Meisa berdiam heran. Semenjak masuk kamar usai makan malam, Hanjo seperti menganggapnya tidak ada. Seolah dia bukanlah wanita yang menarik untuk dipandang. Hanya menjawab apa yang ditanya.
Ketika kemudian ia mengajak tidur, Meisa yakin keheranannya akan hilang. Yakin sekali sekali semuanya akan terjadi. Semua akan berlangsung dengan indah.
Namun bukan itu yang terjadi. Bertolak belakang dengan harapannya. Hanjo naik ke ranjang lalu merebahkan badan tanpa bicara apa-apa. Tanpa melihat kepadanya.
Meisa melemparkan badan bagai jatuh ke dalam selokan. Ia cepat bangun dan membersihkan badan. Perlahan ia mendekatkan badannya. Tidak bersentuhan. "Belum mau tidur kan?" Ia merasa suaranya keluar bergetar.
Hanjo bergerak. Mengubah posisi tidur menjadi telentang. "Belum," ujarnya memandangi plafon.
Meisa ikut memandang ke atas. "Bagaimana cara saya berterimakasih?"
"Ngomong."
"Ngomong maksudnya?" tanya Meisa menegakkan kepala.
"Ya, bilang terima kasih."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com