20 Bab. 20 Konferensi Pers

Perusahaan Pratama Corporation

Roy mulai mengerjakan semua keperluan untuk melakukan konferensi pers. Mulai dari menyusun susunan acaranya, mengabari beberapa media cetak dan elektronik, membuat pengamanan dan lain sebagainya.

"Tuan Axel untuk acara konferensi persnya 2 hari lagi dari sekarang jam 9 pagi di hotel Snow Dragon" Roy mengirim pesan kepada Axel.

"Baik, tuan Roy saya akan datang tepat waktu" Axel mengirim balasan pesan.

Sebelum Roy memberitahu ke semua orang yang bersangkutan dengan berjalannya acara, Roy sudah terlebih dahulu mengkonfirmasi tanggal dan waktunya ke tuan mudanya. Mengingat nona mudanya sempat pingsan hari ini, takut tak memungkinkan nonanya menghadiri acara tersebut.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Perusahaan Semesta Corporation

Axel yang sudah menerima kabar kapan acaranya dilaksanakan langsung memberitahukan Lisa untuk menyusun jadwalnya ulang di hari tersebut. Lisa yang memang sudah bekerja cukup lama dan terbiasa dengan sistem kerja Axel tak kesulitan untuk menangani dan mengimbangi cara kerja Axel yang sangat perfeksionis.

Lisa sudah kembali ke ruangannya, menunda ataupun membatalkan jadwal yang sudah ada. Lisa mulai memilih mana klien yang paling penting sama yang bisa dibatalkan jadwalnya hari itu. Lisa menghubungi satu per satu perusahaan yang memang hari itu ada jadwal janji bertemu dengan tuan Axel. Setelah semua selesai di konfirmasi dan disusun ulang jadwalnya hari itu, Lisa baru mulai mengerjakan pekerjaannya yang terbengkalai hari ini.

Axel yang berada di ruangannya mempelajari semua dokumen yang menumpuk di atas mejanya dan menandatangani dokumen yang memang bisa dia tandatangani tanpa harus ditandatangani tuan Raksa.

Waktu berlalu begitu cepat dan tak terasa waktu sudah menunjuk jam 5 sore, Axel yang melihat waktu di arloji yang melingkar di pergelangan tangannya langsung merapikan semua berkas yang sudah ditandatangani dan yang memang harus di bawa pulang untuk diserahkan ke papanya.

Axel bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Axel belum mengetahui apa yang terjadi hari ini, karena dia sibuk dengan banyak pekerjaan. Axel keluar dari ruangannya dan bertemu dengan Lisa di depan lift.

"Selamat sore, tuan" ucap Lisa

"Selamat sore, Lisa. Apa semua jadwal yang dirombak itu sudah selesai atau masih ada yang digantung" tanya Axel

"Semua sudah selesai tuan, ada beberapa tetap saya buat di hari tersebut hanya jam saja yang diubah dan ada juga beberapa yang saya batalkan untuk hari tersebut tapi sudah saya buatkan jadwal ulang dilain waktu " jelas Lisa singkat.

"Baik, kalau begitu Lisa.

Lift sudah sampai lantai lobby gedung dan mobil Axel sudah terparkir cantik di depan pintu lobby utama.

"Lisa, saya duluan pulang kalau begitu" ucap Axel berpamitan.

"Baik, tuan hati-hati dijalan" balas Lisa.

Mobil yang dikendarai Axel sudah keluar dari area perkantoran dan mulai membelah jalan ibu kota dan masuk ke jalanan yang mulai macet.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mansion Tuan Elang

Elang yang tertidur bersama Via setelah insiden tadi siang. Mulai menggerakkan tubuhnya tapi tak mau melepas pelukannya dari tubuh Via.

"Ehm, Via sudah jam berapa sekarang" Elang bertanya dengan suara serak khas orang bangun tidur tapi tetap dengan posisi yang mencari posisi nyaman di ceruk leher Via.

Via yang ditanya pun langsung kaget dari lamunannya tadi. Via sudah terbangun dari tadi tapi tak bisa bangun karena Elang yang memeluknya sangat erat setiap Via berusaha melepaskan pelukannya Elang akan semakin erat memeluknya.

"Su-dah jam 5 sore, kak. Mmm, kak boleh lepaskan pelukannya. Via ingin sholat" Via mencoba beranikan diri untuk bertanya.

"Baiklah aku lepaskan sekarang tapi jangan harap nanti malam, hmm" ucap Elang seakan menggoda Via.

Via yang mendengar Elang berucap seperti itu, membuat wajahnya sudah merah bak tomat matang dan langsung melarikan diri ke kamar mandi setelah Elang melepaskan pelukannya tanpa berani melihat ke arah Elang.

Elang yang melihat wajah Via yang seperti tomat matang langsung tersenyum. Senyum yang sudah lama tak pernah terlihat dan terpancar dari wajahnya. Setelah Via selesai melakukan kewajibannya, Via diminta menghampiri Elang yang duduk bersandaran di kepala tempat tidur.

"Via apa ini masih sakit wajahnya" tanya Elang lembut.

"Sudah tidak, kak" ucap Via lirih dan menundukkan wajahnya

Elang memegang pipi yang tadi ditampar tuan Raksa. Apa yang Via ucapkan tak sesuai dengan kenyataan.

"Sudah tak sakit apanya, Via. Kau saja langsung meringis sakit saat aku sentuh pipinya" Elang penuh penekan disetiap kata yang dia ucapkan.

"Ayo kita mandi bersama, biar menghemat waktu, bukankah sebentar lagi magrib" ucap Elang menyeringai penuh kelicikan saat berucap seperti itu.

Via yang memang tak tau maksud dari ucapan Elang hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.

Elang yang begitu semangat saat Via sudah setuju langsung turun dan membawa Via langsung ke kamar mandi. Elang mulai membantu Via membuka bajunya semua dan setelah itu Elang baru membuka bajunya. Elang langsung membawa Via masuk ke bathup dan mulai menjalankan tipu muslihatnya ke Via.

Elang pertama-tama mulai membasuh tubuh belakang Via dengan busa, dan tangan satunya mulai meraba tubuh Via yang bagian depan. Via yang belum menyadari hal itu hanya diam saja.

Elang yang sudah bergairah mulai meremas dan memilin payudara Via serta mengecup pundak Via yang mulus. Elang meminta Via berubah posisinya untuk menghadap dirinya. Saat Via berubah posisi, Elang langsung membuang air yang ada di dalam bathup dan menyalakan shower yang ada di atasnya. Elang mulai mencium bibir Via dan memperdalamnya setelah puas, Elang mulai turun ke leher dan memberi tanda di situ terus turun ke bawah di bagian dada pun tak luput dari tanda pemilikkan yang Elang buat. Elang melihat bukit kembar milik Via yang sudah dua kali dia hisap setiap tidur membuatnya tambah bergairah. Karena hampir dua hari dia tak bisa melepaskan hasrat birahinya. Elang mulai memilin puting payudara Via kembali dan menghisap kuat puting payudara yang satunya lagi tangan yang bebas satunya mulai berjalan kebagian bawah milik Via. Via mulai mendesah saat Elang menghisap begitu kuat seakan-akan kelaparan dan sesekali menarik dan menggigit puting payudaranya.

"Aaahhhhh" satu desahan keluar dari mulut Via dan itu bagaikan lagu yang Indah terdengar di telinga Elang.

"Sebut namaku, Via sayang" ucap Elang yang masih tersulut gairah.

"Aaahhhh, Kak… Vi.. Via pe….ngen pi….pis" ucap Via tersengal karena ulah Elang yang masih asyik bersenang-senang dengan kedua bukit kembar Via dan tangannya yang bermain di bawah tubuh Via.

"Kau keluarkan saja disini" jawab Elang yang makin kuat menghisap dan memilin puting payudara Via secara bergantian dan sesekali meremasnya dengan kuat juga tangannya yang sudah mulai masuk ke milik Via.

Via yang diperlakukan seperti itu lebih lembut dan hangat dari malam pertamanya berulang kali mengeluarkan cairan yang kental di bagian bawahnya. Elang yang sudah puas bermain dibukit kembar langsung beralih kebagian bawah dan meminta Via untuk memasukan juniornya ke milik Via. Elang mengajari Via untuk melakukan itu. Via mulai memompa tubuhnya naik turun diatas tubuh Elang. Elang merasakan kepuasan tersendiri saat Via melakukan itu karena seluruh juniornya masuk sepenuhnya ke dalam milik Via. Elang meminta Via berganti posisi yang lain dan Via menurutinya tanpa mengeluh atau menolaknya. Elang melakukan itu dengan batas waktu yang tak sesuai dengan ucapannya diawal.

Elang menyudahi bercintanya setelah waktu menunjukkan waktu makan malam. Elang yang melihat Via sudah menggigil karena tersiram air hampir dua jam pun tak tega melihatnya. Via langsung menuju ruang ganti dan sholat di sana. Elang yang keluar duluan langsung memberi perintah pada pak San untuk mengantarkan makan malamnya ke kamarnya saja.

Elang masuk kembali ke ruang ganti dan melihat Via sedang memilih baju tidur. Elang yang melihat itu pun langsung menghampiri Via dan memeluknya dari belakang.

"Terima kasih sudah mau melayani ku begitu lama di kamar mandi tadi" ucap Elang berbisik di telinga Via dan mencium pipinya.

"Sebenarnya aku ingin kamu memakai baju lingerie tapi aku tak tega melihat kamu kedinginan seperti ini. Jadi kamu pakai piyama lengan panjang dan jangan memakai pakain dalam bagian atasnya, mmm" ucap Elang yang bermanja dan menyandarkan dagunya di pundak Via

"Kenapa , kak" tanya Via polos

avataravatar
Next chapter