1 PERTEMUAN

โš  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฃ ๐™˜๐™š๐™ง๐™ž๐™ฉ๐™– ๐™ž๐™ฃ๐™ž ๐™๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™ก๐™–๐™ ๐™›๐™ž๐™ ๐™จ๐™ž ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™ข๐™š๐™ก๐™ž๐™—๐™–๐™ฉ๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™™๐™ช๐™ฃ๐™ž๐™– ๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™ฉ๐™– โš 

_

๐™น๐š’๐š”๐šŠ ๐š”๐šŠ๐š•๐š’๐šŠ๐š— ๐šœ๐šž๐š”๐šŠ ๐šŒ๐šŽ๐š›๐š’๐š๐šŠ ๐š’๐š—๐š’ ๐š“๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š•๐šž๐š™๐šŠ ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐šŸ๐š˜๐š๐šŽ ๐šข๐šŠ

๐š–๐š’๐š—๐š—๐šŠ๐Ÿ’•~

_

Dunia yang indah namun hampir di penuhi oleh manusia manusia yang serakah dan tidak mau saling memahami.

Pembunuhan, pembullyan, perselingkuhan, pengkhianatan dan lain-lain sebagainya. Entah mengapa bagiku dunia ini semakin kejam.

Mengapa kini semua orang di sekeliling ku berubah. Teman kelas kini Membully ku, dan ada juga yang tidak ingin tau seolah tidak terjadi apapun. Kini aku hanya mempunyai 2 teman di sekolah ini, mereka tidak dapat membela ku karena para pembully itu menghalangi mereka, dan selain itu mereka juga terkena pukulan.

Meskipun mereka membela ku. Mereka tidak di ejek ataupun diperlakukan kasar kecuali ketika sedang ingin menolong ku. Semua ini terjadi karena awalnya mereka (pembully) hanya menganggap bercanda ketika mengejek ku, dan aku juga tidak mau terlalu membawa ke perasaan ku. Jadi aku pun senang senang saja, tapi semakin lama aku naik kelas lama lama mereka (pembully) semakin berlebihan. Contohnya seperti mengambil uang ku di dalam tas diam diam dan tidak menggantinya, tiba-tiba menendang kepala ku dengan sengaja, menyuruh nyuruh diriku untuk membelikan mereka makanan, dan lain-lainnya.

Aku telah melaporkan ini pada Wali kelas ku sejak kelas 3 SMP sampai Kelas 3 SMA ini. Namun semua jawaban mereka sama saja, mereka bilang itu hanya candaan dan untuk melatih mental ku. Aku tidak bisa menceritakan ini pada orang tua ku karena mereka sangat sibuk dan hubungan mereka akhir-akhir ini semakin kurang harmonis, jarang berbicara ataupun menyapa. Setiap aku turun dari kamar atas ku untuk minum di malam hari, aku selalu mendengar perdebatan mereka.

Aku takut jika mereka berpisah, dan ketika membangun rumah tangga yang baru, apalagi jika melupakan diriku. Membayangkan nya saja aku sudah ingin menangis. Aku sangat kesepian meskipun dua orang teman ku selalu mengajak ku bermain. Aku ingin sekali hidup seperti dulu dimana aku banyak teman dan orang tua ku tidak seperti ini.

Aku sudah berkali-kali memikirkan keputusan ku saat ini berada di atas gedung sekolah. Lalu sudah ku putuskan untuk jatuh ke belakang gedung sekolah, aku merasa aku sangat menderita apa yang telah ku alami selama ini. Aku tau aku memiliki dua orang teman. ..... (Nama teman jangan lupa!), aku sungguh berterima kasih pada mereka. Aku yakin dengan kepergian ku mereka akan terbebas dari belenggu untuk bergabung dengan yang lain. Aku tidak mau merepotkan mereka lagi, sudah cukup aku menjadi beban bagi mereka saat ini.

Lalu aku melihat ke atas langit, sambil bertanya-tanya di dalam hati. '๐˜ˆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ด ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข?'. Lalu aku pun melompat ke belakang gedung sekolah yang ketinggiannya kurang lebih 50-64 ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ tanpa ada rasa menyesal telah melakukan ini, pasrah dengan semua yang ku jalani, aku pun menutup mataku...

''๐˜‰๐˜ถ๐˜ถ๐˜จ" aku merasakan ada yang memeluk ku ketika aku masih di perjalanan untuk jatuh, dan saat aku membuka mata ku ternyata seorang perempuan. Entah bagaimana caranya dia memeluk ku di ketinggian yang saat ini 2 meter, apa mungkin dia lompat?

Dan kamipun berguling guling saat jatuh. Posisi kami saat ini aku berada di bawah dan dia di atas. Aku pun membuka mataku lagi dan saat itu juga tamparan melayang ke pipi kanan ku "๐˜—๐˜“๐˜ˆ๐˜’". "APA KAU TIDAK SADAR APA YANG KAU LAKUKAN?!"."๐˜—๐˜“๐˜ˆ๐˜’", setelah dia bertanya dia menampar ku lagi tapi kali ini di pipi sebelah kiri. Muka nya merah seperti orang marah dan matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. Aku kenal perempuan ini, dia 1 sekolah dengan ku. Tapi kami tidak pernah sekelas karena dia selalu di kelas A, dia di golongan kelas yang paling pintar.

Air mata ku pun tiba-tiba jatuh dan lalu berkata "MENGAPA KAU MALAH MENGHALANGI KU BERTE-". Belum selesai aku berbicara dia meninju wajah ku di bagian kiri, aku benar-benar merasa kesakitan. Dia pun berkata lagi, dan kali ini matanya pun meneteskan air mata, "Memang nya kau pikir setelah kau mati, kau akan mendapatkan hidup yang lebih baik lagi?! Dan apa kau pikir Tuhan tidak akan marah karena kau terlalu cepat untuk menyerah di usia muda mu saat ini hah?!". Aku pun terdiam dan hanya menangis, mungkin suara kami tadi sangat berisik untung saja hari ini minggu, jadi tidak mungkin ada orang yang melihat nya ataupun mendengar nya, tapi masih ada beberapa satpam dan obe di sekolah. Tapi yang ku heran kan, mengapa perempuan ini bisa-bisanya tau apa yang akan aku lakukan?

Aku pun membuka mulut ku untuk bertanya, "hei, kenapa kau bisa bisanya tau apa yang akan aku lakukan di sini? Ini kan hari libur?". Lalu dia pun menjawab pertanyaan ku, "A- aku hanya...", "Hanya apa?" Tanya ku lagi. "Ahhh!! Kau ini kepo sekali, sekarang ikut aku!!". Suruh perempuan itu pada ku sambil berdiri dan menarik tangan kanan ku memaksa ku untuk berdiri, dan matanya masih saja berkaca kaca sambil mengapus air matanya dengan tangan kirinya. "Kita mau kemana?!" Tanya ku untuk yang ketiga kalinya sambil mengelap air mata ku dengan tangan kiri ku, dia pun menjawab "Kau ini banyak tanya dari tadi, lebih baik diam saja!".

Aku benar-benar kesal dengan perempuan ini, padahal dia jarang berbicara dengan ku di sekolah. Tapi saat ini dia malah banyak menyuruh-nyuruh ku. Dan dia masih saja menggenggam tangan kiri ku seolah olah aku ini anaknya. Aku ingin melawan tapi aku tidak berani karena perempuan ini pernah menjadi perwakilan sekolah untuk olimpiade pertandingan karate. Dia mendapatkan juara 1 di olimpiade tersebut. Huh, benar-benar menyebalkan. Padahal tinggal sedikit lagi aku akan meninggalkan dunia ini.

Tapi perempuan ini ada benarnya juga, tapi mengapa dia menangis seolah-olah dia merasa bersalah? Apa memang Tuhan mengtakdir kan ini? Aku juga tidak tau apa yang akan terjadi lagi. Entah mengapa juga hati ku merasa berbeda, aku merasa seperti mendapatkan perhatian darinya. Hati ku juga merasa sedikit tenang dan damai.

.

.

.

.

.

.

๐˜พ๐™๐™–๐™ฃ๐™œ๐™š ๐™ข๐™ฎ ๐™ก๐™ž๐™›๐™š

avataravatar