5 Hope

Aku membakar rokok ku sambil duduk menunggu Criss dan David datang, katanya sehabis kelas mereka mau ngomong sesuatu. Kulihat dari kejauhan mereka berdua kelihatan lesu dan menundukkan kepalanya sambil berjalan, apakah mereka ada permasalahan kerja?, jarang sekali melihat mereka murung seperti itu. Biasanya mereka selalu ceria seperti anak yang diberi uang jajan lebih.

"Kenapa lo berdua? murung kaya gitu, kaya orang kalah pilkada aja" tanya ku penasaran.

"Dit, lo jangan bunuh diri ya" ucap David.

"Iya Dit, masih ada kita berdua yang sayang sama lo, walaupun lo ga peduli sama kita berdua, tapi tetep aja kita berdua udah anggap lo kaya bokap kita sendiri" tambah Criss.

"Ha? lo pada kenapa sih? siapa yang mau bunuh diri?" jawabku yang semakin tidak mengerti.

"Gue tau lo patah hati Dit, tapi lo jangan putus asa, masih banyak kok cewe diluar sana" tambah Criss.

Aku memang sedikit patah hati. Tapi, dari mana mereka tau kalo aku merasakannya?

"Sakit hati? bunuh diri? cewe?, lo berdua ngomong apasih? yang jelas kalo ngomong. Ada apa?" Tanya ku serius.

"Iya Dit, sebenarnya semalam gue ketemu sama Carina, dia makan di restoran gue sama cowo lain" ungkap David.

"Astaga, gue kira apaan coba, lo berdua udah gila kayanya, gue sama Carina biasa aja, ga ada apa-apa, kalo dia mau makan sama orang lain ya silahkan, ga ada masalahnya sama gue" ucap ku santai, tapi mengetahui jawaban yang diberikan David, dada ku semakin sesak. Ternyata benar dugaan ku.

"Jadi lo ga bunuh diri kan?"

" lo ga depresi kan?" Ucap mereka berdua.

"Gue ga kaya gitu, lagian emang ga ada apapun antara gue sama Carina" Jawab ku yakin, karena memang tidak ada hubungan apapun, tapi tetap saja dadaku terasa sesak.

"Bagus lah kalo gitu Dit, nah sekarang gue mau traktir lo, supaya lo ga kesepian, lo mau makan apa Dit?"

"Up to you" jawabku singkat.

"Gue engga Vid?" tanya Criss dengan muka memelas.

"Pake duit lo sendiri!, masih awal bulan ini. Gaji lo di pake buat makan, jangan cuman dipake buat beli kondom!"

"Teros, teros, sekalian aja lo teriak pake to'a kampus, biar rektor tau. Kalo gue beli kondom pake duit gajian" cibir Criss.

Dan lagi-lagi mereka meributkan hal kecil.

Aku ga habis pikir dengan perkataan Criss dan David, kenapa mereka bisa berpikiran seperti itu?. Aku juga kalo depresi ga gitu-gitu amat, emang merekanya aja yang lebay. Otak ku semakin mumet, apalagi tentang tiket itu. Argh, aku butuh tempat untuk menenangkan diri setelah ini.

Aku berjalan didalam ruangan yang begitu ramai akan pengunjung, dentuman musik yang keras membuat jantungku ikut bergetar, segala aroma parfum tercium olehku. Beberapa wanita melihat ku dengan tatapan menggoda, ada juga yang mencoba menarik ku, bahkan dari mereka mencoba memberi kode bahwa mereka masih belum ada yang memiliki, tetapi kembali lagi, kalo niat ku masuk kesini bukan itu.

Aku duduk didepan bertender dan memesan Bir untuk menemani malamku. Kebanyakan yang datang kesini adalah pria-pria kepala tiga yang menghabiskan uangnya untuk membayar beberapa wanita dan bersenang-senang, berbeda dengan ku yang melakukannya hanya untuk membuang hal aneh yang ada dipikiran ku.

"Sendirian lagi nih Dit?" tanya seorang wanita bernama Kiky sekaligus bartender disini, dia kemudian meletakkan minuman ku.

Sejak aku kembali ke indonesia, aku sering mengunjungi tempat ini, dan Kiky lah salah satunya teman ku yang bekerja disini, ada juga pacarnya yang bernama Romi. Yang biasa menemaniku minum sekaligus pemilik club ini, tapi akhir-akhir ini aku jarang melihat Romi, mungkin dia punya bisnis lain.

"Iya nih Ky, lagi pengen sendiri lagi" jawabku.

"Dari awal dateng kesini, lo sendirian mulu, ajak cewe gitu kek, masih bersikukuh terhadap pendirian lo?"

"Ya gitulah, kadang hal seperti itu harus dipikirkan secara matang, kalo enggak ntar bakalan ngerasain hal yang ga seharusnya dirasain" ucap ku sambil meneguk bir ku.

"Hai ganteng, sendirian aja?, aku temenin mau ga? one night stand juga boleh kok" goda seorang wanita yang kelihatannya sudah mabuk.

Wanita itu berdiri dengan susah payah, kalau saja dia tidak memegang kursi, mungkin dia sudah tergeletak dilantai. Dia mendekat ke arahku dan mulai mencoba meraihku, setelah dia bisa memegang lenganku, dia mengelus punggung ku. Memberikan sentuhan di pipiku, dan rayuan maut di kupingku, yang membuat aku tidak nyaman.

"Dont touch me" aku menepis tanganya yang kini sudah mau membuka kemejaku.

"Ohh come on, dont be like that, i give you everything" rayunya.

"percuma mbak godain dia, walaupun mbaknya sampe naked, dia juga ga bakal tergoda" ungkap Kiky kepada wanita itu.

"Cih ganteng-ganteng sukanya sama laki" jawab wanita itu dengan sinis, kemudian pergi begitu saja.

"Sorry Ky ngerepotin"

"Santai, tapi ntar lo dikira beneran suka sama cowo"

"I dont care, mereka hanya memandang apa yang mereka pikirkan" jawabku.

"Oh iya, kemarin gue liat ada orang yang sendirian juga kaya lo, dia dateng kesini, terus mabok sambil nangis ga jelas, terus dia sebut-sebut nama lo lagi" ungkap Kiky.

"Oh ya? terus gimana?" tanyaku penasaran.

"Iya dia mabok sambil ngomong, "gue udah suka sama lo dari awal, tapi lo malah suka sama orang lain", terus dia bilang, "Awas lo Dit, lo udah ambil cewe gue, dan lo harus tau akibatnya". Yaudah akhirnya gue panggil security sini buat keluarin dia, soalnya dia udah mencahin gelas disini" ucap Kiky kesal.

"Banyak yang namanya sama kaya gue, lagian gue engga ngerasa ngambil hak orang lain. Dan itu susahnya kalo udah jatuh cinta, hal apapun akan dilakukan, walaupun ga wajar. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang ga seharusnya didapatkan, hati yang terbuka namun mata yang tertutup" tambahku.

"Iyadeh iya, yaudah gue mau kebelakang dulu. mau stok minuman. Have fun ya Dit"

"Sure" Kiky pun pergi menginggalkan aku sendiri.

Ponsel ku berdering, kulihat Carina yang sedang menghubungiku, aku sebenarnya tidak ingin menjawab panggilannya, tapi lagi-lagi otak ku ga singkron, aku beranjak keluar dari tempat itu dan menjawab panggilan dari Carina.

"Halo? ada apa na?

"Haii Dit, kamu belum tidur ya?"

"Belum, aku masih diluar"

"Ihh ngapain diluar malem-malem gini, ntar digigit nyamuk tau" ucap Carina yang terdengar menggemaskan.

"Lagi cari udara segar, kamu sendiri kenapa belum tidur?"

"Iya nih, soalnya aku lagi mikirin sesuatu, kamu mau tau ga?"

"Mikirin apa?" Tanya ku penasaran.

apa dia memikirkan aku?. Apa yang kau pikirkan Adit!, hanya karena Carina kau berubah pikiran tentang wanita?

" Aku lagi mikirin orang tua ku yang besok pagi mau pergi ke keluar negeri, jadi aku cuman sendirian dirumah" ucapnya dengan nada lemas.

"Oh. Aku kira apa" jawab ku singkat.

"Ihh kamu nih ya, sepi tau dirumah. Apalagi aku cewe terus sendirian, gimana kalo ada orang yang mau culik aku?."

"Nginep di rumah temen kamu aja kalo takut"

"Ih dasar ga peka" ucapnya sambil mematikan telfon.

Aku yang kaget dengan perkataannya hanya bisa terdiam, "ga peka?". Apa maksudnya?. Benar saja dugaan ku, kalo wanita itu sulit untuk dipahami. Kalo ngomong tuh langsung pada intinya, aku bukan dukun yang bisa menebak pikiran mu, sesulit itukah kalian berbicara?.

avataravatar
Next chapter