1 Prolog

"Aku gak mau!" seru Gia.

"Harus!"

"Gak mau!" kekeh cewek itu.

Dio menggeram. Sebagai orang dewasa dia harus sabar menghadapi anak semacam Gia. "Gia, kamu harus pakai gaun ini." Dio mencoba melembutkan suaranya. Kalau sama-sama ngotot tidak akan menyelesaikan perdebatan mereka.

Gia mendengus. "Kan udah aku bilang, kalau aku gak suka pake rok! Kalo pake rok harus dirangkap celana panjang, ngerti?!" tegas Gia keras kepala. Menguji kesabaran Dio yang semakin dihimpit waktu.

"Gia, kita gak punya waktu lagi. Pokoknya kamu harus pakai gaun ini tanpa celana training! Aku tunggu setengah jam dibawah!" putus Dio tak mau ada bantahan lagi. Kemudian berderap ke luar kamar.

Gia mengerucutkan bibir, sebal. Ditinggal bersama dua pelayan wanita yang siap mendandaninya, karena ketahuilah Gia tidak bisa berdandan. Membedakan alat make up saja tidak bisa.

Tiga puluh menit kemudian, Dio yang sudah berdiri gelisah di lantai utama sambil sekali-kali mengecek jam tangannya, perlahan menoleh ke arah tangga ketika mendengar suara high heels turun. Waktu seolah bergerak lambat saat langkah kaki itu melangkah menuruni anak tangga dengan pelan-pelan.

Penampilan berbeda dari Gia seakan menghipnotis Dio yang terpaku. Ekspresi di wajah dingin itu terlihat sangat langka; terbengong. Cara berjalan Gia benar-benar seperti wanita tulen. Gaun selutut berlengan panjang bermotif batik, dan high heels enam senti berwarna hijau safir mengubah aura bar-bar Gia menjadi bak puteri Mahapatih yang anggun!

Sampai Gia berhenti di hadapannya, pria itu masih belum mengendalikan diri. "Aku terlihat aneh, ya?" Gia mengatakannya dengan raut sedikit murung. Gia tak pernah percaya diri mengenakan style feminin. Ini adalah kali pertama dia betul-betul berpenampilan selayaknya wanita.

"Sepertinya kamu benar," jawab Dio. "Sudah kuduga," desau Gia pasrah. "Oleh sebab itu, bagaimana kalau kita batalkan kehadiran di acara malam ini dan pergi berbulan madu?" Kata-kata Dio sulit dipercaya oleh pendengaran Gia. Cewek itu melongo. Apa dia salah dengar barusan? Atau telinganya sedang bermasalah?

***

lanjut?

avataravatar