7 Bab.  7 Persiapan Pernikahan

Roy yang sedang sibuk dengan urusan kantor ditambah lagi dengan mempersiapkan pernikahan tuan mudanya. Roy mulai menghubungi WO yang terkenal untuk membantunya menangani keperluan pernikahan Elang yang akan berlangsung 2 minggu lagi. Roy membuat janji temu setelah mengetahui kapan acara akan diselenggarakan. 

Roy menuju ruangan Elang bersama wakil dari WO yang kemarin ditunjuk untuk menghandle keperluan pernikahan Elang dan Via nantinya. 

Tok tok tok tok

"Masuk" Elang memberi izin tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop yang dilihatnya. 

"Tuan,  wakil WO yang akan menghandle acara pernikahan sudah datang" Roy memberitahu dan menjelaskan maksud kedatangannya.  

"Hmmm,  baik.  Silahkan duduk dulu" jawab Elang tetap fokus ke layar laptopnya. 

"Mari,  silahkan duduk dulu menunggu tuan Elang" Roy mempersilahkan mereka duduk di sofa di ruangan itu. 

"Terima kasih,  tuan" jawab Andi salah satu wakil dari WO

Elang bangkit dari singgasananya dan melangkah menuju sofa tunggal yang ada di ruangan itu. Elang duduk dengan santai tapi tetap terlihat berwibawa. 

"Apa yang perlu di bantu" tanya Elang tanpa basa basi langsung ke intinya. 

"Maaf tuan jika kedatangan kami mengganggu. Kami ingin menanyakan untuk konsep pernikahan seperti apa,  agar kami mempunyai bayangan untuk mempersiapkan semuanya" jawab Andi

"Untuk masalah itu aku ingin pernikahan termewah dan untuk para media massa disediakan ruangan khusus saat acara akan berlangsung.  Untuk detailnya konsepnya seperti apa, kalian bisa menanyakan ke calon istri saya nanti dan Roy yang akan membantu kalian" jawab Elang

"Baik,  tuan kami mengerti. Kalau begitu kami pamit undur diri" pamit wakil WO bersamaan. 

Roy mengantar mereka sampai depan lift. Setelah lift tertutup Roy kembali lagi ke ruangan Elang untuk membahas masalah pernikahan. 

"Roy,  untuk masalah persiapan dan lain-lain kamu yang atur sampai hari acaranya" Elang memerintahkan Roy bertanggung jawab penuh untuk semua persiapan sampai selesai. 

"Baik,  tuan. Untuk cincin nikah serta fitting baju bagaimana? " Roy bertanya untuk memastikan semuanya. Jika Elang sendiri yang akan mencari cincin nikah dan fitting berarti berarti ada jadwal yang harus digeser atau paling parahnya dibatalkan. 

"Kau masukan di agenda saja cari waktu yang kosong atau sedikit lenggang, jika memang bisa tak perlu mengganggu jadwal yang sudah dibuat" ujar Roy dengan tegas

"Baik,  tuan akan saya masukan ke agenda" jawab Roy tanpa dengan tegas. 

Roy meninggalkan ruangan Elang setelah semua sudah selesai dibahas. Dia memasuki ruangannya untuk mengecek jadwal yang sudah ada. 

Elang masih duduk di sofa yang tadi didudukinya,  menyandarkan kepalanya di sofa untuk melepas lelahnya sejenak. Setelah dirasa cukup,  Elang pun melangkah menuju singgasananya kembali melanjutkan pekerjaan yang masih banyak harus diperiksa. 

Tiba saatnya waktu menunjukan untuk makan siang. Roy melangkahkan kakinya menuju ruangan Elang. 

Tok tok tok

"Masuk" jawab Elang yang sedang serius memeriksa laporan keuangan. 

"Tuan,  waktunya makan siang. Mau makan di ruangan atau di restoran seperti biasanya" Roy mengingatkan dan menanyakan Elang perihal untuk makan siang. 

"Kita makan di luar saja" jawab Elang tegas sambil merapikan jas yang dia gunakan. 

Elang dan Roy keluar dari ruangan CEO menuju lift  yang membawa mereka ke lobby utama karena mobil sudah siap beberapa menit yang lalu. 

Saat keluar dari lift dan menapaki kakinya di lantai dasar semua mata menatap mereka dengan pandangan penuh cinta dan damba,  apalagi melihat wajah sang CEO yang bisa dibilang sangat sempurna. 

Roy mengemudikan mobil menuju restoran yang biasa mereka datangi setiap makan siang atau menjamu para investor. 

Mereka tiba di restoran tersebut langsung disambut hangat dan diantarkan ke tempat biasa mereka berada di jika datang ke restoran tersebut tanpa memperlihatkan member VVIP. 

Elang memesan makanan seperti biasanya begitu juga dengan Roy.  Elang membuka layar ponselnya untuk mengecek email yang masuk dan pekerjaan yang memang masih bisa dikerjakan lewat ponsel. 

Makanan yang dipesan oleh mereka tiba,  Elang memasukan kembali ponselnya ke dalam jasnya. 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Perusahaan Semesta Corporation 

Axel yang telah kembali dari makan siangnya di rumah melangkahkan kakinya menuju lift untuk menuju ruangannya dan setiap karyawan yang melihatnya langsung memberikan salam sebagai tanda penghormatan.  

Setelah sampai di lantai 20, Axel langsung keluar menuju ruangannya berada di lantai tersebut. Saat sampai di depan meja sekertarisnya,  Axel diberitahu untuk menghadap CEO. 

"selamat siang,  pak. Tuan Raksa menitip pesan tadi jika tuan Axel sudah kembali dari makan siangnya diminta menemuinya" ucap Santi memberitahukan pesan untuk Axel. 

"Hmmm. Jika ada yang ada mencari saya minta mereka menemui saya nanti" kata Axel tegas. 

"Baik,  tuan" jawab Santi dengan lugas. 

Axel berbalik arah menuju ruangan CEO untuk menanyakan perihal masalah apa yang  terjadi sehingga sang papa mencarinya. Setibanya Axel di meja sekretaris papanya langsung menanyakan keberadaan sang papa ada di dalam atau tidak. 

"Siang,Rei. CEO ada di ruangannya atau tidak?" tanya Axel kepada sekertaris papanya yang bernama Reinata

"Siang,  tuan Axel. Tuan Raksa ada di dalam sudah menunggu kedatangan tuan dari tadi. Silahkan masuk" jawab Rei

"Hmmm" ucap Axel. 

Tok tok tok

"Masuk" tuan Raksa menoleh ke arah pintu melihat siapa yang akan masuk ke ruangannya. 

"Santi memberitahu Axel kalau papa mencari Axel. Apa ada masalah yang penting, pa?" tanya Axel 

"Bukan masalah terlalu penting sebenarnya. Papa ingin membicarakan tentang kerjasama perusahaan milik kita yang waktu itu diajukan ke perusahaan Pratama Corporation sudah setujui" tuan Raksa memberi penjelasan  tentang perihal mencarinya. 

"Bagaimana bisa,  pa?  Bukankah perusahaan itu sangat sulit ditembus untuk menjalin kerja sama" Axel bertanya dengan dengan penasarannya. 

"Kau juga akan tau nantinya,  kenapa bisa kita menjalin kerja sama dengan perusahaan itu" tuan Raksa seakan memberi teka-teki untuk Axel saat ini. 

"Papa tak ingin menjelaskan caranya ke Axel,  biar Axel paham kenapa bisa seperti itu" tanya Axel penasaran. 

"Saat ini papa tak ingin menjelaskannya,  nanti saat kamu tau sendiri dengan pasti kamu akan mengerti tanpa harus dijelaskan lagi" ucap tuan Raksa sambil menepuk pundak Axel yang masih binggung dengan ucapan sang papa. 

Axel bangkit dari sofa yang didudukinya menuju ruangan pribadinya. Saat berjalan menuju ke ruangannya Axel melamun dan memikirkan semua ucapan papanya yang tak masuk akal itu. 

"Bukankah semua perusahaan yang mengajukan proposal kerjasama ke perusahaan Pratama Corporation itu melalui seleksi dan pengawasan yang ketat. Kenapa perusahaan Semesta Corporation dengan mudah menjalin kerjasama.  Apa yang sebenarnya papa lakukan sehingga membuat perusahan itu mau menjalin kerjasama? " batin Axel bertanya dan memikirkan semua itu.

Axel menanyakan ke sekretarisnya perihal ada yang datang mencarinya atau tidak sebelum masuk ke dalam ruangannya. Setelah memastikan tidak ada yang mencarinya selama dia pergi menemui papanya tadi.

 Axel melangkahkan kakinya menuju meja kerja. Axel mencoba fokus mengerjakan dan mengecek semua dokumen yang harus di proses dan meminta persetujuannya. 

Axel kembali termenung memikirkan Via saat matanya tak sengaja menangkap foto yang terletak di atas meja kerjanya. Axel mencoba menebak kembali siapa yang akan menikah dengan adiknya itu tetapi semuanya tak masuk akal baginya. Karena dia sempat berpikir kalau adiknya akan menikah dengan CEO dari Pratama Corporation. Dia coba menepis dan memikirkan hal yang lainnya lagi, karena tak menemukan titik terang juga dengan siapa Via akan menikah akhirnya Axel memutuskan untuk melangkah menuju lemari pendingin yang ada di ruangan tersebut.

avataravatar
Next chapter