenya memasukkannya kedalam saku jacket ku.

Aku bisa melihat orang yang dibawah seat ku sedang bermesraan, kuliat lelaki itu sedang mencumbu mesrsa dan merangkul pacarnya, kandang aku bisa mendenggarkan desahan dari pasangan itu. Ingin ku tendang saja mereka dari sini, kenapa sih harus di tempat seperti ini?, di hotel kan kalian bisa dengan bebas, kenapa harus di hadapan kami berdua?, Oh shit

Aku kembali fokus ke tanganku yang masih menggenggam tangan Carina yang bisa dibilang ukuran tangannya kecil untuk anak kuliahan, kurasakan dinginnya tangannya entah itu karena suhu yang dingin atau dia ketakutan hahaha. Yang jelas aku nyaman pada saat itu.

Carina POV

Aku memejamkan mataku sekali lagi sambil menggeser posisi tubuhku, kulihat Adit masih tetap memegang tanganku. Kurasakan hangatnya genggaman tangannya dan lebar jemarinya. Membuat ku tidak fokus untuk menonton film itu, apa dia cemburu dengan pasangan yang berada di depan kami?, masa sih dia berpikiran begitu?, aku masih terbiasa untuk nonton bioskop, tapi aku ga terbiasa nonton berduaan. Bukanya aku ga suka cowo, tapi tetap saja situasi saat ini membuat jantungku berdetak sangat cepat. Apalagi dengan tiba-tiba seperti ini, tapi entah kenapa aku menyetujui permintaan dia untuk pergi nonton.

"apa dia hanya memancingku? Atau jangan-jangan dia mau culik aku?". Argh, aku memang selalu berpikiran yang aneh-aneh padalah itu belum tentu terjadi.

Film pun selesain, kami ga langsung pulang. Adit mengajak ku untuk menemaninya minum, dia memilih tempat outdoor dengan pemandangan kota yang sangat indah dari atas sini.

"Gimana filmnya? Seru gak?" Tanya Adit yang sedang menyeduh kopi hangatnya.

"Seru kok" jawab ku gugup, jujur saja aku sama sekali tidak fokus menonton karena terlalu fokus terhadap tanganku yang digenggamnya. Aku pun tidak tau ending film itu, bahagia atau sedih?.

"Apakah kamu memiliki pacar?", pertanyaan itu membuat jantungku berdebar-debar.

"Engga ada sih, kenapa emangnya?" tanya ku balik, karena aku penasaran akan pertanyaannya.

"Baguslah kalau begitu, aku tidak perlu sungkan untuk mengajak mu pergi lain kali" jawabnya sambil tersenyum penuh arti.

"Emangnya salah ya kalo udah punya pacar terus pergi dengan orang lain?" ucapku spontan.

"Tidak ada yang salah dengan itu. Hanya saja jika kamu sudah merawat bunga yang indah, kemudian di petik orang lain pasti akan layu". Timpalnya sambil mengaduk kopinya tanpa melihat ku.

Dari jawaban yang keluar dari mulutnya, aku tau pria ini sepertinya Posesif. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi jawaban yang Adit berikan.

Setelah kami selesai menonton, Adit mengantarkan aku kerumah dan dia pamit untuk pulang. Aku merebahkan tubuh ku dikasur yang empuk dan sempat memejamkan mata selama 10 menit.

Ponselku berdering tanda seseorang mengirimkan pesan. Kulihat nama Adit tertera disana, aku dengan sigap langsung mengambil ponselku dan membalas pesannya.

"Thanks for today, lain kali kita jalan bareng lagi ya"

"Sama-sama Dit. kalo ada waktu aku sempetin kok" Balas ku.

Aku kembali teringat akan jawaban yang diberikan Adit. Aku mengerti akan perkataannya, tapi apakah benar seperti itu?, apakah semua bunga yang dipetik akan layu?, bagaimana kalo sebaliknya?. Mungkin saja ketika di petik, di pindahkan ke tempat lebih nyaman, tapi akankah bisa bertahan lama?

"Carina? Kamu ga makan?" Ucap seorang wanita dibalik pintu kamar ku, yang membuat aku tersadar dari lamunan ku.

"Iya bentar ma, masih mau rebahan dulu".

"Mau sampe kapan kamu rebahan terus, ayo turun buat makan". Dia adalah Emily Idalina ibuku tersayang. Tapi dia juga orang yang paling cerewet dirumah ini.

"Iyaiya aku makan" Jawab ku lemas.

Aku pun beranjak dari tempat tidurku, kulihat sudah banyak tertera makanan disana. Padahal yang dirumah ini hanya bertiga, tapi mama ku yang hobi memasak tidak peduli dengan itu.

"Tadi mama liat kamu pulang sama cowo, ga pernah-pernah mama liat kamu dianter cowo selain ojek atau enggak papamu. Siapa dia?" Tanya mama ku sambil menuangkan air minum di gelas ku.

"Temen ma, tadi aku minta tolong anterin ke toko buku"

"Masa sih cuman temen doang? bukan pacar kamu? atau teman mesra mu?" Tanyanya lagi dengan mata penasaran. Bukan mama ku kalo ga kepo tentang hal yang berbau seperti ini.

"Ma! jangan gitu" Tergur papa.

"Iyaiya, maaf atuh pa, namanya mama juga kepingin calon mantu". Ucapnya sambil tertawa

"Belum saatnya tau ma, aku mau fokus kuliah dulu. kalo jodoh ga kemana kok". Ucapku yang tidak tahan akan gombalan mamaku. kalo aja aku bisa mentulikan kupingku saat ini, aku sudah melakukannya sekarang.

avataravatar
Next chapter