1 CP 1 Seorang Pria Payah 

-playlist chapter: everything suck by vaultboy

...

Gary memarkirkan mobilnya sesuai perintah Winola agak jauh dari apartemennya. Gary bahkan harus mengendap-endap untuk masuk ke dalam apartemen lewat jalur belakang. Jalur rahasia yang hanya mereka berdua ketahui.

Satu hal yang membuat Gary bersemangat adalah tindakannya itu sangat mengundang adrenalinnya yang beberapa hari ini sangat lesu menjadi kembali bersemangat. Bermain-main dengan Winola merupakan rutinitas yang sangat menyenangkan. Apalagi saat Winola beraksi ditempat tidur.

Pandangan mata Gary menjadi tidak fokus saat membayangkan rencana gilanya itu. Panggilan mendadak Winola yang mengatakan wanita itu sangat bosan dan butuh hiburan membuat dada Gary bersorak. Instingnya bergemuruh ingin segera bertemu Winola.

"Hai, buka pintunya." pekik Gary lirih.

Tidak ada suara yang membalas. Namun, Gary setia menunggu. Sampai pada akhirnya suara langkah kaki tanpa alas perlahan mendekat. Seorang wanita muda dengan rambut ikat yang hampir pudar membuka pintu rahasia tersebut. Tersenyum enggan kepada Gary yang sudah seperti anjing kelaparan.

"Kamu terlambat lima menit. Dan sebagai hukuman aku meminta tiga ronde." desah Winola, segera menarik kerah baju Gary ke dalam dadanya.

"..."

Seperti seorang pria brengsek dan payah pada umumnya yang lahir ke dunia, Gary sedang memeluk tubuh Winola yang setengah tertidur. Mencium ujung kepala Winola dengan lembut lalu memeluk kembali tubuh wanita disampingnya.

Wanita yang sudah Gary kenal lebih dari tujuh tahun lalu. Wanita yang selalu memanggil Gary sebagai pembangkit energi karena Winola adalah seorang aktris dan akan menjadi hal yang sangat merepotkan jika Winola memiliki sebuah hubungan yang serius.

"Nola, apa kamu benar-benar tidur?" bisik Gary lembut di salah satu telinga Winola.

"Tentu tidak. Aku butuh memejamkan mata sebentar. Hari ini seluruh keluargaku akan mengadakan pertemuan dengan salah satu kawan lama mereka dan aku harus datang. Apa kamu tahu, aku paling benci acara keluarga karena mereka pasti akan selalu berusaha menjodohkan diriku dengan salah satu anak mereka. Itu sungguh kuno." gerutu Winola dari balik selimut.

"Bukankah itu bagus. Setidaknya kamu harus menikah dengan seseorang dan tidak selalu memanggilku untuk memuaskan dirimu?" kekeh Gery setengah hati.

Karena Gary cukup tahu diri jika dirinya tidak cukup layak untuk bersanding dengan Winola. Karena dari segi apa pun Gary sudah kalah telak. Mungkin hanya wajah sedikit tampan yang masih menahan Winola untuk tetap mempertahankan dirinya.

"Lalu, bagaimana dengan dirimu? Kamu rela melepaskan aku dengan pria lain sedangkan kita sudah bersama selama tujuh tahun?" geram Winola tampak tidak senang.

"Aku hanya pria pelampiasanmu saja. Ingat, Nola...aku tidak cukup layak untuk dirimu dan aku sudah cukup senang bisa bersama dengan dirimu selama ini. Menemani dirimu dan melihatmu dari jauh. Saat semua pria hanya bisa menatapmu dengan penuh air liur, aku bisa dengan mudah memilikimu dalam pelukanmu. Jadi, nikmat apa lagi yang harus aku pungkiri?" sahut Gary antusias.

Entah kenapa, Gary sangat bangga dengan prestasi tidak layak untuk ditiru. Karena, baik Gary atau Winola sama-sama tahu jika Gary sudah memiliki istri dan seorang putra yang tampan seperti dirinya. Namun, kecantikan istrinya tidak bisa dibandingkan dengan Winola sang aktris terkenal.

"Kamu terlalu merendah, sayang. Aku menyukai dirimu sejak dulu sebelum aku memiliki banyak hal. Kamu dan hanya karena kamu aku bisa merasakan indahnya dan lengkapnya dunia tanpa harus menikah. Pernikahan itu seperti penjara." kata Winola yang tiba-tiba berdiri lalu berjalan ke kamar mandi.

Gary menatap siluet bagian belakang tubuh Winola yang terkena cahaya lampu kamar. Tatapan Gary berubah sendu. Gary hanya merasa semakin tidak termaafkan. Namun penyesalan yang dia rasakan tidak cukup menyadarkan Gary untuk bertobat.

Seperti Gary sudah tercebur dalam lumpur yang sangat dalam. Terlalu dalam untuk merangkak keluar. Dan terlalu dalam untuk seseorang yang tulus ingin menolongnya.

"Kamu akan mandi sendirian tanpa aku?" teriak Gary malas, tetap berada di tempat tidur dengan menatap langit-langit kamar.

"Aku sudah bilang tadi, hari ini ada perkumpulan keluarga besar dan sebaiknya kamu segera bersiap untuk mengantarku. Sebagai supir kamu harus cekatan jangan sampai orang yang membayar gaji padamu menunggu terlalu lama. Kamu tahu kan aku tidak suka kata terlambat!" seru Winola dari arah kamar mandi.

"Aku tahu. Dan kau juga tidak akan merasakan itu karena kamu membutuhkan waktu satu jam lebih untuk berdandan. Sedangkan aku hanya membutuhkan waktu tidak sampai sepuluh menit untuk membersihkan diri." balas Gary tidak senang.

Jika Winola sudah kembali menjadi Winola Meyer maka wanita cantik itu akan berubah menjadi nenek sihir yang cerewet. Dua sisi yang sangat menggiurkan bagi Gary. Sesuatu yang terlalu sulit untuk Gary tolak karena dirinya hanyalah lelaki biasa yang mudah goyah.

"Bahkan kamu mengingat detail diriku, apa sebaiknya kamu ceraikan saja istrimu dan menikah denganku? Gary, bukankah kamu tidak pernah menyukai anak kecil?" kata Winola yang sudah keluar dari kamar mandi.

Dengan hanya dibalut oleh handuk di atas lutut dan beberapa tetes air yang membasahi bagian depan membuat Gary harus kembali menelan ludah. Waktu untuk mereka bermain-main telah habis dan Gary harus kembali bekerja demi memberikan sedikit uang saku kepada putranya, Leon. Atau sekedar memberi jatah bulanan kepada istrinya, Isana.

"Apa aku harus ikut? Atau lebih baik menunggu di mobil seperti biasa?" tanya Gary sebelum masuk ke kamar mandi.

"Tunggu aku di lobi hotel saja. Aku tidak mau banyak pertanyaan darimu jika kamu harus ikut. Aku hanya akan ke sana sebentar lalu pulang dan kita bisa melanjutkan ronde ketiga yang belum kita lakukan tadi." cetus Winola dari balik kamar ganti yang berisi ratusan baju.

Apartemen Winola yang merupakan aktris muda papan atas cukup besar dan terkesan mewah. Meski Gary sudah sering ke tempat itu, tetap saja Gary tidak habis pikir dengan semua baju atau sepatu atau tas atau dompet atau perhiasan yang mungkin setiap pekan selalu datang yang baru. Kegilaan yang tidak mungkin bisa Gary berikan jika mereka benar-benar tinggal bersama sebagai sepasang suami istri.

"Bagaimana kalau kamu dilamar di acara itu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Gery setelah selesai mandi. Pikiran aneh tiba-tiba terlintas dalam benaknya setelah menjernihkan pikiran dengan air panas.

...

To Be Continue ...

Terima kasih telah membaca CEO Palsu. Bagaimana perasaanmu setelah membaca bab ini? Ada beberapa cara untuk kamu mendukung cerita ini yaitu: Tambahkan cerita ini ke dalam daftar bacaanmu, Untuk semakin meriah kamu bisa menuliskan paragraf komen atau chapter komen sekali pun itu hanya tulisan NEXT, Berikan PS (Power Stone) sebanyak mungkin supaya aku tahu nama kamu telah mendukung cerita ini. Semoga harimu menyenangkan.

avataravatar
Next chapter