18 Bab. 18 Permasalahan 2

Perusahaan Pratama Corporation

Elang yang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen-dokumen yang harus dipelajari dan ditandatangani harus berhenti sebentar karena ada telpon masuk.

"Kenapa ada telpon masuk dari rumah. Apa terjadi sesuatu sama Via atau ada hal yang sangat penting" Elang berbicara dalam hatinya saat melihat nomor rumahnya menghubunginya. Elang langsung menekan tombol warna hijau untuk menjawab telepon masuknya

"Selamat siang, tuan" ucap penjaga rumah

"Hmm, ada apa" ucap Elang singkat.

"Tuan, ada tamu yang mengaku papanya nona muda dan ingin bertemu dengan nona sekarang. Beliau masih di depan gerbang" jelas penjaga yang menghubungi Elang.

"Berikan dia izin masuk" Elang memberikan perintah setelah melihat dari CCTV rumah yang menyambung ke laptop kerjanya.

"Baik, tuan" penjaga langsung menjawab perintah yang diberikannya.

Elang kembali lagi mengerjakan semua pekerjaannya yang tadi sempat tertunda karena menjawab telepon masuk ke ponselnya. Saat Elang sedang fokus dengan pekerjaannya ada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya.

Tok tok tok

"Masuk" Elang menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan dokumen dan laptop.

"Tuan ada masalah…..." ucap Roy.

"Masalah apa Roy, apa ada kebocoran rahasia perusahaan atau apa. Jelaskan yang benar" tanya Elang dan langsung menatap Roy dengan tajam.

"Tuan, aku kan belum selesai mengucapkannya kenapa sudah dipotong langsung" ucap Roy di dalam hati sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Roy, kenapa kamu diam saja malah menggaruk kepala kamu itu. Saya butuh penjelasan bukan ingin lihat kamu diam disitu seperti patung, hah" hardik Elang yang sudah kesal melihat Roy malah melamun dan tak langsung jawab dengan pertanyaan Elang.

"Maaf, tuan. Saya melihat forum kampus Universitas Harapan Mulia tempat nona kuliah. Di forum itu sedang ramai memperbincangkan tentang video nona yang keluar hotel dengan pria. Video tersebut sama dengan video yang kemarin ruan lihat di ponsel nona Tia. Tak lama saya selesai melihat forum kampus, pihak kampus menghubungi saya untuk memberitahu perihal tersebut. Mereka menanyakan bagaimana menyikapi masalah tersebut dan keputusannya, karena pihak kampus ingin mendengar keputusan dari tuan yang merupakan orang nomor satu di kampus sekaligus donatur terbesar di kampus selain itu mereka pun tahu jika nona Via sudah resmi menjadi istri tuan" ucap Roy menjeda kalimat selanjutnya tapi keburu dipotong oleh ucapan Elang.

"Apa hubungannya dengan donatur terbesar itu Roy, hah. Bukankah dana itu diberikan untuk calon mahasiswa yang dapat undangan dari pihak kampus milik kita yang langsung dapat beasiswa tanpa seleksi lagi dan mahasiswa yang mendaftar di kampus milik kita yang ingin mendapatkan beasiswa.Apa hubungannya dengan Via, hah" hardik Elang emosi yang mendengar Roy bicara seperti itu.

"Maaf, tuan pihak kampus menanyakan itu karena nona Via mendapatkan beasiswa dari jalur undangan. Mereka ingin menghentikan beasiswa nona Via tapi mereka ingin minta pendapat anda, tuan. Mereka tak ingin salah dalam mengambil keputusan. Video tersebut sudah menyebar ke media sosial. Pihak kampus sudah menutup forum yang menggugah video tersebut dan sedang diselidiki dan akan diambil tindakan jika sudah selesai nantinya. Mereka minta waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut, tuan" Roy menjelaskan lebih detail lagi agar tak salah paham.

"Kita pulang sekarang, untuk beasiswa punya Via tak perlu dicabut karena video itu tak benar bilang ke pihak kampus"

jawab Elang berjalan menuju lobby perusahaan.

"Kenapa Via mau menerima undangan beasiswa kalau sebenarnya keluarganya mampu membayar biaya kuliah" lanjut Elang bertanya pada Roy setelah di dalam mobil.

"Nona Via berbeda dengan nona Tia, tuan. Apapun yang nona Tia minta akan langsung dikabulkan oleh tuan Raksa dan istrinya tapi untuk nona Via dia harus usaha sendiri jika ingin sekolah di tempat yang nona inginkan termasuk sampai kuliah, tuan" ucap Roy.

"Kenapa seperti itu" tanya Elang

"Saya juga kurang tau alasannya kenapa, tuan" jawab Roy.

"Kamu selidiki lebih dalam lagi tentang keluarga Prayuda terutama tentang Via" perintah Elang

"Baik, tuan" jawab Roy.

Selama di dalam perjalanan dari kantor menuju mansion tak ada lagi terdengar pembicaraan selain suara mesin mobil.

Elang yang sesekali melihat jalan raya yang menuju mansionnya menghidupkan CCTV di layar ponselnya untuk memantau keadaan Via.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mansion Elang Sastra Pratama

Elang yang tak lepas melihat ponselnya melihat keadaan mansionnya langsung marah, menatap tajam pada layar ponsel dan mengepalkan tangannya. Roy yang melihat dari kaca spion tengah tempat tuannya duduk.melihat seperti itu. Roy langsung menambah kecepatan tinggi saat sudah memasuki daerah komplek perumahan elit dan langsung membawa mobil menuju rumah utama.

Saat elang turun dari mobil mendengar suara Via yang menangis dan bertanya pada papanya. Elang langsung menangkap tangan tuan Raksa yang akan melayangkan tangannya ke wajah Via.

"Apa yang kau lakukan pada istriku, hah" bentak Elang.

"Kenapa kau menampar Via, bukankah kau sudah menyetujui semua persyaratan yang aku berikan saat kau ingin putrimu jadi pelunas utang dan di jual sebagai pelancar bisnismu itu dan itu secara tertulis sebelum kau menyerahkan putrimu untuk dinikahi oleh aku, tak akan ikut campur atau mengusiknya lagi. Apa pun yang aku lakukan padanya itu bukan urusanmu lagi, mau aku menyiksanya sampai mati atau yang lainnya, kau tak bisa ikut campur lagi tentang nasib putrimu yang sudah aku nikahi dan aku beli sesuai dengan syarat yang aku ajukan waktu itu. Apa kau sudah lupa perjanjian itu, hah" hardik Elang di depan wajah tuan Raksa sambil menarik kerah bajunya.

Tuan Raksa diam memucat dan lemas mendengar ucapan Elang tersebut. Via yang mendengar ucapan Elang tadi hatinya begitu sakit mendengar kenyataan kalau papanya tega menjual putri kandungnya sendiri demi keuntungan pribadinya dan melunasi utang kepada tuan Elang. Air mata Via mengalir deras dan tak bisa dibendung lagi setelah apa yang dia dengar dari ucapan yang lolos begitu saja dari mulut Elang tentang itu semua.

"Kenapa papa tega melakukan aku seperti ini. Aku bukan barang yang bisa dijual sesuka hati. Aku punya perasaan, kenapa tak dihargai sama sekali dari dulu aku kecil. Jika aku tahu seperti ini lebih baik dulu aku menyusul nenek Lia saja atau saat tuan Elang menyiksaku waktu itu" batin Via menjerit dan menangis meratapi nasib hidupnya yang tak bahagia dari dia kecil setelah nenek satu-satunya meninggal dunia.

Via yang tak sanggup mendengar kenyataan tersebut pandangannya langsung gelap dan semua berputar-putar dan akhirnya dia pingsan begitu saja. Roy yang melihat nonanya pingsan langsung memberitahu tuannya yang sedang marah kepada tuan Raksa. Elang langsung mengalihkan perhatiannya ke Via dan mengangkatnya membawa masuk ke dalam lift agar cepat sampai ke dalam kamar.

Pak San yang melihat bosnya panik dan membawa nona mudanya ke kamar atas langsung menghubungi dokter pribadi keluarga. Roy yang melihat memang sudah tau apa yang harus dia lakukan langsung meminta tuan Raksa duduk kembali untuk menunggu tuannya kembali ke ruangan ini.

Tak butuh waktu lama dokter pribadi keluarga yang bernama Rendi Setiawan datang ke rumah Elang, dokter yang umurnya lebih tua dari Elang 20 tahun. Pak San langsung mengarahkan ke atas menuju kamar tuan mudanya.

Tok tok tok

"Masuk" ucap Elang dari dalam kamar sambil merapikan selimut yang dia pakaikan ke Via.

"Tuan, dokter Rendi sudah datang" jawab pak San.

"Hmmmm" hanya deheman yang keluar dari suara Elang

Dokter Rendi langsung bergerak cepat memeriksa Via, mengecek tekanan darahnya, denyut nadi serta jantungnya. Setelah selesai pemeriksaan, dokter Rendi merapikan kembali peralatannya.

"Elang, istrimu tak apa-apa. Dia hanya kelelahan dan jangan buat dia banyak pikiran atau apapun yang membuat dia tertekan. Biarkan dia istri, jangan ganggu dia dulu. Kau itu harus pelan-pelan jangan ganas melakukannya, istrimu masih muda jadi kau harus membimbingnya dan jangan kau sakiti" ucap dokter Rendi menjelaskan dan memberi nasehat.

"Ada apa sebenarnya yang terjadi jika paman boleh tahu. Apa benar yang beredar di sosial media itu" tanya dokter Rendi

"Elang juga tak tahu pastinya kenapa Via bisa pingsan begitu. Kalau untuk yang di sosial media itu tidak benar, paman. Waktu itu Elang melihat video itu di ponsel seseorang pas di hari pernikahan, merasakan marah dan kecewa serta Elang pun menyiksa Via setelah acara pernikahan selesai. Ternyata apa yang ada di video itu salah, Elang adalah orang yang pertama menjamah tubuhnya dan mendapatkan keperawanannya. Pria yang ada di video itu adalah kakaknya Via, Axel Prayuda setelah diselidiki" jelas Elang kepada dokter Rendi.

"Lain kali jangan langsung bertindak jika belum kamu selidiki lebih dulu kebenarannya , nanti kamu sendiri yang akan menyesal. Kalau begitu kamu harus bersyukur karena kamu jadi orang pertama dalam hidupnya, walaupun dia bukan yang pertama dalam hidupmu. Jangan sia-siakan dia, Elang. Karena mencari wanita yang masih menjaga kesuciannya dan diberikan kepada suaminya itu sangat langkah zaman sekarang, kamu mengerti Elang" dokter Rendi memberi nasehat terhadap Elang, baginya Elang adalah anaknya.

"Iya, paman. Elang mengerti mencari wanita seperti Via di zaman sekarang betul kata paman sulit bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami" ucap Elang membalas nasehat dokter Rendi.

"Ya, sudah. Biarkan istrimu istirahat dulu jangan diganggu. Jangan sampai lupa pesan paman tentang kondisi istrimu tadi" ucap dokter Rendi

"Baik, paman" jawab Elang.

Elang dan dokter Rendi keluar dari kamar bersamaan dan menuju tangga yang akan mengantarkan ke lantai bawah. Setelah kepergian dokter Rendi, Elang menatap tajam ke arah tuan Raksa

avataravatar
Next chapter